Usrotun Hasanah

Guru Kelas VI SD Negeri 2 Garung Kabupaten Wonosobo....

Selengkapnya
Navigasi Web
Hakikat Shadaqatun Jariyah

Hakikat Shadaqatun Jariyah

Hakikat Shadaqatun Jariyah

Oleh: Usrotun Hasanah

Dua hari ini di SDN 2 Garung diadakan Pesantren Ramadan. Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun. Berbeda dengan tahun sebelumnya, Pesantren Ramadan yang biasanya hanya diisi oleh guru PAI, namun kali ini semua guru dan kepala sekolah terlibat dalam kegiatan ini. Tak terkecuali saya mendapat jatah mengisi materi Tarikh. Jadwal saya pada hari Kamis, 16 Mei 2019 jam kedua setelah materi Alquran yang diisi oleh guru PAI, Ahmad Yahya, S.Pd.I.

Saya menyampaikan materi tentang The Well of Utsman atau Sumur Utsman. Anak-anak terlihat antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka mendengarkan kisah tersebut dengan saksama. Ketika saya memberi pertanyaan terkait dengan materi, mereka pun berebut menjawabnya. Ternyata mereka sangat senang ketika materi tentang keagamaan tidak hanya disampaikan oleh guru PAI.

Sekilas tentang Sumur Utsman. Kali pertama, saya mendapat cerita tentang Sumur Utsman dari ayah saya saat saya duduk di bangku SD. Setelah lama tidak mendengar kisah tentang Nabi dan sahabat-sahabatnya, tiba-tiba empat hari yang lalu, suami saya membagikan artikel tentang Sumur Utsman di grup WA keluarga. Seolah dibawa ke masa kecil, saya berkeinginan menceritakan kisah ini kepada putri saya dan anak-anak di sekolah. Saya membayangkan betapa senangnya mereka jika mendengar kisah ini. Seperti ketika saya mendengar kisah ini dari ayah. Benar saja, anak saya senang mendengarkannya meski kini usianya 15 tahun. Bukan anak-anak lagi tentunya.

Inilah kisah tentang Sumur Utsman yang saya kutip dari berbagai sumber dengan perbaikan ejaan.

Madinah merupakan satu dari dua tempat suci umat Islam yang ada di Arab Saudi. Di kota yang terletak di utara Mekah itu, berdiri Masjid Nabawi yang di dalamnya terdapat makam Nabi Muhammad SAW.

Selain itu, Madinah juga dikenal dengan sejumlah sumur yang berkaitan dengan perjalanan Nabi Muhammad -- dalam 23 tahun masa kerasulannya, Nabi tinggal di Madinah selama 10 tahun.

Salah satu sumur yang dikenal di sana adalah wakaf salah satu sahabat Nabi, yakni Utsman bin Affan. Sumur yang dikenal bernama Raumah (ada yang menyebutnya Ruma) tak berhenti mengalir meski telah berusia 1.400 tahun. Seorang peneliti dari pejabat pengembangan Madinah, Abdullah Kaber, mengatakan kepada Saudi Press Agency bahwa itu merupakan satu-satunya sumur zaman Nabi Muhammad yang masih mengalir hingga sekarang.

Di dekat sumur itu terdapat sebuah masjid dan ladang kurma nan luas. Sejumlah tanaman dan bunga pun bermekaran karena teraliri dari sumur tersebut.

Diriwayatkan pada masa Nabi Muhammad, Kota Madinah pernah mengalami paceklik hingga kesulitan air bersih. Satu-satunya sumber air yang tersisa adalah sebuah sumur milik seorang Yahudi bernama Raumah. Rasa airnya mirip dengan air dari Sumur Zam-zam. Kaum muslimin dan penduduk Madinah terpaksa harus rela antre dan membeli air bersih dari Raumah. Pada waktu-waktu tertentu Raumah menaikkan harga air dengan seenaknya. Penduduk Madinah pun terpaksa harus membelinya. Karena hanya sumur inilah yang tidak pernah kering.

