Tiada terasa kita sudah berada di penghujung Ramadhan. Seperti baru kemari saya berbagi tentang pengalaman tarawih Taqiyya di malam pertama. Kali ini saya akan berbagi kisah tarawih terakhir Taqiyya di Ramadhan ini (mungkin), karena besar kemungkinan besok kita telah menemui hari Kemenangan.

Taqiyya tidak setiap malam tarawih. Ketika saya sedang berhalangan, otomatis dia tidak tarawih. Juga ketika saya kurang enak badan, Taqiyya juga tidak tarawih. Atau kadang Taqiyya ngantuk jadi tidak mau tarawih. Jika dijumlahkan mungkin Taqiyya tarawih sekitar 15 malam saja. Meski demikian menurut saya Taqiyya memiliki perkembangan yang baik.

Seperti harapan awal saya, dengan lebih sering di masjid Taqiyya bisa lebih terbiasa dan tidak takut lagi. Intinya lebih berani karena sudah terbiasa.

JIka di awal saya berusaha memaksa Taqiyya untuk memakai mukena, maka selanjutnya saya memilih untuk menyerah. Hanya sesekali saja memberi sounding tentang mukena. Saya ingin dia merasa nyaman ketika harus ikut beribadah. Saya pun juga tidak memaksanya mengikuti gerakan shalat. Tapi ketika melihat beberapa anak kecil ikut shalat, taqiyya jadi ikut-ikutan. Taqiyya berdiri bersedekap. Ia ikut rukuk. Meski sujudnya belum dia lakukan, tapi ini merupakan progress baik menurut saya. Mengingat di awal-awal taqoyya hanya duduk manis di atas sajadahnya. Terakhir, Taqiyya selalu ikut mengaminkan doa dengan mengangkat kedua tangannya. MasyaAllah.

"Bapak-bapak banyak", demikian komentarnya pada kegiatan maleman pada malam ke-25.

Demikian tulisan saya semoga menginspirasi. Semoga kita dapat menutup ramadhan tahun ini dengan amal terbaik. Kelak di pertemukan dengan bulan mulia ini lagi. Aamiin