Utomo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Diperkosa Mas Eko

Malam ini saya benar-benar merasa diperkosa oleh Mas Eko nara sumber workshop menulis yang saya ikuti. Bagaimana tidak saya katakan diperkosa karena saya dipaksa harus menulis . Menulisnyapun dibatasi minimal 300 kata dan harus selesai malam ini. Parahnya materi tulisannyapun pun bukan topik yang keren. Peserta hanya diminta untuk membuat tulisan dari objek swa fotonya sendiri. Yah terpaksa deh karena sedang jadi murid harus ikut apa yang dimaui guru. Dengan sedikit menggerutu mau tak mau harus mengerjakan tugas itu sambil berharap semoga usaha ini tidak sia-sia. Kapan lagi bisa dipaksa-paksa seperti ini. Biasanya kalau tidak dipaksa tidak pernah selesai. Apalagi yang memaksa juga nara sumber yang berpengalaman. Mas Eko kabarnya adalah mantan editor senior Koran Jawa Pos dan penulis buku yang produktif. Dengan usia belum genap 50 tahun sudah menerbitkan buku lebih dari 50 judul buku.

Oke aku mulai dengan mencoba mencermati wajah ku sendiri. Baru kali ini aku memperhatikan detail wajahku. Benar-benar detil sehingga aku tahu gurat-gurat ketuaan yang selama ini tidak aku sadari. Biasanya di depan cermin hanya sekilas kulihat mukaku untuk sekedar merapikan kumis dan jenggot yang terasa mengganggu. Atau sekedar merapikan rambut ketika mau berangkat ke kantor. Selebihnya tak pernah ku pikirkan seperti apa mukaku ini.

Aku jadi tersenyum sendiri ternyata malam ini aku sadar bahwa sudah tidak muda lagi. Rambut yang dulu hitam lebat kini sudah sudah mulai dihiasi uban putih yang tumbuh hampir merata. Kulit muka yang dulu kencang kini sudah mulai banyak berkerut. Gigi yang dulu lengkap dan kuat sekarang sudah tak utuh lagi, beberapa sudah tanggal dan tak berfungsi optimal. Mata yang dulu tajam dan tahan berjam-jam membaca buku kini sudah tak setajam dan kuat dulu lagi. Untuk bisa membaca dengan jelas harus dibantu kacamata.

Sadarlah aku sekarang ternyata aku sudah tak muda lagi. Ya sudah mulai tua, tapi semangat tak boleh tua. Semangat bukan masalah fisik tapi psikis. Ide tulisan juga bukan masalah usia. Justru banyaknya umur harus semakin arif dan banyak ide. Karena sudah banyak pengalaman yang bisa ditulis yang nanti bisa jadi ilmu yang bermanfaat. Menyitir salah satu kalimat Mas Ihsan bos Media guru saat membuka sesi pelatihan menulis kemarin tentang tulis menulis dan usia. Guru mati meninggalkan buku. Sebagai guru agar bisa memberi manfaat terus menerus harus ada warisan yang berharga untuk anak cucu yaitu buku.

Tanpa sadar tugas menulis 300 kata yang diberikan mas Eko terselesaikan. Entah seperti apa penilaian mas Eko nanti tidak perlu dipikirkan. Yang pasti dari penugasan yang diberikan sudah berhasil memaksaku menghasilkan sebuah tulisan. Lebih dari itu juga menyadarkan kalau sudah semakin tua dan belum menghasilkan warisan yang mengabadikan pengalaman hidup dan pengalaman belajar selama ini. Terimakasih mas Eko perkosaan anda saya nikmati. Saya tunggu perkosaan-perkosaan berikutnya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

tulisannya keren, mengalir lancar, dan enak dibaca. Dahsyat

08 Sep
Balas

Terimakasih Leck Murman. Saya harus banyak belajar dari penjenengan

08 Sep

kokh spt jeruk makan jeruk pak....^_^

08 Sep
Balas

hehehe.... lucu pak... sayapun juga demikian... setelah diperkosa baru tahu manfaatnya...

08 Sep
Balas

Nikmatnya diperkosa ya Bu.,...

08 Sep
Balas



search

New Post