Rekam Jejak Terindah (5)
Semoga Abi , Umi dan keluarga kita selalu sehat, agar bisa menemanimu, mendidikmu menjadi anak yang cerdas dan sholih ya Nak.
6 tahun 2 bulan : hafal doa selamat
6 tahun 4 bulan : Masuk SD 1 Yayasan Pupuk Kaltim
6 tahun 5 bulan : Mengaji Iqra 4 halaman 22
Bisa mengucap “ r”
6 tahun 7 bulan : Gigi depan bawah lepas
6 tahun 10 bulan : Gigi bawah lepas lagi, dan sudah ada gigi di belakangnya
Puasa sampai Magrib 10 hari, selebihnya sampai tengah hari
Masih di TK B, perkembangan bahasamu makin bagus, pengetahuanmu makin kritis dari hari ke hari. Abi dan Umi harus sabar menjawab dan menjelaskan semua pertanyaan-pertanyaanmu, yang seolah tak kunjung usai. Di Usia ini kau sudah mulai mengenal peristiwa, sebab akibat dll. Terkadang Umi kurang sabar melayanimu. Karena ketika Umi mengerjakan sesuatu yang harus segera selesai, kau terus bertanya dan katamu kau membantu. Kalau sudah begitu, Abimu ganti yang melayanimu. Hiks, maafkan Umi yang sayang, terkadang kurang sabar menghadapimu.
Di Tk B teman-temanmu semakin banyak, di rumah sosialisasi dengan teman tetangga bagus. Tapi bermainnya setelah mandi sore, dan sebelum Magrib pulang. Itupun tidak jauh-jauh hanya di jalanan depan rumah karena jalan gang jadi tidak seramai jalan raya yang pas hanya di sebelah rumah.
Sepulang sekolah kau pernah bilang sama Abi, “Bi, akan ada kejutan loh, “Apa kejutannya, mas?” “ Ya rahasia. Ada surat mas Rama dari sekolah untuk Abi di pabrik. Harus dibalas ya Bi, he..he kejutan, rahasia kok sudah bilang, he..he lucunya kau ini.
Usia tahun 6, 4 bulan kau masuk sekolah di SD 1 YPK, Ibu gurunya Bu Muji. Hari pertama masuk, kau dipilih menjadi ketua kelas. Pulang sekolah bercerita dengan semangat bahwa kau menjadi ketua kelas. Kata Umi “ Selamat ya, menjadi ketua kelas harus bisa menjadi contoh yang baik buat teman-temannya.”
Umi sering bertanya kepada gurumu tentang perkembanganmu di sekolah, alhamdulillah kata Bu Muji kau tidak bermasalah. Saat kelas 1 SD kau sakit, beberapa hari tidak masuk sekolah. Saat ke rumah sakit dan diperiksa dokter, kau harus di rawat karena badanmu demam tinggi. Di rawat 3 hari, karena demam tinggi kau berceloteh(dleming kata orang Jawa), antara sadar dan tidak sadar, kau berdoa hafalan doa semunya dan ayat kursipun kau lantunkan. Kau juga memanggil si Putih kelincimu yang di rumah. “Cepat sembuh ya sayang”, sambil Umi usap kepalamu yang saat itu demam tinggi, Umi sambil berdoa terus mohon kesembuhan oleh Allah. Alhamdulillah hari ketiga infus dilepas, kau minta pulang terus, mulai naik turun ranjang. Teriak-teriak minta pulang, sampai-sampai diingatkan perawat, harus tiduran nanti demam lagi. Saat makan, diantar perawat kau pesan sama perawat minta nasi goreng, he..he. Karena bilangmu, kau bosan setiap hari makan bubur saja. Hari ketiga siang, alhamdulillah boleh pulang. Semoga kau sehat seterusnya.
Saat liburan tiba, sekeluarga ke Jawa, kau senang sekali, karena banyak teman barumu, banyak saudara, keluarga yang memperhatikanmu. Kau bebas bermain melihat sapi, ke sawah, senangnya bukan main. Sampai-sampai saat liburan selesai, kau tidak mau diajak ke Bontang. Mau sekolah di tempat Mbah Jawa.
Umi rajin membaca tahapan-tahapan perkembangan seusiamu. Karena tumbuh kembang anak optimal karena adanya interaksi menyenangkan dalam keluarga. Umi juga sering pesan kepada Mbak Ti, tentang pembiasaan-pembiasaan yang harus diajarkan /dibiasakan.
Kau lewati tahapan perkembanganmu, kadang cepat kadang belum tampak yang seharusnya sudah kau lalui, itu tugas Abi dan Umi untuk menstimulusmu. Terkadang, dalam menikmati proses tumbuh kembangmu, Abi dan Umi kurang sejalan, sehingga ada hal-hal yang kurang pas. Abimu terlalu khawatir, tetapi Umi paham, dan berusaha mengerti, maksud Abi pun baik semua demi perkembanganmu, hanya kadang beda, Umi harus bijak menyikapinya.
Tugasnya orangtua adalah memahami/mengamati hal-hal yang wajar maupun tidak wajar yang terjadi pada proses tumbuh kembangmu.
Ketika kau nonton film kesayanganmu, Umi berusaha mendampingi dan menjelaskan, tetapi sering waktu kau nonton hanya sendiri, sedihnya Umi tidak selalu bisa menemanimu.
Abi dan Umi harus mengontrol setiap tahapan perkembanganmu, baik moral, emosi, bahasa dan kognitif maupun fisikmu, agar tumbuh kembangmu selalu terpantau.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ah bu Umul benar-benar buat ngiri aja.
Harusnya saya yang iri sama Kang Yudha... terbalik nih... he..he rebutan ngiri nih...utk kebaikan boleh kan
Ibu, luar biasa
Alhamdulillah Bu Badriah, terimaksih
Duh... Alhamdulillah ya bu. Prestasi ibu.
Alahmdulilah, bu Eneng, terimaksih yaa
Haha... Saya malah tidak ngitungin berapa kali tanggalnya gigi anak-anak Saya. Kalau ibu-ibu mah perhatian ya, Bu Umul?
Alhamdulillah, mksh Pak Aziz, he..he harus Pak, krn tdk bisa diulang
Rama! Perkembanganmu terjaga baik karena Umi dan Abi mu selalu ada untuk mu. Semoga menjadi anak yang sholeh
Aamiin ya Allah.. terimakasih Bu Erma, mhn terus doanya
Tumbuhlah menjadi anak soleh
Aamiin terimakasih Mba Heny
Anak yg luar biasa. Semoga mjadi anak yg sholeh yang membanggakan umi dan abi
Alhamdulillah, terimaaksih Bu Nunuk