Unun Zumairoh Asr Himsyah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Menulis Itu Mudah

Menulis Itu Mudah kata-kata inilah yang saya tanamkan dibenak saya dalam setahun terakhir ini meski belum secara efektif mendorong saya untuk memulai menulis. Seorang teman pernah berkata kepada saya, bahwa saat kita conect (red: nyambung) dan konsentrasi terhadap sesuatu maka menulis akan menjadi sesuatu yang mudah. Contohnya saat orang jatuh cinta, dia bisa menuliskan banyak sekali pesan dan kata mutiara, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Mulai dari ucapan selamat pagi, apa kabar, sudah makan atau belum, sampai ucapan menjelang istirahat di malam hari. Hal ini disebabkan karena dia sedang conect dan berkonsentrasi terhadap kekasihnya atau gebetannya. Coba seandainya konsentrasi ini dialihkan terhadap suatu buku atau topik tertentu, kemudian dilengkapi dengan bacaan-bacaan yang mendukung, pasti kita juga akan bisa menuliskan banyak hal. Memgapa harus membaca?? Ya, harus. Membaca adalah nutrisi untuk otak, agar otak tidak kosong dan kita memiliki banyak perbendaharaan kata. Tentunya dengan membaca kita akan mempelajari, mengetahui dan memahami banyak hal. Wawasan dan pengetahuan akan bertambah seiring bertambahnya kosa kata kita, dan Ini akan sangat membantu kita untuk bisa menulis. Jangan salah, menulis kata mutiara atau kata-kata bijak di Facebook, Intagram, Watsapp atau yang kita kirimkan kepada gebetan atau kekasih kita juga membutuhkan literatur. Saya yakin 80% dari kita yang suka menulis kata-kata bijak, motivasi, atau kata mutiara adalah orang-orang yang sebelumnya suka membaca novel atau ngintip quotes nya Tere Liye, atau penulis novel yang lain, buku-buku Hamka, Gus Dur, Imam Ghozali, Jalaluddin Rumi, bahkan Kahlil Gibran mungkin. Suka melihat motivasi-motivasinya Yusuf Mansur, Mario Teguh, dan banyak lagi yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Hal ini membuktikan bahwa untuk membuat satu paragraf motivasi, kata bijak, kata mutiara, atau bahkan untuk mengirim kata-kata gombal kepada pacarpun otak masih perlu dinutrisi dan perlu menyimpan banyak perbendaharaan kata. Seperti yang saya kutip dari bukunya Dr. Ngainun Naim, bahwa menulis itu bukan hanya perkara sulit atau mudah, namun perlu "ruh". Ruh yang dimaksud disini adalah spirit kepenulisan. Spirit inilah yang menentukan proses kepenulisan seseorang apakah akan terus berkembang atau berhenti. Semangat pagi Semangat belajar Belajar semangat 💦Gaza_161017💦

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Semoga kita termasuk orang-orang yang tidak putus asa dalam usaha menumbuhkan ruh menulis ... amin

17 Oct
Balas

Setujuuu... Itu yh harus di bangun dan di lahirkan Ruh penulisan dan semangt yg terus menyala...

17 Oct
Balas



search

New Post