Uswatun Hasanah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kesabaran tak terbatas

Pagi itu pak Amin menyiapkan sarapan buat istri tercinta. Hal ini dilakukan pak Amin setiap pagi semenjak sang istri terbaring sakit. Dengan sabar pak Amin menyuapi sitri tercintanya denga bubur yang sudah dimasak sejak pagi. Karena kondisi kesehatan sang istri yang sudah berulang kali masuk rumah sakit maka dengan penuh kesabaran pak Amin menunggui sang istri di rumah sakit. Pak Amin memiliki 2 orang anak. seorang putra dan seorang putri. Kini mereka telah beranjak dewasa. yang putra bernama Adi yang putri bernama Ida. Ida sebagai anak pertama sudah menyelesaikan sekolah dan sekarang sudah bekerja di sebuah rumah rumah sakit di bagian laboratorium. Sedangkan Adi sedang menyelesaikan kuliah di sebah perguruan tinggi di Solo. Karena mereka sudah dewasa dan memiliki tugas sendiri sendiri maka pak Amin di rumah dengan istri tercinta. Pak Amin bekerja mengurus proyek sedangkan istrinya berjualan di pasar.

Keluarga pak Amin termasuk keluarga yang mapan dan bahagia. Di kampung Pak Amin dan istrinya adalah keluarga yang memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi, terbukti Pak Amin pernah menjabat sebagai ketua RT. Mereka adalah keluarga yang harmonis. Musibah terjadi semenjak sang istri merasa sakit perutnya dua tahun yang lalu. Secara intentif mereka ke dokter untuk berobat dan pastinya berharap untuk sembuh. Setelah satu tahun berlalu penyakit bu Amin tak kunjung sembuh bahkan dokter menyatakan bahwa bu Amin menderita kanker usus sehingga harus dilakukan operasi pengangkatan kanker tersebut. Karena kepingin sembuh maka bu Amin bersedia dioperasi. Pak Amin sebagai suami yang setia menunggui istrinya dengan setia. Semenjak sang istri dioperasi maka peran pak Amin menjadi dobel, sebagai suami, sebagai ayah dan juga sebagai ibu, mungkin begitu. Sebab urusan kebersihan rumah dan menyiapkan makan buat istri dilakukan Pak Amin dan dibantu oleh putri pertamanya.

Sementara itu putri mereka yang pertama sudah memiliki calon suami, dan mereka sudah datang untuk melamar Ida. Rencana pernikahan akan dilaksanakan besok bulan Juli. Bu Amin merasa senang karena anaknya sudah ketemu jodohnya meskipun dengan kondisi tubuh yang tidak sehat tetap saja kebahagiaan sebagai orangtua akan muncul ketika anak nya sudah menemukan jodohnya. Persiapan persiapan menjelang pernikahan pun dilakukan oleh Pak Amin ditemani putrinya dan juga tante atau adek adek dari Pak Amin.

Seminggu yang lalu Bu Amin harus dirawat lagi di Rumah Sakit karena kondisinya yang kembali ngedrop. Pak Amin dengan setia menunggui sang istri ditemani oleh sang putri dan adek adek pak Amin secara bergantian. Dua tahun berlalu, kondisi istri pak Amin belum tampak membaik. Setelah selama sepuluh hari dirawat maka dokter mengatakan bahwa B Amin sudah boleh pulang. Di rumah Pak Amin kembali merawat sang istri sambil bekerja dari rumah. Sesekali pak Amin pergi ke proyek untuk memantau pekerjaan proyek. Hari kamis iini Pak Amin memilih bekerja di rumah. Sambil duduk menghadapi laptop Pak Amin mengamati tulisan tulisan yang ada di laptop. Sementara bu Amin tiduran di kamar ditemani olehseorang tetangga namanya b Galuh dan bu Puji. Tampaknya kondisi bu Amin sudah semakin lemah maka dengan bu Galuh dan bu Puji menunutun bu Amin untuk membaca asma Allah agar bu Amin terhibur dan selalu mengingat Allah. Sesekali Pak Amin menemani mereka.

Malamnya bu Amin masih sempat berbicara dengan sang putri tentang rencana pernikahan putrinya. mereka berbicara tentang model baju yang akan mereka kenakan. Malam makin larut mereka mulai beristirahat. Jam 3 dini hari seperti biasa pak Amin terbangun untuk menengok kondisi sang istri, barangkali ada yang diperlukan. Seperti biasa jam segitu Pak Amin terbangun dan memberi minum untuk sang istri. Maka dibangunkanlah sang istri, dilihat wajah istrinya tampak pucat pasi, pak Amin mencoba membangunkannya seperti biasa, namun tak ada jawaban bahkan tak bergerak sama sekali, pak Amin mulai curiga, dipegangnya tangannya untuk memastikan yang terjadi dengan istrinya. Mama...., Mama....., Innalillahi wa inna ilai roojiuun, Tak kuasa menahan air mata dan pecahlah tangis Pak Amin, Air mata deras mengalir. Segera dibangunkan anaknya, dan dengan suara tangis yang masih membuncah diraihnya telpon genggam untuk mengabari adeknya. Meski Pak Amin laki laki tapi lembut hatinya. Sehingga tangis pak Amin tak henti henti......

Semoga husnul khotimah untuk b Amin, dan pak Amin kesabaranmu telah memberi teladan bagi banyak orang agar tetap menjadi suami yang baik dan setia dalam kondisi apapun

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen cerpennya, Bunda. Salam literasi

04 Jun
Balas

Terimakasih pak, salam literasi

04 Jun

Terimakasih pak, salam literasi

04 Jun

Ceritanya keren, sukses Bu Uswatun Hasanah

04 Jun
Balas

Terimakasih pak Rochadi, salam literasi, baarokalloh

04 Jun



search

New Post