Menyemai Para Bintang

(Welcome Parenting Class MPUIN-JKT)

Penulis: Upit Sarimanah

Senang sekali bisa berkesempatan menghadiri acara launching buku berjudul : Semua Anak Bintang dari sang maestro kecerdasan Indonesia Munif Chatib. Di tahun 2017, sang bintang penulis kecerdasan ini sudah menelurkan buku yang ke-8. Buku ini sangat menginspirasi khususnya bagi saya sebagai pendidik dan sekaligus sebagai orangtua. Kali ini kita diingatkan untuk membuka paradigma bahwa semua anak adalah cerdas plus cara memberikan treatment yang sesuai pada delapan kecerdasan (multiple intelligence). Selain peluncuran buku, juga sekaligus pembukaan Parenting Class yang diperuntukkan bagi walimurid Madrasah kami tercinta MPUIN-Jakarta. Welcome “Parenting Class” MPUIN-JKT ... .

Tidak ada lagi deh Moms and Dads yang ari ginih masih ngejar ranking akademis untuk anaknya yang hanya ingin sebuah pengakuan bahwa anaknya cerdas. No Way... , “Sungguh tidak ada produk Allah yang gagal” (Munif Chatib). Anak adalah titipan Allah Sang Maha Pencipta dengan segala kesempurnaan dan kreasi terbaik-Nya. Tak ada anak yang bodoh semua anak adalah cerdas, cerdas pada ranah kekuatan otaknya masing-masing. Haloooo, sadarlah para guru, Moms and Dads. Selama anak kita terlahir sempurna dan tidak ada cedera otak serius. Mereka semua cerdas...pintar..., hargai kemampuan sekecil apapun dari mereka. Apresiasilah agar tumbuh kepercayaan dirinya.

Sejatinya, sebagai pendidik dan orang tua bisa menjaga, merawat, dan mendidiknya kelak menjadi tabungan amal diakherat. Menjadi PR kita semua untuk membantu mereka menemukan bintang-bintang yang terpendam dalam diri anak. Dampingilah anak didik dan buah hati kita dalam proses menemukan kemampuan mereka (Discovering abillity process). Setelah mereka menemukan kemampuan mereka, bantulah anak-anak fokus pada bakatnya (the right man on the right place process). Jika ada anak yang terbelakang bisa menemukan bintangnya, apalagi anak-anak kita yang normal dan sempurna. Kesalahan pendidik dan orang tualah jika membiarkan dan tidak mau membantu menemukan bintang mereka.

Agatta Christy seorang penulis fiksi legendaris Inggris dulunya adalah seorang anak yang mengalami kesulitan belajar (learning disability). Tetapi orang tuanya sangat tanggap memberikan treatment pembelajaran di rumah dan berhasil membantu menemukan kemampuan sang bintang (Discovering Ability Process). Karena hobinya bermain tebak-tebakkan, maka belajar Agatta Christy menjadi fun dihiasi stimulus suasana tebak-tebakan. Tak heran, karya sastranya selalu diwarnai misteri agar pembaca menerka dan memutar otak apa kelanjutan ceritanya.

JK. Rowling adalah bintang berikutnya, seorang penulis fiksi penomenal Harry Potter the serries ini, dulunya adalah seorang guru dan single parent yang hampir mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena kesulitan hidup dan masalah ekonomi. Keputusannya meninggalkan profesi seorang guru dan fokus menjadi penulis membuahkan karya hebat. Menjadi sang penulis adalah bintangnya. Hmmm, kalau saya sih mau dapat dua bintang sekaligus ah... guru menginspirasi dan penulis profesional, semoga ya...amiin.

Selamat menikmati prosesnya ya Moms and Dads... , pastinya penuh onak dan duri dalam mendidik mereka. Di buku Semua Anak Bintang, Munif Chatib menuliskan dua prinsip upaya pengembangan kecerdasan “discovering ability process dan the right man on the right place process” tidak tergantung faktor usia. Tidak sedikit anak kecil yang sudah menemukan bintangnya lebih awal, dan banyak pula menemukan bintangnya saat mereka dewasa. Tentunya, treatment pembelajaran yang pas akan banyak membantu anak didik kita mempercepat menemukan bintang mereka.

Ya Rabb, bantu kami untuk selalu berusaha mengarahkan mereka menjadi generasi yang cerdas dan berakhlakul karimah. Jika saat ini kami belum menemukan bintang mereka, semoga proses pembelajaran ini jadi ladang amal kami yang berbuah manfaat dan lebih membahagiakan kelak. Amiiin. Yuk, kita semai bersama generasi penuh bintang. Generasi cerdas qurani masa depan!