Usnima, SE

Nama Usnima, SE Tempat lahir Surian Kab. Solok 19 Juli 1976 bekerja sebagi guru IPS di MTsN 5 Solok...

Selengkapnya
Navigasi Web
Berakhirnya Kisah Kita (159) tantangan menulis gurusiana hari ke-465

Berakhirnya Kisah Kita (159) tantangan menulis gurusiana hari ke-465

Tidak terasa, karena capek adik akhirnya tertidur. Nenek mengambil alih kamera adik dan meletakkan kembali ke dalam tas. Nenek membeli beberapa cemilan yang dijajakan pedagang. Ada jajanan khas daerah ini yang sangat enak dan hanya dijual pada objek wisata ini.

“Nek makan yuk, Abang sudah lapar” ajak abang.

“Adikmu masih tidur” sahut Yudi.

“Kalau Abang lapar makanlah dulu, Papa dan Yudi kalau mau makan sekalian” tanya bu Ami.

“Adik bagaimana” tanya kakek.

“Makanlah dulu, biar Nenek nanti makan dengan Adik” kata bu Ami.

Sementara di kampung Yati, bu Ina masih menunggu yang sudah dua hari belum pulang. Yati masih betah di rumah temannya. Temannya mengajak Yati jalan-jalan. Yati senang, karena di rumah nanti dia tidak akan bisa kemana-mana.

Kemaren dia pergi juga karena ibunya tidak ada di rumah. setelah puas jalan-jalan, temannya juga mengajak belanja. Yati sangat senang kalau diajak belanja. Apalagi ada yang mentraktirnya.

“Yan coba hubungi lagi kakamu. Sudah dua hari tidak pulang” kata bu Ina.

“Yani malas, Bu” kata Yani sambil berlalu ke kamar.

“Tadi kan sudah, Bu. Kata Yani tidak aktif” kata ayah menjelaskan kepada ibu.

“Apa Dia sudah tidak sayang lagi kepada kita Yah” tanya bu Ina.

“Kalau dia sayang, tidak akan seperti ini. Dia ke sini menengok ibu yang sakit, tapi kenyataannya sekarang ada dimana. Bukannya menyenangkan hati orang tua malah membuat susah” kata ayah.

“Sepertinya Kak Ami sudah bosan dengannya” kata bu Ina.

“Kesalahannya sudah sangat fatal bu, kita terserah keputusan Yudi saja. Kak Ami juga tidak akan bertindak lebih jauh. Kak pasti akan menyerahkan masalah ini kepada Yudi” kata Ayah.

“Kalau aku jadi bang Yudi, aku cerai saja dia” kata Yani yang baru ke luar dari kamar.

“Kamu bicara apa Yan” tanya bu Ina.

“Ibu anak kesayangan ibu itu tidak tahu diri. Dapat suami mapan dan bertanggung jawab, malah disia-siakan. Jadi ibu rumah tangga tidak mau belajar. Kalau ingin semua dilayani ya kerja cari uang. Ini ibu rumah tangga tidak punya kerjaan tidak mau mengurus anak dan suami” kata Yani berapi-api

“Sudah Yani, ini uang belanja. Keburu siang sana” kata ayah melerai pertengkaran ibu dan anak itu.

Bersambung...

Surian, 19 Juni 2021

Salam Literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap ceritanya Bunda

20 Jun
Balas

Makasih bun

21 Jun

Selalu menarik kisahnya. Sehat dan sukses selalu Bu cantik

21 Jun
Balas

Makasih bunda cantik

21 Jun

Ceritanya semakin keren dan asyik untuk diikuti, ditunggu kelanjutannya Bu

21 Jun
Balas

Makasih Pak sudah berkunjung

21 Jun

Kisahnya semakin keren walau beberapa lama tak membacanya. Sukses Buk.

21 Jun
Balas

makasih bun

21 Jun

Kereen kisahnya, Bu. Salam sukses.

20 Jun
Balas

Makasih bun

21 Jun

Huissh.. udah punya suami mapan disia_siakan he.. keren ceritanya Bunda.

21 Jun
Balas

makasih sudah berkunjung bun

21 Jun



search

New Post