WALI KELASKU
Bu Nunik guru sejarahku yang sekaligus wali kelasku. Beliau sangat disiplin dalam mengajar, ketika para murid sangat suka dengan jam kosong, beliau hampir tidak pernah jam kosong kecuali sangat terpaksa karena ada sesuatu yang sangat penting. Aku sangat suka dengan cara mengajarnya, sabra tapi tegas. Jika ada anak yang tidak mengerjakan PR, harus keluar kelas untuk mengerjakan PR di luar. Tidak seberapa berat tapi merupakan beban moral bagi murid yang normal.
Aku termasuk murid yang baik dan disiplin. Aku selalu mengerjakan tugas dan PR yang diberikan oleh guru. Meskipun aku sering ngantuk di kelas, tapi aku masih bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Teman-temanku sering mencontoh tugas atau PR yang sudah aku kerjakan, meskipun terasa berat tapia pa boleh buat, aku tidak mau dikatakan pelit dan egois. Sebenarnya separo hatiku tidak rela, ketika aku harus selalu memberi contekan karena akan membuat temanku menjadi malas dan selalu njagakne. Pernah ketika Ulangan Harian, aku tidak memberi contekan kepada temanku sebangku. Akibatnya temanku membulyku dan mengatakan sok pinter, sombong dan sebagainya.
Temanku mayoritas tidak suka mempunyai wali kelas Bu Nunik yang cerewet, sering menasehati, tegas dan disiplin. Pernah suatu hari salah satu temanku ketahuan membawa rokok di dalam tasnya. Temanku sangat pandai berkelit dan berbohong untuk menutupi kesalahannya. Tapi dengan tegas, Bu Nunik mengintrogasi sampai dia mau mengakui kesalahannya. Ada lagi temanku perempuan yang menghabiskan uang SPP selama tiga bulan. Dia hampir tidak bisa mengikuti Ulangan Akhir Semester karena belum melunasi SPP. Entah bagaimana awalnya bu Nunik bisa tau bahwa sebenarnya Anita sudah diberi uang SPP tapi tidak dibayarkan. Banyak yang mengartikan ketegasan dengan kebencian, disiplin dengan tidak toleran dan justis yang negative lainnya.
Bu Nunik mempunyai seorang suami tentara (TNI), mungkin itu yang menyebabkan beliau menjadi sosok yang disiplin dan tegas. Seorang guru yang memberi contoh perilaku secara nyata dan bukan hanya kata-kata. Memberikan teladan bukan hukuman. Memberikan motivasi supaya murid-muridnya berprestasi. Bu Nunik inilah salah satu guru yang menginspirasiku untuk bercita-cita menjadi guru.
Aku datang silaturrohim ke rumah Bu Nunik bersama suami dan anakku. Aku ceritakan, sekarang aku sudah menjadi guru di salah satu Madrasah dan mendapat beasiswa S2 di Universitas Negeri Malang. Betapa bangganya beliau, air matanya menetes sambil memelukku. Aura kebanggaan tersirat dari seorang guru yang tulus. Kulihat goresan tua mulai menghiasi wajahnya yang teduh. Doaku pada Tuhan, semoga guruku selalu sehat dan Bahagia di masa tua. Amal jariyah ilmunya menjadi saksi jalan menuju surga.
Selamat Hari Guru…
Salam literasi..
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
terima kasih admin