USEP SAEPUROHMAN

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Dua Umur Manusia

Dua Umur Manusia

“Sebaik-baik manusia adalah yang panjang umurnya dan baik amalnya. Dan seburuk-buruk manusia adalah yang panjang umurnya dan buruk amalnya.” (H.R Tirmidzi).

Hadits ini seolah mengingatkan bahwa ada dua aspek yang melekat dalam diri manusia, yaitu umur dan amal. Maka pada hakekatnya manusia memiliki dua umur yaitu umur fisik (jasad) dan umur amal. Umur fisik merupakan umur yang diberikan Allah kepada setiap manusia sejak lahir hingga mati. Umur fisik merupakan hak prerogatif Allah. Kapan kita lahir dan di usia berapa kita mati semua itu urusan Allah, manusia sama sekali tidak memiliki hak intervensi dalam hal umur fisik ini.

Umur fisik ini berakhir ketika kematian datang padanya, manusia tidak akan pernah bisa menghindar dan menolaknya. Karena itulah Allah mengingatkan dalam surat Al-Jumuah, “Katakanlah hai Muhammad, sesungguhnya kematian yang kalian selalu lari darinya, niscaya kematian itu akan datang menghampiri kalian.”

Berbeda dengan umur fisik yang merupakan hak prerogatif Allah, umur amal merupakan hak prerogatif kita sebagai manusia. Artinya, besar-kecilnya amal, baik-buruknya amal sangat bergantung kepada kita yang melakukannya. Kita bisa beramal baik, sebaliknya amal buruk pun dapat kita lakukan, tentunya dengan kesiapan mempertanggungjawabkannya di hadapan Allah. Jika umur fisik berakhir setelah kematian datang, maka umur amal tidak akan mati.

Rasulullah SAW umur fisiknya berhenti di usia 63 tahun tetapi umur amal kebaikannya masih hidup sampai sekarang bahkan akan tetap hidup sepanjang zaman. Ajaran-ajarannya baik berupa qauliyah (ucapan) dan fi’liyah (perbuatan) akan terus menjadi sandaran seluruh umat manusia dalam berucap, bersikap dan berbuat. Keteladanannya dalam berbagai aspek kehidupan masih menjadi panutan semua kaum yang beriman, bahkan milyaran muslim dunia ingin meniru dan meneladaninya. Para sahabat, para ulama dan orang-orang shaleh bisa jadi umur fisiknya berhenti di usia puluhan tahun, namun warisan ilmu dan amalnya takan lekang ditelan masa. Begitu juga orang-orang telah mendahului kita dari sisi usia. Mereka selalu mengajarkan arti penting kebaikan-kebaikan yang diwariskan setelah meninggalkan dunia ini.

Oleh karena itu, berdasarkan umur dan amalnya, ada empat kategori manusia. Pertama, manusia yang panjang umurnya tapi pendek amal baiknya. Manusia seperti ini memiliki umur panjang tapi sayangnya tidak sebanding dengan amal baiknya. Artinya, amal buruknya lebih banyak ketimbang amal baiknya. Ketika ia mati, yang tertinggal dan terkenang di masyarakat adalah keburukan sikapnya yang dulu pernah ia perbuat.

Kedua, manusia yang pendek umurnya tapi panjang amal baiknya. Ketika maut menjemputnya, bisa saja ia tergolong masih muda tetapi jumlah amal kebaikannya ribuan kali lipat lebih besar daripada usianya. Perhitungan usianya berhenti di usia muda tetapi amal baiknya tidak mati di tengah masyarakat. Kebaikannya selalu diingat, jasa-jasanya dikenang, dan amal baiknya tetap bersinar di sanubari orang banyak.

Ketiga, manusia yang pendek umurnya dan pendek juga amal baiknya. Mati di usia muda dengan berlumuran dosa dan maksiat. Sungguh rugi orang-orang yang termasuk kategori manusia seperti ini. Keempat, manusia yang panjang umurnya dan panjang juga amal baiknya. Barangkali kategori manusia tipe ini yang kita inginkan. Berumur panjang tapi umurnya ia habiskan untuk menanam kebaikan sebanyak-banyaknya sebagai bekal penen di kemudian hari. Saat maut menjemput, ia sudah mewariskan ilmu pengetahuan, segudang jasa kebaikan, dan segunung amal baik yang berguna bagi masyarakat. Jasadnya boleh saja telah tiada, tetapi ilmu, ajaran dan amal kebaikannya bersinar terang di tengah kehidupan masyarakat.

Manusia hidup tidak lepas dari tigal hal yaitu tempat, waktu dan alat. Mari kita jadikan dunia ini sebagai tempat untuk menanam amal kebaikan sebanyak-banyaknya agar kita kita bisa memanennya di kemudian hari. Umur adalah waktu yang dianugerahkan Allah kepada kita, jangan sampai umur kita sia-sia tanpa guna sebelum Allah mengambil hak atas usia kita. Dan mari kita jadikan ilmu, tenaga, harta dan amal kita sebagai alat untuk menjadikan diri bermanfaat bagi sesama, hingga kita termasuk manusia yang panjang umurnya dan panjang juga amal baiknya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kerenn pak tulisannya..

17 Apr
Balas



search

New Post