Prihatin atas kondisi umatnya, Rasulullah kemudian bersabda, "Wahai sahabatku, siapa saja di antara kalian yang menyumbangkan hartanya untuk dapat membebaskan sumur itu, lalu menyumbangkannya untuk umat, maka akan mendapat surga Allah Ta'ala." (HR. Muslim)

Mendengar hal itu, Utsman bin Affan segera bergerak untuk membebaskan Sumur Raumah itu. Utsman segera mendatangi Raumah untuk membeli sumur itu dengan harga yang tinggi.

Walau sudah diberi penawaran yang tertinggi sekali pun, Raumah tetap menolak menjualnya, "Seandainya sumur ini saya jual kepadamu wahai Utsman, maka aku tidak memiliki penghasilan yang bisa aku peroleh setiap hari," kata Raumah menjelaskan alasan penolakannya.

Utsman bin Affan yang ingin sekali mendapatkan balasan pahala berupa surga tidak kehilangan cara mengatasi penolakan Yahudi ini. Ia pun membeli setengah sumur itu dan memilikinya secara bergantian. Akhirnya Raumah setuju dan menerima tawaran Utsman. Hari itu juga separuh dari sumur Raumah adalah milik Utsman.

Utsman segera mengumumkan kepada penduduk Madinah yang mau mengambil air di Sumur Raumah untuk mengambil air dengan gratis karena hari ini Sumur Raumah adalah miliknya.

Utsman mengingatkan agar penduduk Madinah mengambil air dalam jumlah yang cukup untuk dua hari, karena esok hari sumur itu bukan lagi miliknya.

Keesokan hari Raumah mendapati sumur miliknya sepi pembeli, karena penduduk Madinah masih memiliki persedian air di rumah.

Raumah pun mendatangi Utsman dan menawarkan untuk menjual sumur itu dengan harga yang sama. Utsman setuju lalu membelinya seharga 20.000 dirham. Sumur Raumah kini menjadi milik Utsman seutuhnya.

Setelah itu Utsman bin Affan mewakafkan Sumur Raumah. Sejak saat itu Sumur Raumah dapat dimanfaatkan oleh siapa saja, termasuk Raumah, si pemilik lama.

Sampai sekarang, sumur tersebut dikenal dengan nama Sumur Utsman atau The Well of Utsman. Tanah luas di sekitar sumur tersebut ditanami kurma dan diberi air dari Sumur Utsman. Kebun kurma tersebut dikelola oleh Badan Wakaf Pemerintah Saudi hingga saat ini. Kurma dieksport ke berbagai negara di dunia, hasilnya diberikan untuk yatim piatu dan pendidikan. Sebagian dikembangkan menjadi hotel dan proyek-proyek lainnya, sebagian lagi dimasukkan kembali ke sebuah rekening tertua di dunia atas nama Utsman bin Affan. Hasil pengelolaan kebun kurma dan grupnya saat ini menghasilkan 50 juta Riyal per tahun (setara 200 Milyar per tahun).

Hikmah yang bisa kita ambil dari kisah tersebut yaitu Raumah tidak akan penah menang. Mengapa? Karena visinya terlalu dangkal. Ia hanya hidup untuk masa kini, masa di mana ia berada di dunia. Sedangkan visi dari Usman Bin Affan jauh ke depan. Ia berkorban menolong manusia lain yang membutuhkan dan ia menatap sebuah visi besar yang bernama:

"Shadaqatun Jariyah, sedekah berkelanjutan". Sebuah sedekah yang tidak pernah berhenti, bahkan pada saat manusia sudah mati.

Inilah cara memajukan Islam secara cerdas dan berkah dunia akhirat.

Wonosobo, 17 Mei 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

saya yang sudah nenwk juga senang dengan ceritanya...bagus Bu Usrotun ! isinya syarat pendidikan

17 May
Balas

Terima kasih, Bu Latifah. Semoga melalui cerita yang kisa sampaikan, anak-anak dapat mengambil hikmahnya.

18 May



search

New Post