I Love “Writerpreneur”

Penulis: Upit Sarimanah (Pendidik MPUIN-Jakarta)

Menjadi penulis itu bukan profesi sembarangan, profesi penulis tidak hanya untuk menuangkan ide, berbagi gagasan, atau pun menebar ilmu dan kebermanfaatannya. Tetapi, profesi penulis bisa menjadi bisnis yang menggiurkan dan menghasilkan pundi-pundi berlian. Dengan menulis, kita bisa menjadi kaya raya. Caranya ya... menjadi witerpreneur.

Writerpreneur adalah gambaran nilai lebih seorang profesional dan berpengalaman dalam berbagai keterampilan menulis. Writerpreneur harus memiliki jaringan yang luas dan paham sekali memuaskan kliennya. Saat ini banyak sekali orang terkenal baik tokoh maupun perusahaan ataupun lembaga yang membutuhkan profesi writer preneur. Dari mereka, seorang penulis akan meraih keuntungan lebih besar dari sekadar mendapatkan royalty karya tulis pribadi. Tak heran, rezeki finansial deras mengalir, Anda bisa menjadi kaya dengan profesi ini. Mau... .

Istilah writerpreneur terkesan tidak asing lagi kan?. Kata ini berasal dari bahasa Inggris, writer artinya penulis dan entrepreneur adalah wirausaha. Jika kedua kata ini digabungkan menjadi writerpreneur akan mengandung makna penulis wirausaha. Dengan kata lain, writerpreneur adalah penulis yang berwirausaha dengan membisniskan keterampilan menulis dan karyanya, misal buku. Begitu gambaran mudahnya guys.

Layaknya seorang pengusaha, writer preneur cerdas melihat, mencari, dan menciptakan peluang. Lebih dari itu, writerpreneur akan menciptakan inovasi dari kepintarannya melihat tantangan bisnis masa depan. Dengan Cashflow Quadrantnya, Robert T. Kiyosaki membagi empat tipe orang mencari uang yaitu pegawai, self employed, pemilik bisnis, dan investor. Di bawah ini saya akan membedakan dua jenis sifat writerpreneur dalam dunia bisnis kepenulisan.

Self employee writerpreneur (penulis wirausaha pribadi)

Writerpreneur bisa menjadi self employee. Penulis tunggal ini menghasilkan karya pribadinya dengan menerbitkan buku melalui self publishing (penerbitan independen/indie). Sang penulis membiayai dan memilih penerbit atau percetakan lalu memasarkan bukunya sendiri. Tidak perlu repot menunggu diterima atau tidak naskah oleh penerbit. Jika ada uang untuk mencetak buku, karya langsung bisa diterbitkan sendiri. Simple kan?. Selain menjadi self employee, writerpreneur ini dapat juga menyediakan jasa keterampilan menulisnya untuk orang lain juga loh, seperti menjadi ghost writer, co writer, literary agent, book publisist, ataupun editor.

Busines owner writerpreneur (pemilik perusahaan penulis wirausaha)

Dalam industri kreatif kepenulisan, writerpreneur bisa saja mengembangkan bisnisnya kearah yang lebih luas lagi. Yaitu, dengan menjadi investor dan owner ( pemodal dan pemilik perusahaan) pada bidang publisher, publishing service, dan book packager. Dalam penerbitan buku, memang lebih rumit dan membutuhkan waktu yang panjang karena melibatkan banyak tim untuk mengerjakannya. Lika-liku penerbitan buku berproses mulai dari hunting dan seleksi naskah, editing, desain, pra cetak, cetak hingga pemasaran dan sistem pengontrolan.

Busines owner yang mengendalikan industri penulisan akan sangat membutuhkan tim dan karyawan. Percaya tidak percaya bisnis penulisan ini terbilang bisnis yang bernilai tinggi, hingga mencapai ratusan juta bahkan milyaran rupiah. Oleh karena itu, kepemimpinan dan manajerial seorang writerpreneur harus betul-betul andal.

Menikmati pasif income adalah impian nyata writerpreneur. Marilah belajar menjadi penulis profesional!, wujudkan passion bisnis kepenulisan Anda dari sekarang!