Setelah selesai makan siang, mereka berkumpul di ruang keluarga. Yani belajar, sementara ayah dan ibu menonton. Menjelang sore Yati datang. Yani tidak mengacuhkannya, begitu juga dengan ayah. Bu Ina terlihat senang tapi Yati hanya melihat mereka sekilas tanpa menyapa. Dia langsung masuk kamar dan membersihkan diri.

Bu Ina sangat sedih melihat Yati acuh saja. Tidak lama setelah Yati selesai mandi dia keluar dan bergabung dengan mereka di ruang keluarga.

“Kamu kemana saja” tanya bu Ina.

“Main di tempat teman” jawab Yati singkat.

“Dasar tidak tahu diri” ujar Yani.

“Kamu bilang apa” kata Yati mau menghampiri Yani.

“Kalau mau bertengkar di luar” kata ayah.

Mendengar ayah kedua diam.

“Yani belajar di kamar ya” kata ayah kepada Yani.

Yani menurut apa kata ayah sambil membereskan bukunya dan masuk ke kamar.

“Kamu dari mana” tanya bu Ina sekali lagi kepada Yati.

“Aku sudah bilang, main di tempat teman” jawab Yati.

“Kenapa terlambat sampai dua minggu sampai di sini” tanya bu Ina lagi.

“Aku ada perlu dengan teman” jawab Yati.

“oh... jadi temanmu lebih penting dari ibu ya” kata ibu.

“Kenapa ibu marah, Aku kan sudah sampai di sini” kata Yati.

“Bagusnya Kamu tidak datang saja ke sini, sebenar aku sudah muak dengan kamu” kata bu Ina langsung berlalu dari sana.

“Kenapa aku yang salah” guman Yati.

“Kamu tidak tahu dengan kesalahanmu itu”tanya ayah.

Yati terdiam, dari tadi dia tidak memperhatikan ayahnya. Akhirnya dia menunduk.

“Kenapa kamu diam” tanya ayah lagi.

Bersambung...

Padang, 23 Juni 2021

Salam Literasi