Hari ini menjadi terakhir disini. Aku tidak tau mengapa begitu sulit membuka mataku. Mungkin saja saat beban mulai berkurang sehingga ringanlah mata untuk memejam.

Dari semalam kurasa berbeda,ada binar bahagia kulihat darinya. Sesuatu yang membiasa saat perpisahan mulai menyapa. Yah.. setiap pertemuan memang selalu ada akhirnya. Dan saat perpisahan itu menjadi berat ,saat itu pula aku mulai menyadari untuk bisa ikhlas menerima semua. akan ada saatnya kita kan bertatap jua,dalam ruang yg sama Dalam kerinduan yg sama Menjadi pemahat-pemahat penuh cinta Bersama anak-anak kita

Jangan lagi menangis untukku Cukup putar dan liukkan indah jemarimu disana,pada lantai penuh pengharapan pena juga layar canggih penerjemah logika maju kita. Dan saat itu kembali,aku ingin bisa melihatmu kembali dalam sosok yg sama meski dalam ruang yg berbeda Tidak... Jangan lagi menangis untukku Pejamkan matamu dan Cukup berikan senyummu Aku kan menjadi elang dari kupu-kupu yang malang. Mengepak asa.. menciptakan kembali kata2 yg tertunda.

taukah... kaulah nikmat Tuhan terindah yang diberikan untukku ,penghibur hati yang lara

pengobat luka yang masih saja menganga

rasa yang begitu bergemuruh, rasa yang membuatku luruh

rasa untuk menikmatimu dengan sungguh

Rasa yang sama seperti halnya menelusuri kota ini, kemudian menemukanmu dalam genggamanku adalah rinduku , rindu yang terkekang waktu, rindu melukismu bersama berputarnya waktu

ketika takdir tuhan berkata lain dengan rinduku, aku hanya bisa tersenyum dalam lukaku. luka yang mungkin tak akan pernah sembuh dengan sendirinya

tapi aku mohon... jangan lagi menangis untukku

aku mungkin bukan takdirmu, meski aku juga menangis untuk itu