Untung Supriyono

Guru SMK Negeri 2 Pekalongan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pitenah Intoleran

Pitenah Intoleran

Ada yang aneh dengan nuraniku, ketika mendengar kabar bahwa jabar adalah propinsi paling intoleran di indonesia. Bahh, apa iya?

Sebagai mahluk yang lahir dan menghabiskan sebagian besar masa kecilku disana, kabar jawa barat sebagai propinsi paling intoleran adalah pitenah!

Justru disanalah aku belajar menghargai perbedaan, berkawan dan berbagi, aku memiliki banyak kawan dan semuanya doyan berbagi. hampir tidak kenal istilah kedekut, karena kalau kita di asosiasikan pelit bin medit, itu menjadi ujaran kebencian yang paling kejam.

Saya masih ingat betul, ketika ada yang membawa roti, satu bijipun harus dibagi rata, tidak peduli bentuknya menjadi amat mungil. Apapun yang kita bawa pasti menjadi milik bersama.

Kita tidak pernah peduli si imet yang cina, saya sendiri jawa, dadang jajang yang sunda, bahar si batak bahkan dengan guru ngaji kita yang arab. Semuanya berhak menghirup udara yang sama.

Sebagai manusia memang fitrahnya bertengkar, apalagi ketika itu masih kanak-kanak.

Tetapi tidak ada pertengkaran yang berlanjut, apalagi berlarut-larut.

Paling banter 24jam lah, karena selesai nangis bareng biasanya ada yang menyuruh kita cantelan. (saling mengikat dengan jari kelingking).

Pernah suatu ketika ibunya si suma yang marah-marah datang ke rumah ngomel-ngomel tentang kelakuanku, sementara ibuku bingung nggak ngerti apa-apa. Pertengkaran itu berhenti tatkala kami pulang bersama. Ketika aku didamprat, malah si suma yang memisahkan. …

Demikian pula di sekolah, aku pernah di jewer oleh guruku bu imas, namun ketika istirahat aku dibelikan cilok plus kuahh semangkok. Fiuhh, kebersamaan itu masih terekam di otak men. Dan aku nggak yakin mereka bisa marah dengan tempo yang lama.

Lha wong marah aja nggak kuat lama kok intoleran? Nggak menghargai perbedaan, hellooww.

Tetapi jaman pasti berubah, apalagi ketika Negara api menyerang.

Yang aneh adalah ketika aku hijrah ke jogja, masuk sekolah menengah pertama.

Dari awal aku sudah bingung, kenapa kakak kelas selalu marah-marah, mbentak-mbentak tatkala berlatih baris berbaris. Kalimat bego, tolol, goblok mengingatkanku pada film G30S, yang mengatakan sebelum bisa nembak harus bisa baris dulu. Why?

Atau tatkala guruku marah karena buku mapelku di campur-campur.

Lha iya, wong 6 buku tulis harus mampu menampung 11 mata pelajaran, karena smp favorit, harus dibedakan pula, mana buku catatan mana buku PR! Berbeda dengan adiku yang gak mau sekolah kalau buku tulisnya tidak berjumlah 22, aku nggak tega dengan wajah ibuku yang sendu.

Mending ra usah nggarap PR, paling disuruh berdiri di depan, atau dijemur di lapangan.

Peraturan memang harus ditegakkan, tetapi apakah kita benar-benar harus mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan? Menurutku ini intoleran, lebih ngeri dibanding jalan jalan kampong yang mesti ditutup pake kayu dan tangga hanya karena malam takbirannya berbeda. Aku si miskin dan dia si kaya, atau pakde budhe, paklik bulik yang selalu ber friksi, ketika salah satu sepedanya baru, motornya baru. Kenapa masalah begitu aja kalian bertengkar.

Amburadulnya manajemen MARAH itulah biang keroknya intoleran ... yang menjadikan kehidupanku tidak seindah tatkala di jawa barat dulu. Doeloe lho ya.

Kenyataannya friksi itu dimana-mana ada. di bumi selatan maupun di pantura.

Bahkan ditempat kerja, tempat kita menjadikan penghasilan sebagai berhala (ehh), maksudnya menggantungkan nasib kepada besaran gaji (ehh salah) … pokoknya tempat bekerja lah.

Dengan beraneka rupa wajah, pola pikir, nasab dan tingkah polah. Kalau intoleran menggejala, saya kira surga yang sungai mengalir di dalamnya hanya sebatas tulisan alkitab dan murni kepunyaan akhirat. Hiiii .....

Kaliurang, 22 maret 2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

dahsyat. renyah bangeeeet

23 Mar
Balas

koyo rengginang ...

24 Mar

Benar2 dahsyat yg bukan pitenah. Wkwkwkkkk...

23 Mar
Balas

hahahaha

24 Mar

Pengalaman hidup yang seru, sayang negara api mulai menyerang, lanjutkan untuk selalu mencerdaskan anak bangsa kawan !!

23 Mar
Balas

siap 86 kawan

24 Mar

Ada hikmah yg sgt indah dr pengalaman hidup itu, berikn hikmah terindah itu buat semua anak didikmu Pak Guru, good luck

23 Mar
Balas

leres mbakyu

24 Mar



search

New Post