Uswatun hasanah

Uswatun hasanah,lahir di kota kecil Blitar 28 April 1984. Pendidikan dasar di selesaikan di MI ALHUDA Blitar begitupun pendidikan menengah pertama masih di Blit...

Selengkapnya
Navigasi Web

Kutitip Bulan Untukmu

Untuk pertama kalinya kulangkahkan kaki ini di ibukota negara,untuk menemui belahan jiwa juga tugas negara. Hati berbinar,segala rasa capek hilang seketika bahkan menunggu bagasi pun menjadi hal yang menyenangkan bagiku. Ponselku berdering,suara khas yang tiap hari kudengar,menyapaku dengan salamnya hatiku pun berbunga lagi. Sedikit sapaan darinya ibarat air hujan yang membasahi bumi setelah kemarau panjang lamanya. Apalagi saat dia tanyakan apakah diri ini mau bertemu dengannya,oh my heart semakin berdegup kencang. Segera setelah mendengar semua petunjuknya aku bersiap mencari taksi bandara. Dengan alamat lengkap yang kuberi taksi pun melaju menuju hotel yang kutuju. Sepanjang jalan aku sudah memikirkan indahnya sore ini bertemu dengannya.

Tak butuh waktu lama untuk sampai ke tempat tujuanku. Meski ini kali pertama aku ke jakarta,entah mengapa aku merasa begitu biasa tak ada rasa takut sedikitpun. Bapak supirpun mengantarkan membawa barang barangku menuju hotel. Segera setelahnya beliau pun pamit.

Setelah berdiskusi cukup lama akhirnya aku mengiyakan persyaratan dari resepsionis untuk membayar biaya tambahan menginap dihotel karna memang aku datang belum waktu jam cek in. Tak apalah fikirku daripada aku kecapean duduk menunggu waktu cek in.

Jam menunjukkan pukul 1 siang,aku pun langsung mempersiapkan diri untuk pergi ke tanah abang berbelanja. Sebenarnya aku ingin ditemani olehnya tapi karna kesibukannya, aku harus membuang egoku dan memahami betapa repotnya dia. Toh sore ini juga sepulang kantor dia akan menemuiku fikirku. Akupun melaju bersama temanku siang itu menuju surganya ibu ibu. Macet,panas,pengap mulai merasukiku membuatku tak betah berlama lama disana. Setelah semua yang ku cari terbeli semua ,kuputuskan segera kembali ke hotel. Sepanjang jalan aku tak tahan untuk segera sampai. Ponselku mati karna kehabisan baterai membuatku semakin panik,berfikir kalau dia menelpon dan mencariku. Ketakutan merasukiku khawatir apa yang kulakukan ketahuan.

Ah sampai juga di hotel tempatku menginap. Segera ku isi baterai ponselku. Kemudian aku melangkah kedepan menemani temanku makan di Rumah Makan Padang depan hotel. Tapi makanpun tak terasa nyaman dan enak di lambungku. Fikiranku terus di gelayuti keinginan bertemu dengannya. Akupun pamit sebentar untuk mengambil ponselku di kamar. Perlahan ku aktifkan ponselku dan aku menunggu cukup lama tapi tidak ada juga pesan chat darinya. Ku beranikan bertanya tentang janji pertemuan kami sore ini. Tak sabar menunggu jawabannya walau akhirnya aku harus menahan kecewa dan tangisku saat itu karna dari pesan chat itu, dia kabarkan kesibukanya mengatur keuangan kantornya. Dia berkata besok akan datang di tempat kegiatanku.

Akupun kembali menemui kedua temanku,berusaha tetap tersenyum gembira diantara mereka,meski dada ini sesak menahan tangis kecewa.

Pagi ini aku sudah siap menuju senayan tempat kegiatan dilaksanakan. Aku begitu bersemangat mengikutinya,semangat untuk bisa belajar menjadi penulis profesional layaknya pengarang yang selalu kuidolakan. Satu demi satu materi di berikan sampai akhirnya pemateri kali ini masih lumayan seumuranku sekitar 36 tahun. Wajahnya lumayan menggiurkan tapi tidak bagiku karna sudah ada seseorang yang mengunci hati dan fikiranku. Sepanjang materi di berikan,mas pemateri ini tetap kekeh berdiri didepanku, sambil terus menatapku sambil melontarkan pujian pujian terus terang kepadaku didepan semua peserta pelatihan. Aku sempat salah tingkah juga karna tatapannya rasanya seperti ingin menelanjangiku. Oh my god kenapa sih ni orang fikirku. Banyak cewek lain tuh di ruangan ini,jangsn terus terusan aku dong sambatku. Malah ngasih permen lagi. Why not aku terima dengan riang gembira. Moga moga isinya bukan obat bius candaku.

