Umi Samsul Hidayati

Guru di MTsN 6 Jombang...

Selengkapnya
Navigasi Web
Mata Kamera (3): Sabtu Yang Padat
http://goo.l/sq1iGt

Mata Kamera (3): Sabtu Yang Padat

1. Shalat Dluha

“Silakan, untuk shaf putra paling depan..dipenuhi dulu terutama kelas IX.. Ayo anak- anak diluruskan shafnya..”, begitu bapak waka kesiswaan itu mengulang-ulang kalimat supaya dimengerti dan laksanakan oleh jamaah di mushala Al-Ikhlas di are MTsN 6 Jombang. Dilanjutkan dengan mengumancangkan kalimah-kalimah thayibah: syahadat, tasbih, tahmid, dan tahlil berulang-ulang. Saya pun bergabung dengan bapak ibu guru untuk mengondisikan shaf dan suasana agar shalat dluha bisa segera didirikan dengan tertib. Suara kalimah thayibah itu masih menggema.. dan berikutnya bapak waka kesiswaan menyampaikan beberapa hal terkait kegiatan hari ini, juga mengingatkan kembali kepada para siswa yang masih mempunyai tanggungan tugas untuk segera dikumpulkan kepada bapak ibu guru masing-masing, diingatkkan juga tentang kegiatan pembinaan oleh petugas dari Unit PPA Polres Jombang. Setelah dirasa cukup, shalat dluha pun didirikan, dan yang bertindak sebagai imam adalah bapak Abdul Malik, M.PdI., tidak lama, hanya 4 rakaat dan dilakukan dengan 2 rakaat salam. Para siswa mengikutinya meskipun ada beberapa siswa yang ketinggalan dan melengkapinya secara munfarid. Sering diingatkan bahwa shalat dluha didirikan bersama tatapi tidak berjamaah, sehingga setiap orang menyempurnakan bacaan shalatnya sendiri. Hanya pada bagian do’a setelah shalat dipimpin oleh imam. Alhamdulillah kegiatan lancar.

2. Do'a Khotmil Qur'an

Bersambung dengan shalat dluha, adalah pembacaan do'a khotmil qur'an. Kok, hanya do'a? Membaca Al Qur'annya kapan? Iya, dimadrazah kami dilaksanakan kegiatan membaca Qur'an setiap guru dan karyawan khotam 1 juz dengan waktu 1 minggu. Do'a dibacakan setiap Sabtu bersambung dengan shalat dluha bersama para siswa. Pantauan bagi yang sudah khotam dilakukan dengan sharing dalam WA grup Forum Sillaturahim. Alhamdulillah sudah sampai pada putaran yang ke-65 dan ini merupakan yang terakhir sebelum libur akhir semester ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Berharap rahmat Allah dan keberkahan dari membaca Al Qur'an. Allahummarhamnaa bil qur'aan. Aamiin.

3. Pembinaan Unit PPA Polres Jombang

Masih bertempat di Musola Al Ikhlas, para siswa mengikuti pembinaan dan penyuluhan tentang dampak kenakalan remaja. Dengan dipandu bapak Iwan Zumadi, shaf duduk siswa dirubah menjadi berhadap-hadapan untuk keperluan setting forum. Siswa putra yang awalnya mengahadap ke barat diputar menghadap ke timur supaya bisa mengikuti arah nara sumber. Setelah setting posisi duduk selesai pak Iwan -begitu kami biasa memanggil- mempersilakan ibu Retno mengambil posisi tepat ditengah. Beliau adalah petugas dari Unit PPA Polres Jombang Beliau mengawali paparan dengan salam sapa yang manis sekali, menarik perhatian siswa. Sekilas bisa saya gambarkan tampilan yang elegan -wajar beliau kan polwan- senyum yang ramah dan komunikasi yang mengalir bersama anak-anak. Saya tidak mengira ibu polwan sekomunikatif itu, ternyata latar belakang pendidikan beliau adalah SPG (Sekolah Pendidikan Guru) yang di era sekarang sudah tidak diselenggarakan lagi.

Selanjutnya beliau menggiring anak-anak mengenali produk teknologi yang membawa kita ke dunia maya dalam beberapa bentuk media sosial. Dengan bergaya komunikasi adik dan kakak beliau mengajukan beberapa pertanyaan , diantaranya:

1. Apakah adik-adik mempunyai HP?

2. Apakah adik-adik menggunakan media sosial?

3. Apa saja media sosial yang adik-adik sukai?

4. Apakah adik-adik mempunyai akun di media social?

5. Siapa saja teman kalian di media sosial itu?

6. Apa yang kalian obrolkan di media sosial itu?

Dan beberapa pertanyaan yang interogatif lainnya, yaah namanya juga bu polisi, jadi pertanyaannya tentu sangat terstruktur dan rapi. Anak- anak pun menjawabnya dengan polosnya. Ada yang menjawab, " Punya akun facebook, Kak."

