#Tantangan menulis hari pertama

Hari itu aku bertemu Rina teman lamaku, dulu ia memiliki tubuh gendut sepertiku, tapi sekarang Rina berubah drastis. Ia berhasil diet ala keto yang sedang booming saat itu. Rina berhasil.menurunkan berat badan hingga berpuluh kilogram.Tubuhnya pun kini tampak lansging dan terawat.

Melihat perubahan Rina yang berubah secara signifikant membuatku ingin melakukan perubahan juga pada tubuhku yang sudah hampir satu kuintal saat itu. Aku mengingat ingat kembali perkataan Rina mengenai step step Diet ala keto sambil bertanya tanya pada diri sendiri mampukah aku? Setiap hari hanya makan makanancmakanan tertentu di.jam tertentu dan hanya dengan air putih? Oh tidak betapa tersiksanya aku.

Aku berniat mencoba mengikuti cara Rina diet. suamki mendukung penuh niatku, sepertinya ia sudah tidak Nyaman melihat perut gendutku, namun agar tidak menyinggung perasaaanku, pak su bilang bukan apa apa umi.. ini semua demi kesehatan. Alasan terbaik untuk diterima oleh istrinya yang baperan ini.

Aku sudah mencoba menjalani puasa ala diet keto, meski sebagai pecinta kenikmatann kuliner aku kadang merasa tersiksa juga.Beauty is pain.

Hari itu aku harus ke Jakarta untuk menghadiri suatu kegiatan penting. mau tak mau harus naik kereta commuiter line di jam.kerja yang tak pernah sepi. Aku pun ikut berdesakan saat itu Untung belum ada corona.lumrah saja desakan terjadi tanpa.masker pun. Tanpa aturan ini itu. Pokoknya bercampur peluh yang bermacam.aroma.

Di tengah lamunanku tentang kue kue lezat dan indahnya berkuliner ria tiba tiba aku dicolek dari belakang oleh seseorang. aku langsung menengok khawatir copet sedang beraksi. Tidak tahunya seorang anak gadis memberikan tempat duduknya.. Gadis itu berkata : "Maaf ibu baiknya ibu duduk di sini saja," biar saya yang berdiri. "Oh gapapa de...biar sya beridi saja," jawabku.

Meski aku sudah menolak anak gadis itu bersikukuh agar aku tetap duduk di tempatnya, padahal tujuanku tidak sejauh gadis tersebut. Akhirnya duduklah aku. kemudian gadis itu berdiri di hadapanku lalu bertanya, ibu sudah berapa.bulan kandungannya?"pertanyaan yang membuat lidahku Kelu untuk.menjawabnya. Aku terpaksa berbohong biar si gadis tidak malu dan risih denganku. 5 de, jawabku singkat sambil mengangkat ke lima jari. Gadis itu tersenyum, seperti bahagia sekali bisa memberikan tempat druduknya kepadaku dan aku tak tega untuk.membunuh kebahagiaannya, meski pedih di hati ini karena perut buncitku sudah tampak seperti orang hamil tua.