ASA DI TAHUN BARU HIJRIAH

Basmalah kuucap, sore itu. Doa akhir tahunpun telah terucap. Beberapa waktu lagi, menuju doa awal tahun. Kubuka notebook-ku, menanti jeda itu. Kutulis huruf “AKU BISA”.

Ya, banyak asa. Asa untuk tahun yang akan datang. Betul, sebentar lagi dia datang. Penuh kesadaran kumenyambutnya. Asa yang ini terasa begitu berbeda. Didegub jantung yang berat.

Semoga doa-doa terkabul. Doa sederhana. Seperti semua orang. Saat Membuka lembaran baru. Berharap, hari ini lebih baik dari pada hari yang lalu. Walau sebenarnya hari inipun musti dilalui dengan indah. Karena hari ini kan menjadi kenangan di esok hari. Kan selalu berharap menjadi kenangnan indah.

Hari ini akhir tahun. Ingin terwujud suatu niat yang bulat tetapi kadang goyah diterpa semilir angin nanti dulu. Terpaksa terhempas bisa besok lagi dan terdorong tugas yang ini dan yang itu harus segera setor. Niat itu adalah niat punya satu karya yaitu buku.

Tahun hijriah yang lalu. Buku jadi berupa harapan. Sampai diakhir tahun ini aku belum punya itu. Tahun ini, mulai malam ini. Harapan itu semoga terwujud. Amatir menghantui pikir. Tekad menjadi bulat. Langkah terlihat cerah. Berlari bersama teman se-angkatan I Sagusabu Purbalingga. Berpacu melawan waktu. Saling support, saling genjot. Coach menuntun. Sehingga malam pertama di tahun baru hijriah, telah kukirim naskah.

Penuh harap dalam doaku. Jemari menari merangkai kata. Kutembus penerbit favorit.

Senyum mulai mengembang. Berita terus berkembang. Penantian tak kan terbuang. Tahun ini semoga, “AKU BISA”.

Mari bersama menanam asa, berpeluh usaha. Menyambut hal baru di tahun baru. Tahun hijriyah kita berubah. Buku bukan hanya asa. Buku menjadi nyata. Sehingga lebih bermakna. Membangun menara nama dikarya terindah.

Waktu untuk berdoa awal tahunpun tiba.

Selamat tahun baru 1439 H, penuh berkah.