Umi Samsul Hidayati

Guru di MTsN 6 Jombang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ketika Cinta Harus Pergi
https://www.google.co.id/search?q=logo+apkgm&safe=strict&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=buxKwGoILWBiRM%253A%252C6nTThfYVwOAOBM%252C_&usg=AI4_-kSIk22BoID6wMMAGtSQ9GpKnicSBA&sa=X&ved=2ahUKEwj1nOqVo5DfAhVBNY8KHd3tD54Q9QEwBHoECAAQDA#imgrc=buxKwGoILWBiRM:

Ketika Cinta Harus Pergi

ليس الحب أن نبقى دائما بجانب من نحب ولكن الحب أن نبقى في قلب من نحب

"Laisal hubbu a'n nabqo daaiman bi jaanibi man nuhibbu, wa laakinnal hubbu an nabqo fie qolbi man nuhib." Artinya: Cinta bukan berarti kita selalu berada di sisi orang yang kita cintai... Tapi cinta itu adalah tatkala kita berada dalam hati orang yang kita cintai. (http://katabijak211.blogspot.com/2016/12/makna-kata-mutiara-cinta-dalam-bahasa_8.html?m=1)

Sengaja saya mengutip kata bijak berbahasa Arab untuk menggambarkan yang terjadi hari ini. Seusai pelaksanaan upacara rutin dihari Senin, pak Pri-begitu biasa kami menyapa bapak Waka Kesiswaan- meminta waktu sejenak untuk mbak-mbak UW berpamitan setelah mengabdi di madrasah kami kurang lebih satu tahun. Mbak-mbak UW adalah sapaan anak-anak murid kami kepada para siswa yang melakukan pengabdian dimadrasah kami. Perasaan syahdu, sendu, tapi tidak merayu, menggelayut di hatiku. Pak Pri memberikan waktu salah seorang dari mereka untuk menyampaikan kata pamitan dengan menyodorkan mikrofon. Karena kondisi badan saya kurang sehat saya memutuskan mengikuti dari dalam ruang kelas terdekat sehingga saya tidak bisa menyaksikan apa yang terjadi dilapangan, saya hanya menyimak sambil menyandarkan kepala di bangku siswa yang berada di baris paling depan. Salah seorang siswa -Aqila- memimpin melantunkan do’a dan shalawat dan tiba-tiba tangisan pecah dan membuat lantunan do’a terputus-putus. Teman-teman yang ada disekitarnya pun saling terikut terisak, tanda kesedihan yang mendalam dari anak-anak atas berpamitnya -mbak-mbak UW.

Setelah pemandangan saling bertangisan dilapangan usai, saya menuju ruang guru menyiapkan hasil PAS (Penilaian Akhir Semester) . Tiba-tiba teman operator ARD (Aplikasi Rapor Digital) mendekati saya dan menyampaikan beberapa poin tentang kendala mengoperasikan aplikasi baru ini. Sambil menunggu ARD yang belum juga kelar, saya mencoba googling, mencari ungkapan yang sesuai untuk menggambarkan perasaan banyak orang di madrasah kami ketika 4 orang pelajar -mbak Iza, mbak Neni, mbak Fita dan mbak Ella, berpamitan pertanda masa pengabdiannya sudah berakhir, untuk persiapan mengikuti Ujian Nasional. Dan alhamdulillah saya mendapatkannya dengan makna yang sangat mendalam. Selama satu tahun empat orang pelajar ini bersama kami di madrasah mengijuti kegiatan apa saja yang mendukung pengembangan pembelajaran terutama kegiatan pembiasaan. Hampir setiap hari mereka terlibat dalam kegiatan seperti hari Senin ada upacara bendera, Selasa pagi ada Muroja’ah mata kegiatan hafalan surat-surat pendek dari Alqur’an, juga hari Rabu, Kamis, dan Sabtu ada kegiatan shalat dluha dan do’a khotmil qur’an. Serangkaian kegiatan yang berlangsung setiap pagi di madrasah tersebut cukup bisa mewakili perasaan betapa intensifnya mereka menyatu dengan kami selama ini. Kegiatan demi kegiatan inilah yang menumbuh rasa saling memberi kebermanfaatan, sehingga ketika ada yang tidak masu seorang saja pasti ditanyakan, kenapa, kemana, ada acara apa, sama siapa.. he..he.. jadi kepo karena sayangnya. Kata orang jawa ‘witing tresno jalaran soko kulino’, artinya rasa cinta atau sayang yang muncul karena terbiasa bertemu nyaris setiap hari. Ya.. bertemu setiap hari, saling sapa, saling canda, saling bercerita, saling bekerjasama, bahkan saya yang termasuk sering minta bantuan. Begitu pula dengan anak-anak, maksud saya para siswa kami dimadrasah, mereka sudah merasa mendapatkan suasana nyaman bersahabat, mafhum ya..usia mereka tidak terpaut jauh.

Menjelang siang, mbak-mbak UW itu masuk keruang guru dan sekali lagi berpamitan pada kami. Telah tiba saatnya untuk melepas mereka demi melanjutkan belajarnya. Bertemu dan berpisah adalah proses hidup yang lumrah terjadi. Kami saling bejabat tangan, bercipika-cipiki. Saya tidak mau melewatkan momen yang terbatas ini untuk mengambil gambar bersama mereka. Harapan saya pertemuan boleh berakhir, tapi jalinan silaturrahim harus tetap berlanjut. Melihat wajah-wajah tulus mereka, tak kuasa hati untuk berdiam diri, saya mentautkan wajah-wajah mereka dalam sebuah kolase yang indah untuk sesekali bisa kulihat lagi agar terurai kenangan-kenangan baik bersama. Dan saatnya saya melepas mereka dengan do’a: “Semoga kebaikan dan pengabdianmu berbalas cinta dan sayang selamanya . Semoga sukses mbak-mbak UW. Amin.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post