Upit Sarimanah

Penulis dan pengajar di MP-UIN Jakarta...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menulis Mencerdaskan Negeri

Menulis Mencerdaskan Negeri

Menulis Mencerdaskan Negeri

Penulis: Upit Sarimanah (PendidikMPUIN-Jakarta)

Jika urusannya terkait harkat dan martabat bangsa, hati ini paling kreteg dan miris. Bagaimanana tidak minder bacanya, sebetulnya tidak boleh punya perasaan seperti itu. Masa sih di negara kaya akan sumber alam ini menempati peringkat terbawah minat membaca di dunia. Menelan ludah dan tepuk jidad saya ... . Penelitian The World’s Most Literate Nation yang dilakukan oleh The Central Connecticut State University dari pada tahun 2016. Dari penelitian itu, Indonesia berada di urutan ke 60 dari 61 negara dengan minat baca hampir paling bontot. Sedih.

Duh, ibu pertiwiku yang malang, predikat minat baca paling rendah di dunia. Indonesiaku yang kucinta hanya menggeser satu negara di bawahnya, yaitu Botswana salah satu negara pedalaman di Afrika Selatan. Benar-benar ‘sunguh terlalu’ kata bang Roma seperti itu. Mata ini tambah terbelalak ketika membaca data International Standard Book Number (ISBN) pada 2016, Indonesia hanya memproduksi 64 ribu buku per tahun. Jika dibandingkan dengan Tiongkok yang memproduksi 440 ribu buku per tahun, jumlah tersebut berbanding jauh.

Membaca fakta minat baca ini, urat saya terasa kaku. Saya coba rentangkan tangan dan gelengkan kepala ke kiri dan ke kanan, ganti posisi duduk, berdiri, mondar mandir alhamdulillah membuat otot kendur. Tetapi tetap saja pikiran ini masih meronta terbebani, ga mau nerima. “Bagaimana mau maju coba, minat baca saja paling rendah”. Eh mulai lagi deh ngegombrengnya, cep cep cep ... sudah sudah, dari tadi ngeluh dan ngedumel aja. Atur nafas pelan, istigfar yang banyak. Astagfirullah hal adziim. “Maafkan hambamu Ya Rabb, saya berusaha mensyukuri apa yang Engkau berikan kepada bangsa ini, tapi saya sedih belum bisa berbuat apa-apa untuk tanah airku”, lirih.

Salut sekali pada para penulis buku yang sudah menghibahkan ilmunya pada anak negeri. Bagaimana tidak, mereka adalah pahlawan-pahlawan ‘melek huruf’ (baca) mencerdaskan bangsa, mereka penyedia sumber bacaan. Kalau tidak ada penulis, tentunya tidak ada karya buku kan. Sayang jumlah buku dan jumlah penulis masih jauh dibawah jumlah konsumen pembacanya di negeri yang padat seperti Indonesia. Anak-anak negeri di sekolah pelosok masih banyak membutuhkan suplai bahan bacaan. Mereka haus informasi yang bermutu dari buku, mereka membutuhkan perpustakaan yang layak sebagai jantung pengetahuan. Semoga bisa berbuat untuk mereka, menulis buku dan menghibahkannya, free.

Masih teringat bulan lalu, tepatnya tanggal 25-26 Mei 2017. MAN Insan Cedikia Serpong tempat mengikuti pelatihan menulis, menjadi saksi pertemuan kami dengan komunitas pegiat literasi dan juga penerbit buku Media Guru Indonesia. Suasana libur menjelang Ramadhan itu menjadi kenangan indah awal kami para peserta pelatihan untuk mulai menulis buku. Ya, menulis buku. Buku yang akan membawa anak-anak negeri ini berpetualang, menjelajahi wilayah asing, menyusuri jalan, dan melepaskan sesaat diri dari dunia lantas menemukannya kembali. Yaitu membaca buku, menyibak jendela dunia yang mencerdaskan.

Angan seorang penulis pemula. Semoga bukan hanya harapan klise. Untuk sebuah niat mulia, tidak ada yang terlambat. Ayo calon pemimpin negeri, kampanyekan satu guru satu buku, satu siswa satu buku, satu ibu satu buku, satu anak satu buku, satu ayah satu buku, satu kepala sekolah satu buku, satu pengawas satu buku. Betapa murah buku nantinya, setiap orang bisa menghibahkan bukunya. Dengan tingginya produksi buku, jumlah buku akan bertambah dan mendongkrak minat baca anak negeri. Insyaallah Indonesia akan menjadi bangsa yang cerdas dan bermartabat. Semangat literasi!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Itu penelitian setahun lalu padahal. Mudah-mudahan setelah gencar gerakan literasi, di tahun 2017 bisa naik. Aamiin.

24 Jun
Balas

amiin. media guru indonesia pastinya sangat berperan. semoga peringkat kita mencuat setelah literasi. takbir

24 Jun

Bu Upit ituu, nulisnya keren, kereen, dan kereeen selalu. Btw, I do agree, read now lead later, write now, smart later. Sy ikut kreteg dan berbenah, Buu.

24 Jun
Balas

wush takut GR saya bu safiroh. trmksh ini kegalauan sbg WNI yang baik x ya...wujud nasionalisme ..eaaaa

24 Jun

Mbak Upit sy ikut larut baca tulisannya...Subhanallah. aamiin semoga peringkat mencuat setelah Litrasi ..sip

24 Jun
Balas

subhanallah ya mba umul. harapan besar memang dr gerakan literasi

24 Jun



search

New Post