usyratin GPAI

Saya adalah guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Dasar di desa yang terletak 35 km dari kota Gresik. Menjadi orang yang bermanfaat merupakan visi yang harus...

Selengkapnya
Navigasi Web
Do'a Abang Tukang Bakso

Do'a Abang Tukang Bakso

"Bakso!", panggil seorang anak menhentikan Abang tukang bakso yang melintas di depan rumah. Satu, dua, tiga anak membeli baksonya, kemudian disusul ibu-ibu ikut beli juga.

Aku yang dari tadi memperhatikan dari balik jendela jadi tergiur ingin beli. Kuambil mangkuk, ikutan antri beli bakso bersama anak-anak, ibu-ibu, bahkan satu bapak. Suasana pun ramai di depan rumahku, apalagi kami menyediakan balai-balai bambu untuk nongkrong ala orang desa.

Alhamdulillah, beberapa tetangga lain berdatangan beli Bakso Si Abang. Sampai lupa menciptakan kerumunan (yang seharusnya dihindari di masa covid).

Pemukiman kami memang lahan baru, masih dekat dengan persawahan. Angin semilir, mendung gelap bergelayut memang paling cocok menyantap bakso.

"Sampean keluar dari pagi?", kepoku membuka pembicaraan sambil menunggu antrian.

"Baru, kira kira setengah dua, Mbak". Memang bisa dilihat dari pentol bakso yang masih penuh di etalase kecil gerobak baksonya. "Ini, masuk ke gang sampean pertama, belum ke mana-mana", lanjut Abang tukang bakso memberi penjelasan.

Mendung semakin tebal, titik -titik air mulai terasa, walai masih jarang. "Mendung, semoga hujan deras, semoga para petani yang baru tanam bisa panen!" , ucapan dan do'anya sambil menengok ke langit dan sekeliling. Do'a yang terdengar aneh, dagangannya masih banyak kok berdo'a hujan.

"Memang Bapak juga tani, baru tanam padi?", tanyaku yang merasa aneh sekaligus kepo. "Mboten, Mbak. Saya nggak punya sawah." Aku semakin penasaran, belum sempat melanjutkan kepoku, Abang tukang bakso berargumen, "Saya do'akan petani bisa panen, kalau petani panen, saya pun mudah berdagang, laris, banyak yang beli bakso".

Dalam hati segera kuaminkan do'anya dan kudo'akan pula untuk Abang tukang bakso. Luar biasa keyakinan, amalan Abang Tukang bakso ini. Zaman individualisme, orang hanya memikirkan kepentingan dan keberhasilan diri sendiri, instan, tapi dia malah berdo'a untuk orang lain tanpa berpikir dagangannya masih belum laku.

Abang tukang bakso telah mengamalkan sunnah Rasulullah, bahwa barang siapa yang mendo'akan kebaikan untuk saudaranya (sesama muslim) tanpa sepengetahuan yang dido'akan, maka kebaikan yang sama akan ia peroleh.

Tak hanya keyakinan dalam hati, tak sekedar dalam ucapan, sungguh Abang tukang bakso telah mengamalkan dalam kehidupan. Andai hanya berpikir sesaat, egois, individualis, dia akan berdo'a semoga tidak hujan dan baksonya habis, laris manis.

Orang biasa beramal luar biasa. Orang sederhana berpikir melebihi kesederhanaan penampilan dan profesinya. Semoga masih banyak orang-orang seperti Abang tukang bakso ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisannya inspiratif dan menggugah rasa. Mantap. salam.

08 Jul
Balas

Terima kasih, bunda. Salam

08 Jul

makin inspiratif dan semoga makin sukses

08 Jul
Balas

Aamiin. Terima kasih, Pak. Sukses juga untuk Bapak.

08 Jul

Berbuat baik kepada orang lain, walau hanya sepotong doa. Barokallah Bunda

08 Jul
Balas

Waiyyaki

08 Jul

Berkah hidup meski lewat potongan do'a!

08 Jul
Balas

Aamiin

08 Jul

Amin!

10 Jul



search

New Post