Urip Subagyo

Dilahirkan dari rahim seorang Ibu. Hidup dan menetap di lereng gunung bagian selatan Kab.Pekalongan yang berbatasan langsung dengan Kab.Banjarnegara. Petungkriy...

Selengkapnya
Navigasi Web
MAKNA LAGU LUMBUNG DESO

MAKNA LAGU LUMBUNG DESO

Sahabat gurusiana dimanapun anda berada, semoga dalam keadaan sehat, sejahtera dan senantiasa dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Ketemu lagi dengan saya dan kali ini saya sedikit akan mengulas makna dibalik lagu jawa "Lumbung Deso". Baca sampai akhir, mulaindari lirik sampai makna.

Lumbung desa pra tani padha makarya

Ayo dhi, njupuk pari nata lesung nyandhak alu

Ayo yu, padha nutu yen wis rampung nuli adang.

Ayo kang, dha tumandang yen wus mateng nuli madhang

Lirik lagu di atas adalah lagu Lumbung Deso karya Ki Nartosabdo. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kira-kira akn menjadi seperti berikut:

lumbung desa para petani berkarya ayo dik (adik), mengambil padi ditata dalam lesung dan memegang alu (alat menumbuk padi) Ayo yu (kakak perempuan), pada nutu bila sudah selesai lalu dimasak ayo kang (kakak laki-laki), kerjakanlah, ketika sudah matang lalu di makan Bait pertama mencerminkan suatu keadaan desa dimana mayoritas penduduknya adalah para petani yang sedang berkarya. Pada bait kedua, terdapat kata “ayo dhi” yang merupakan kalimat ajakan kepada para petani untuk mengambil hasil karyanya yang berupa padi. Padi tersebut ditata dalam tempat penumbukan yang bernama lesung untuk kemudian ditumbuk dengan menggunakan sebuah tongkat kayu yang bernama "alu". Pada bait yang ketiga, ajakan ditujukan kepada para petani perempuan untuk segera memasak bila proses penumbukan padi sudah selesai. Di bait yang terakhir kembali terdapat kata perintah ajakan, akan tetapi ini ditekankan pada kaum laki-laki. Hal ini ditekankan pada kalimat “ayo kang” yang merupakan sapaan yang familiar bagi kaum laki-laki Jawa. Di lanjutkan pada kalimat berikutnya yang terdapat pada bait yang terakhir “do tumandang yen wes mateng nuli madhang” yaitu mengajak para kaum pria untuk ikut membantu jika diperlukan. Apabila sudah matang, nasi bisa segera dimakan bersama seluruh anggota keluarga.

Pada dasarnya apapun yang ada di dunia itu memerluan suatu proses, tidak bisa sekaligus langsung jadi. Pada lagu dolanan di atas hanya memberikan suatu contoh akan segala sesuatu yang membutuhkan proses. Dengan di contohkan dari para petani berkarya : menanam padi – di panen – di tata setelah di keringkan – ditumbuk untuk memisahkan padi dengan kulitnya – di masak – dan kemudian barulah bisa di makan. Hal ini mencerminkan suatu hal yang ada di dunia itu membutuhkan proses yang tidah mudah dan tidak gampang. Jadi, lagu dolanan diatas merupakan lagu nasehat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Lagu yang penuh makna Pak Urip. Salam sehat dan sukses selalu.. Barakallah Pak

22 May
Balas

terkima kasih ibu

09 Mar

Alhamdulillah, nguri-uri Kabudayan Jawa. Terima kasih telah berbagi. Sukses selalu Pak.

03 Mar
Balas

Aamiin

09 Mar

lagunya diputar lagi ibu

09 Mar
Balas

Saya suka sekali dengan tembang dolanan tersebut, Pak. Salam literasi. Sudah saya follow, ya Pak.

09 Mar
Balas

Gending jawa yang syarat dengan petuah untuk kehidupan

04 Jun
Balas

terima kasih bapak

09 Mar

Terima kasih Pak Urip. Saya jadi mudah memaknainya. Tewrnyata pesan moral lirik lagu tersebut sarat makna

09 Mar
Balas

itu lagu saya waktu masih SD ....jadi inget masa kecil

03 Mar
Balas



search

New Post