Semarakkan Gerakan Literasi Nasional dengan Lomba Menulis dan Membaca Cerpen
Suatu kehormatan ketika saya diberi kepercayaan menjadi salah satu juri Festival dan Lomba Literasi Nasional Kecamatan Kejajar. Cabang lomba yang saya nilai yaitu Lomba Menulis Cerpen Putra. Sama seperti cabang lainnya, cabang menulis cerpen dibagi menjadi 2 kelompok, putra dan putri. Bersama satu juri lainnya, saya menilai 10 karya dari berbagai sekolah. Saat berkeliling melihat coretan mereka, ada rasa haru menyeruak di hati. Mereka begitu mengalir menuangkan ide di atas kertas folio bergaris yang disediakan panitia. Tulisan tegak sambung beberapa peserta tertata dengan rapi. Selain potensi yang dimiliki anak, tentu hal ini tak lepas dari peran pembimbing. Ada satu peserta yang menarik perhatian kami berdua. Tubuh mungil itu begitu telaten menggoreskan tinta bolpoinnya. Pelan namun pasti. Rasa penasaran saya pun terusik. "Kelas berapa, Mas?" "Kelas dua." Masyaallah, luar biasa! Dia peserta terkecil di ruangan itu. Waktu yang ditetapkan panitia untuk menyelesaikan naskah selama 2 jam benar-benar dimanfaatkan para peserta. Pukul 11 tepat, semua naskah telah terkumpul di meja juri. Setelah beberapa menit beristirahat, tiba lah waktu bagi peserta membacakan hasil karya mereka. Sesuai nomor undi peserta, kami memanggil mereka satu persatu. Luar biasa! Ternyata mereka begitu memesona saat tampil di depan. Beberapa peserta bahkan nyaris lepas teks saat menceritakan cerpennya. Pada umumnya, pembacaan naskah cerita oleh peserta sudah bagus. Hanya perlu pembinaan dalam hal intonasi dan penjiwaan cerita. Sementara untuk penulisan naskah, penggunaan ejaan dan kalimat efektif masih memerlukan perhatian. Dengan adanya lomba semacam ini, semoga gerakan literasi nasional semakin semarak. Menjadi tugas kita sebagai guru untuk menggali potensi anak didik. Tanpa pembinaan, potensi anak akan tenggelam. Bukankah itu sangat disayangkan? Kita perlu menggandeng orang tua peserta didik untuk hal ini. Komunikasikan dengan mereka bahwa setiap anak memiliki potensi. Tugas kita dan mereka lah untuk menggali potensi anak didik. Melalui kerja sama yang baik, tumbuh kembang anak akan lebih maksimal.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Sip...! Kapan2 boleh juga lomba membaca cerpen saya ya Bu? Hehehe ...
Siap!
Mantap.... Penulis buku sudah... Juri lomba sudah.... Pembicara.....sudah....
Alhamdulillah, jadi pembicara di depan anak-anak, Bu. Haha...
Saya harus banyak belajar dari bu Usrotun
Saya juga harus banyak belajar dari siapa pun, termasuk Bu Dyahni. Terima kasih sudah pinarak ke tulisan saya.
Luar biasa...
Terima kasih, Bu.
Luaaarr biasaaa Maaf bu Min itu siapa ya Bu Us?
Saya Guru SD 2 Garung, Pak Mukti. Salam kenal nggih. Pak Mukti ngasta di mana?
Bu Min Guru SMP Al Irsyad Purwokerto. Beliau ingin ikut pameran buku waktu pelatihan. Maaf, Pak. Kemarin saya gagal fokus dengan pertanyaan Bapak. Hehe..
Keren bu, kegiatan literasi bila sudah produktif ternyata dapat melebarkan sayap. Selamat!
Terima kasih, Bu. Luar biasa! Salah satu peserta lomba mengangkat kearifan budaya lokal. Petani kentang dan carica. Sangat unik cara dia menuangkan idenya. Saya juga terpesona dengan tulisan tegak sambungnya. Sudah menjadi barang langka ketika anak mau menulis tegak sambung. Apalagi dengan kaidah penulisan yang benar.
sip
Terima kasih, Bu Sutriasih. Barakallah.
Sukses ya Bu, tulari saya ilmunya gih.
Terima kasih, Bu Rahimah. Saya juga masih belajar. Mari bersama-sama saling membantu dan memotivasi.
Selamat dan sukses bu,,, mohon ijin bisa menginspirasi
Terima kasih, Pak Toharman. Mangga, Pak. Kita saling berbagi pengetahuan dan juga semangat.