Jam 12 siang saatnya istirahat,kugunakan untuk berjalan melihat pameran di bawah. Kulihat di ponsel belum juga ada pesan masuk. Gelisah kembali menggelayut. Jam 1 kegiatan dimulai kembali,aku terus menikmati materi. Asik mengerjakan tugas tak terasa kulihat jam menunjukkan pukul 15.00 sore. Aku kembali membuka percakapan denganjya melalui wa. Tapi lagi lagi jawabanjya kali ini membuatku banjir airmata,aku tak lagi bisa menahannya seperti sore kemarin,bahkan pertanyasn teman disebelah pun tak lagi ku gubris. Aku larut dalam kecewa bahkan aku sudah tak perduli lagi menangis disana. Ingin rasanya segera pulang ke kamar menangis sepuasnya tapi apalah daya sekarang belum saatnya. Jawaban demi jawabanya membuatku makin menderita. Pemateri yang sedari tadi asyik di hadapanku pun kini tak berani bicara di depanku lagi. Dia perlahan duduk di tempatnya sendiri layaknya pemateri. Sambil melihatku dari jauh. Biarlah fikirku,dia tidak tau rasaku.

akhirnya kesempatan yang kutunggu datang juga,letih lesu lunglai. Aku masuk ke kamarku aku liar menangis dikamar kulempar semua barang barangku. Sambil sesenggukan di lantai kamar menangisi yang terjadi. Aku begitu berharap bertemu dengannya,aku begitu merindunya selama beberapa bulan ini. Aku begitu mencintainya,dirinya yang memberikan warna baru dihidupku. Haruskah rasaku berakhir seperti ini. Mana pria yang selalu lembut menyapaku. Aku mulai membencinya yah membencinya.Aku terus sesenggukan,aku tak peduli lagi mataku membengkak karna tangisku. Aku benar benar tak peduli. Andai dia tau aku ke jakarta menggunakan uang pribadiku hanya untuk menemuinya,melihat wajahnya,menunggu dia memegang tanganku dengan kasihnya. Begitu besar rasa ini meski aku tau dia tak lagi sendiri. Tapi aku ingin dia memahami ini,aku tak pernah berfikir merebut dia darinya. Aku bahkan rela menjadi orang kesekian kalinya asalkan aku mendapatkan kasih sayangnya. Tapi sepertinya rasa ini hanya milikku hanya milikku sendiri. Biarlah fikirku. Biar aku sendiri yang tanggung,semua juga salahku. Mencintai milik orang. Cukup lama aku larut dalam tangisku,2 jam lamanya.Aku pun bangkit,memperbaiki posisiku,menyisir rambut dan mulai menata kamarku. Sesekali aku bercermin melihat wajahku yang memerah juga mata yang membengkak.

Tiba tiba ponselku berdering. Kulihat itu sebagai panggilan dari anak semata wayangku. Oh my god kenapa mesti video call keluhku,kalau dia tau ibunya menangis dia lebih sedih lagi. Untungya my little boy cuma sebentar telponnya dan aku pun memberikan alasan yang masuk akal untuknya.

Telpon pun berdering kembali.. uh apalagi si keluhku adik bungsuku bercerita tentang permasalahan keluarganya sambil menangis juga. Aku tau aku masih belum stabil mengelola emosiku saat ini tapi sebisa mungkin aku menjadi kakak yang bijaksana,memberikan solusi dan nasehat atas permasalahanjya. Sudahlah semua ada masanya.

Kubaca baca kembali chat kami berdua,aku menyesalinya,menyesal sudah berkata yang kurang baik padanya. Nada ketusku yang membuatnya berjanji datang menemuiku di stasiun itu. Sebuah cerita baru kemudian bagiku. Aku pun tidak tau jelas alasan tentang ketidakmauannya datang kesenayan yang katanya harus berpakaian resmi. Bagiku itu bukan alasan logis. Ah fikirku semua pria sama,tak mengerti rasa hanya ingin mempermainkan wanita.

Sore ini,belum juga selesai kegiatanku,dia sudah mengabariku tentang keberadaannya saat ini di stasiun.aku pun menjadi gelisah tak enak di tunggu.

30 menit waktu kutempuh mengingat jakarta yang macet. Sampai juga distasiun senen, kuhubungi dia dan dia bergegas mencariku. Aku duduk di bangku antrian menunggu tiket yang akan kutukar hari dan jamnya. Yah kuganti hari keberangkatanku karna masih ingin melewatkan waktu bersamanya. Rasaku teramat besar dibanding semua dan itu yang tak kan pernah dia tau. Aku masih duduk membisu,menunggu nomorku. Dan kulihat diujung pintu,dirinya dengan kaos hitam juga ranselnya. Segera kutundukkan wajahku. Aku ingin dia yang menemukanku bukan aku. Berdegup jantungku dipompa begitu kerasnya. Yah... dia menemukanku,dia saat ini disampingku tersenyum manis menyapaku.mengulurkan tangannya yang segera juga aku menariknya kawatir dia akan nakal menggodaku. Akupun dipanggil petugas dan dia mengekor duduk disampingku. Perhatian banget dalam hatiku. Tapi wajahnya itu loh... kasian banget. Terlihat begitu capek dan sepertinya menanggung banyak beban. Itu sih fikiranku tidak tau yang sebenarnya. Bisa juga takut ketahuan istrinya karena bersamaku.

