Rekam Jejak Terindah (2)
Senang mengikuti tumbuh kembangmu. Sesibuk apa pun, Umi sempatkan untuk menulis perkembanganmu. Tidak ada kata tidak dalam kamus Umi ketika semua menyakut kebaikanmu. Foto ini saat usiamu 1 tahun. Tetapi tidak ada ulang tahun, tidak ada tiup lilin, hanya doa agar kau tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena Rasulullah tidak mengajarkan semua itu. Saat lahir karena normal, di Rumah Sakit hanya 2 hari, dokter mengijinkan Umi pulang. Betapa semangat dan bahagianya Abi dan Umi saat itu. Keluarga menyambutmu dengan riang dan suka cita.
12 hari : Lepas tali pusatnya.
1bulan : Ingin selalu ditemani, ketika tidak ada yang mengajak bicara,
menangis, seolah-olah sudah mengerti.
2 bulan : Mulai senyum-senyum ketika diajak bicara, di usia ini kau
sering memasukkan jar-jari ke dalam mulut.
3 bulan 10 hari : Tengkurap dan mulai keluar kata-kata tetapi belum jelas
4 ,5 bulan : Memegang dot sendiri sambil meraih apa pun di dekatnya
6 bulan : Merangkak dan duduk
6,5 bulan : Mulai kenal Uminya dan orang-orang disekelilingnya
7 bulan :Kalau ditinggal menangis, mulai memegang apa pun di
dekatnya untuk pegangan.
8 bulan : Tumbuh gigi
10 bulan : Bisa berdiri, berjalan dua langkah lalu jatuh, berjalan lagi lalu
jatuh.
10, 1bulan : Berjalan mulai lancar, mulai berceloteh tapi belum jelas
wawawa, papa, mama.
11 bulan : Bisa melakukan sesuai perintah, bersalaman,
dada/melambaikan tangan, tepuk tangan.
12 bulan : Sudah lari-lari
Umi bangga memilikimu. Engkau selalu sehat, selalu semangat seperti Abi dan Umi harapkan. Alhamdulillah, orang-orang di sekeliling termasuk, mbak Sulami/ Khodimat (yang membantu di rumah), juga selalu mengajakmu bicara walaupun dirimu hanya bisa tersenyum saja, tapi engkau seolah-olah sudah mengerti ketika diajak bicara. Diusiamu sekarang ini memang harus banyak distimulasi tentang berbicara. Kenalkan nama benda-benda di sekitar secara berulang-ulang dengan suara yang keras, insya Allah lama-kelaman kau akan menirukannya. Diperlukan kesabaran yang luar biasa. Umi tetap semangat karena pernah membaca "Teruslah bicara walaupun anda nampak konyol karena batita tak bisa menjawab". usul Pan Quinn terapis wicara di Rumah Sakit Rehabilitasi Schwab, Chicago. Semoga kau menjadi anak yang cerdas. Tiada hari tanpa doa, kata demi kata adalah sebuah doa, kita sebagai orang tuanya selalu menstimulus yang baik, agar kau terus tumbuh dan berkembang secara baik pula. Bukankah ucapan itu semua doa? Apalagi doa dari orang tua tanpa hijab di hadapan Allah.
Sebelum berangkat mengajar Umi sudah menyiapkan segala sesuatu keperluanmu, agar mbak Sul yang menjagamu, bisa fokus menjaga dirimu. Umi juga sering pulang ketika selesai mengajar, melihat keadaan dirimu. Kalau tidak bisa pulang, Umi menelpon mbak Sul, menanyakan bagaimana khabarmu. Waktu itu belum ada Hand Phone seperti sekarang, masih telpon kabel di rumah /lima angka. Umi juga menitipkan dirimu dan mbak Sul kepada tetangga kiri kanan, apabila ada sesuatu agar gerak cepat. Umi selalu berusaha dan berdoa lalu bertawakkal, semua yang menyangkut dirimu. Sehingga bisa mengurangi kekhawatiran Umi.
Sepulang mengajar, ganti Umi sepenuhnya yang melayanimu. Umi tidak mau kau berlama-lama dengan mbak Khodimat. Ketika Umi di rumah semua yang menyangkut dirimu pindah alih ke tangan Umi.
Sewaktu kau umur 3 bulan saat cuti melahirkan Umi sudah habis, Umi mau berhenti mengajar, karena menghawatirkanmu. Umi tanya Abi, Abimu menyerahkan semuanya kepada Umi. Lalu Umi tanya kepada Ustadznya Umi, beliau menyarankan agar tetap mengajar, yang penting selalu berdoa dan menyerahkan semua kepada Allah sang maha penjaga. Bismillah Umi tetap mengajar sampai sekarang, agar ilmunya bisa manfaat kata Pak Ustadz, asal mendapatkan ijin dari suami.
Masalah datang ketika Mbak Sul mau menikah, lalu Mbah putri mencarikan Khadimat dari Jawa yaitu mbak Tar. Alhamdulillah bersyukur, karena mbak Tar betah di Bontang dan orangnya telaten sekali. Umi yakin ketika kami menganggap Khadimat sebagai keluarga, semua kebutuhannya kami penuhi, kami juga sabar kepadanya, kami layani dengan hati, tidak mungkin dia semena-mena kepadamu.
Alhamdulillah, terimakasih ya Allah atas nikmat sehat, nikmat kemudahan menjalani semua ini. Aamiin ya Allah.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Bu
Mba' Nurul , terimakasih yaa
Umi yang hebat. Mendokumentasikan setiap waktu perkembangan buah hatinya. Subhanallah. Bangga menjadi anaknya seharusnya. Bunda memang luar biasa.
Bu Umul IBU yang hebat
aamiin, Bu prapti juga ibu yang hebat
Aamiin....semoga setiap tetes peluh umi-nya adalah amalan yg membawa ke surga,
Great Mom
ibu love you...#kangen peluk ibu#
sama mbak Fifi kangen banget, smoga ketemu di 17817 ya he..he
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah Terimaksih kang Yudha selalu memotivasi kami sbg penulis pemula
Thanks... Bu Titiek...
Aamiin, terimakasih Bu Sri...
Lucu sekali bayinya Bu. Semoga menjadi anak yang sholeh.
Aamiin , Terimakasih Mba Ermawati
Ini lah yang disebut dengan " Syurga di bawah telapak kaki ibu"...
Alhamdulillah, terimakasih pak Rudi
memang Umi teladan......
Aamiin jazaakillah Bu Parti
Itulah naluri seorang ibu...selalu melakukan apa saja untuk buah hatinya...Umi is hero...love U Umi
Terimakasih Bu Ima, salam kenal ya