MURAI TIGA JUTA
Siang ini saya naik angkutan umum pedesaan (angkudes). Angkutan yang saya tumpangi penuh dengan penumpang, bahkan dua orang penumpang laki-laki bergelantungan di pintu. Sebagian besar adalah bapak-bapak yang naik dari pasar burung karena di tengah angkutan ada beberapa sangkar tertutup kain. Ada yang masih berisi, ada pula yang sudah kosong. Para pedagang burung ini sedang membicarakan tentang burung yang terjual dan pembelinya.
Tiba-tiba seorang bapak setengah baya yang mengenakan kaos, ikat kepala, dan celana komprang serba hitam mengambil alih perhatian. Namanya Pak Badrun. Ia bercerita dengan semangat 45 bahwa burung murainya laku tiga juta rupiah. Dia menceritakan keistimewaan murai tersebut. Dia senang sekali karena murai tersebut dibelinya tiga hari lalu seharga dua setengah juta rupiah. Jadi dia untung setengah juta atau lima ratus ribu rupiah. Tampaknya hanya dialah yang mendapatkan keuntungan paling besar hari ini.
Mas Wawan, sopir angkudes menanyakan apakah memang murai tersebut ditawarkan tiga juta rupiah dan langsung disetujui oleh si pembeli. Pak Badrun menjawab sebetulnya dia menawarkan harga lebih tinggi yaitu 3,2 juta rupiah. Namun setelah proses negosiasi, harga yang disepakati adalah tiga juta rupiah. Mas Wawan mengatakan kalau ditawarkan padanya pasti tak akan dinego. Pak Badrun tampak kecewa lalu berkata, “Wah, kalau aku tahu mau untung lebih besar, kujual padamu.” Mas Wawan justru tertawa dan mengatakan tentu saja ia tak akan menawar harga murainya karena ia memang tidak suka memelihara burung.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren. Andaikan itu kalau ada . Se arang murainya sdh terjual baru pak sopir nawar ya. Keren juga tuh.... salam Literasi
Terima kasih Bu Hasnah
Sudah aku follow juga follow balik ya Say
Terima kasih. Sudah saya follow balik
Mas Wawan cuma nggodain aja itu Bu, hahaha...
Iya, dia memang suka bercanda
Sudah terjual..di tawar mahal..kecewa juga..twisnya keren.... ternyata.....salam Literasi
Hehehe, iya Bu. Mas Wawan cuma menggoda Pak Badrun. Terima kasih atas kunjungannya
Cuma berandai-andai ternyata. Keren pentigrafnya, Bun. Sukses selalu untuk Bunda Umi.
Terima Kasih Bunda telah berkunjung. Barakallah