Segala urusan tiket keberangkatanku selesai. Dia menanyakan akan kemana setelah ini. Aku jawab pulang saja,walau jujur sebenarnya aku tetap pingin bisa bernyanyi bersamanya. Ah wanita memang selalu aneh apa yang dikatakan kadang selalu terbalik. Tapi aku punya harapan bisa duduk ngobrol bersamanya dihotel. Saat di mobilpun dia tak sehangat biasanya. Dia lebih banyak menegurku. Aku sedikit jengah sebenarnya. Semua yang kususun rapi hanya seperti ini fikirku.ah sudahlah,sampai dia pulang pun aku masih belum rela dia pergi meninggalkanku. Aku terlalu sering ditinggalkan orang yang berarti dihidupku sehingga berpisah adalah hal paling kubenci.

seperti kemarin pagi ini dia lebih dulu menungguku di stasiun. Rasa bersalah karna terlambat datang membuatku tak betah berlama lama dijalan.

aku kembali menemukannya di ruang stasiun itu,kemeja putih celana hitam tetap dengan ransel yang sama. kali ini dia lebih hangat. Tawanya lebih alami. Dia keluar cepat hari ini untuk menemuiku. Aku harus berterima kasih untuk ini. Dia membawaku menuju tempat sarapan. Kami duduk berdua diantara riuh dan pengapnya suasana stasiun.

Layaknya Abg yang lagi kasmaran,kami duduk berhadapan. Tak bosan kupandangi wajahnya. Aku ingin selalu melihat wajah ini ,yah wajah ini selamanya,dihatiku. Karna aku tau kasih ini tak akan pernah sampai . Dia menegurku membuysrkan konsentrasi melamunku karna tidak lekas menghabiskan makanan. Bagaimana bisa aku habiskan,aku kurang suka menunya dan aku selalu grogi makan bersamanya. Andai saja dia tau itu. Tak lama dia mengeluarkan 2 stel kaus hitam dari tasnya.masih rapi terbungkus plastik. Langsung dia berikan padaku,sebagai oleh oleh katanya. Meleleh hatiku,bapak satu ini tomantis juga batinku.

Selesai juga ritual sarapan meski aku tak menyelesaikan makanku. Aku terus menunggu dia menggenggam tanganku tapi tak jua kudapati. Malah kini kami duduk berjauhan. Isi chatnya terus meledekku menaikkan rasa nekatku. Rupanya bapak 1 ini pingin liat kalo aku lagi nekat kali ya. Ku geser pria muda di sampingku. Dengan bahasa yang sopan aku bilang bahwa aku ingin duduk didekat bapak yang disebelahnya. Hahaha... aku menang. Kini kami duduk berdampingan,dia bisikkan untuk mencium pipinya. Ah aku masih berfikir kalau untuk ini. Dia memegang bahu dan pinggangku. Berdesir kembali jantungku,merinding kurasakan saat itu. Ah sensitif banget si aku fikirku. Aku terus memanja,meminta sesuatu yang pernah dijanjikannya tapi dikatakanhya bahwa dia belum seberani itu. Di tengah asyiknya kami ngobrol datanglah portir pembawa barangku,mengjak masuk ke ruang tunggu kereta karena kereta sudah datang katanys. Lebih dongkol aku dibuatnya. Aku belum dapat apa apa,aku kesini menagih janji. Ah sebel.. aku terus bergelayut di sampingnya sambil tanganku memegang tangannya dan memanggil manja "mas... duh.. sebel cepet banget si .. ah males banget. Mas... ".

Tiba juga saat itu,saat yang kubenci dalam hidupku"perpisahan" mau tidak mau aku harus pergi.aku menguatkan diri. Ku pegang tangannyavdan bersalaman tak lupa kucium tanganya dan oh god... dia memelukku,mencium kedua pipiku, keningku,pipiku,bibirku. Akupun pasrah menutup mata menghayati setiap detik peristiwa saat itu.Ah my heart... aku tak menyangka dia seberani itu. Kembali kubuka mataku dan aku pun tersenyum. Kuucapkan terima kasih untuk semua yang tlah diberi. Kutitipkan bulan ini untukmu. Jaga dia semurni warnanya yang putih susu.Jangan pernah berubah seperti zaman yang selalu berganti. Aku selalu menantimu dikotaku. Aku selalu menanti pertemuan yang sama

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post