TITIP RINDU PADA EMBUN
Embun pagi yang berserakan diantara dedaunan hijau itu
Senyum bijaksana sang surya yang terbangun dari singgasananya
Tak mampu meredam ombak kerinduan di hati ini
Kegelisahan ini begitu akrab bercengkrama
Dengan setumpuk rindu dalam kalbu
Kusebut keindahanmu pada setiap helaan nafasku ku tulis keanggunanmu pada setiap tetes aliran darahku ku ukir wajahmu pada setiap langkahku Hanya Satu Pintaku Saat ku tak bisa lagi menghirup Udara ini
Saat jantungku tak mampu lagi mengalirkan darah saat ku tak sanggup lagi melangkah
Rindu ku padamu dapat terbalaskan
Tak peduli bibir ini membeku tak peduli jantung ini membatu
Tak peduli jari ini dingin dan kaku
Tidak kah kau rasakan
Dikala jiwa ini perih Tanpa kehadiranmu
Tidak kah kau lihat dikala Darah ini membiru tanpa senyumanmu
Tidak kah kau dengar dikala nafas ini lemah tanpa merdu suaramu
Pejamkan mata dan rasakan
disetiap udara yang kau hirup
telah kutitipkan rindu ini.
Ku harap kau mengerti
Cintaku tak kan usang walau seiring sang mentari yang semakin meninggi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Titip juga rindunya pa.. Hebat......
kemanakah pergi embun yang menyapamu pagi tadi? mengapa embun selalu beringsut manakala panas mulai bersungut? tinggalkan bisikan rindu yang kau titipkan di bulir beningnya yang menggelayut tenanglah, embun rindumu selalu setia kembali dalam dingin pagi ini bukan untuk menghindar mentari namun setia pada janji agar selalu kembali menyapamu dalam beningnya embun pagi Salam
Rindu.. memang selalu indah untuk diungkapkan lewat kata. Saya suka puisinya pak. Bagus
yg mengerti dan memahami keriduan bang unang khan sdh adaa hehehee
Biarlalah embun pergi bersama matahari, esok ia datang kembali..telah dititipkan bersama pagi..
Kang unang ..aku titip dong...kerennnnnnnnnnnnnnnnnn....
Embun pun akan menyampaikan kerinduanmu itu.. mantap pa Unang