Tiada terasa sudah tinggal beberapa hari, bulan Ramadhan akan segera berakhir. Itu artinya hari kemenangan kian dekat. Tentu kita akrab dengan istilah hampers lebaran. Atau dengan bahasa lamanya, parcell lebaran. Paket hadiah yang sengaja diberikan kepada orang terdekat, tersayang, maupun yang membutuhkan.

Perasaan pertama kali mendapat parcell lebaran? Wah masih ingat tuh, ketika semasa kuliah dapat parcell dari tempat TPQ tempat saya mengajar. Dapat mukena. MasyaAllah senangnya. Disusul tahun-tahun berikutnya saya menerima parcell lebaran dari wali murid les maupun murid di sekolah, hingga dari lembaga tempat saya mengabdi. Rasanya jadi bagaimana? Tetap sama, senang dan terharu. Normalnya manusia jadi merasa dihargai. Tapi tahun-tahun terakhir ini rasanya jadi sedikit beda. Seperti ada hang menyentil, "dapat hampera lebaran terus.., kapan nih mau ganti kasi?"

Wah.. jadi ngerasa kerdil juga nih. Aku siapa dan mau ngasi ke siapa, ditambah.. apa yang mau dikasi. Hihihi, tanda-tanda kufur nikmat ya. Tapi memang benar, ketika kita menerima banyak kebaikan dari orang lain, serasa punya kewajiban untuk melanjutkan kebaikan itu kepada orang lain. Ternyata, kesempatan itu belum terlintas tahun ini hingga penghujung ramadahan..yang mana butuh banyak persiapan.

Baiklah, di sebuah perjalanan pulang aku berdialog pada diriku sendiri. "Tahun depan harus bisa memberi parcell atau bingkisan lebaran". Eh tunggu, masak tahun depan. Gimana caranya, emangnya kamu CEO, emang kamu punya usaha, emang kamu siapa, siapa juga yang mau kamu kasi, emang ada duitnya? Pertanyaan-pertanyaan itu nyaris membuatku mengurungkan niatku. Heii.. apakah kamu sedang meragukan dirimu sendiri? Atau, meragukan Allah? Astaghfirullah.. bismillah! Kubulatkan lagi niatku. AkU berniat, selebihnya biar Allah yang urus.

23 Ramadhan 1443 H