Dari berbagai pertanyaan dan respon siswa itulah bu Retno mengupas dampak yang ditimbulkan dari penggunaan media sosial baik dari sisi positif maupun negatif. Usia belia biasanya lebih didominasi ingin diperhatikan, suka dipuji, merasa bangga dengan kelebihan fisiknya, yang mudah diperdayai oleh pertemanan yang tidak bertanggung jawab secara moral dan sosial. Berulang-ulang ditekankan agar tetap menjaga diri baik-baik, menggunakan media sosial secara bijak, contohnya untuk mencari informasi atau rujukan yang membantu pembelajaran. Jangan hanya karena tren ingin berteman dengan sembarang orang. Masalah biasanya muncul dari menanakan nama, meminta nomor HP yang bisa dihubungi, saling tukar foto dan diberi yang paling eye caching , janjian ketemuan tanpa pamit orang tua, saling tertarik, dan rentetan cerita buruk efek dari pertemanan yang tidak terkontrol. Dipaparkan juga sikap waspada terhadap jajanan yang ditawarkan terutama dari orang lewat yang tidak dikenal. Beliau menyarankan kalau beli jajanan lebih baik dikantin sekolah atau membawa bekal dari rumah, beliau menyitir perisiwa yang terjadi di sebuah sekolah dasar yang murid-muridnya ditawari susu dan beberapa anak mau mengonsumsi dan berakibat pusing, mual sampai harus dibawa ke puskesmas, penjualnya tidak dikenal dan sampai sekarang belum terlacak serta belum diketahui motivnya. Demikian panjang lebar bu Retno berdialog dengan anak-anak, bahkan beberapa anak diminta maju untuk menjawab pertanaan. Sesekali saya ke ruang guru untuk mengerjakan tugas saya, dan telah duduk di dekat saya adalah bu Nurul yang mengomentari paparan bu Retno dalam bahasa Jawa "Sekeco nggih ibuk niki, lare-lare kadose remen.". Dan saya pun menyahutinya singkat," Inggih.". Bu Retno pun menyudahi paparannya dengan salam yang dijawab kompak oleh anak-anak. Terimakasih, Kakak...

4. Pembagian Raport

Acara inti yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. Kegiatan rutin setiap semester, tetapi kenapa ya..saya kok latah, ikut deg degan seolah olah aya yang akan menerima raport. Suasana begitu berbeda. Bapak ibu wali kelas seakan ingin tampil sebagus mungkin di depan anak-anak. Masih di ruang guru masing-masing wali kelas memastikan kembali apa saja yang harus dibawa ke ruang kelas untuk dibagikan ke anak-anak. Saya kebagian jeprat-jepret mengabadikan momen dan mengingatkan bapak ibu walas tertentu tentang jumlah rapor agar jangan ada yang tertinggal, surat penberitàhuan dari madrasah tentang hari libur dan masuk sekolah, surat pemberitahuan khusus untuk kelas IX, dan terutama bukti pengambilan raport dalam bendel berwarna kuning. Ada wali kelas yang sudah tidak sabar menunggu sampai harus sharing di WA grup dalam bahasa Jawa, “Ngapunten, niki rapo e sampun siap.”. Maksudnya rapor sudah siap dibagikan. Setelah semua lengkap bapak ibu wali kelas menuju ruang kelas masing-masing, acara pembagian raport pun selesai.

5. Belajar Bersama Pengisian SiEka

"Monggo Bapak Ibu ASN segera menuju ke ruang Lab. IPA. Sosialisasi SiEka segera dimulai.". Begitu suara terdengar dari loudspeaker. Tak berapa lama ASN di madrasah kami sudah duduk rapi siap mengikuti sosialisasi, lebih tepatnya belajar bersama. Disediakan beberapa jaringan WiFi untuk bisa digunakan dengan harapan pembelajaran berjalan lancar. Dipandu oleh bapak pengawas madrasah, bapak H. Sundusin, para ASN diminta untuk login terlebih dahulu ke alamat http://sieka.kemenag.go.id/kinerja/. Ada yang langsung sukses, ada membutuhkan waktu beberapa saat, ada yang sampai beberapa waktu tidak bisa masuk. "Ya Alloh…. Ini kok dari tadi kluwer-kluwer se pak.." terdengar beberapa kali ibu-ibu mengeluhkan proses login yang terkendala dan disambut dengan tertawa bersama. Belum lagi ada yang bilang,"Niki sing pundi sing dipitek?". Dan mendengar kalimat ini semua bergegas membantu, maklum usia sangat bervariasi, kompetensi di bidang IT pun demikian juga, ada yang mumpuni ada yang nunak-nunuk, tetapi semangat dan saling perhatian diantara bapak ibu ASN ini membuat suasana menjadi menyenangkan. Namun dalam proses belajar kali ini ada yang terasa kurang. Langkah-langkah pengisian SiEka belum tuntas dipelajari karena kendala waktu belajar yang singkat. Tak apalah, saran bapak pengawas jangan malas melanjutkan latihan di rumah sebagai sangu liburan.

6. Mbethok Arisan

Untuk menjalin keakraban di luar suasana kedinasan, teman-teman guru dan pegawai mengadakan kegiata arisan. Tidak besar, hanya dua puluh ribu rupiah dan diikuti sekitar 40 orang, ada yang ikut hanya satu nama, ada pula yang lebih . Dibethok setiap hari Sabtu. Dan siang itu di ruang administrasi ada ibu ibu yang sudah siap mengambil lot undiannya, dan suasana menjelang kopokan seperti biasanya, ramai, saling penasaran siapa gerangan yang mendapatkan rejeki nomplok kali ini. Kini tiba saatnya pengambilan lot keberuntungan, salah seorang ibu mengocok botol berisi gulungan kertas bertulis peserta arisan dan yang lain menadahkan tangan siap menerima lot yang keluar, dengan ucapan “Bismillaahirrahmaanirrahiim....” dan tarraaaaaa... ternyata yang keluar adalah nama ustadz Muzakki. Selamat pak Zakki, lumayan buat sangu liburan bersama keluarga. Alhamdulillaah, barakallah...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post