KEKI NIH YE

BY: UUNG ULFAH.SPD

TANTANGAN KE 44 MENUJU 60

Sore itu, suami colak colek sinyal mengajak. Tapi ternyata cuma merayu karena ada perlu mau pinjem uang di Bank. Katanya buat betulin rumah kami yang akan di sewakan. Itu rumah udah lima tahun sejak dibeli, ngga pernah bener bener. Aku ngga begitu perduli, karena memang tempatnya jauh banget dari tempat kerjaku. Toh aku sudah punya rumah sendiri warisan orang tua. Jadi ngga begitu openan, walaupun suamiku bilang, itu rumah dibeli buat kami tempatin berdua menghabiskan hari tua.

Rayuan suamiku, cuma minta aku supaya tanda tangan surat persetujuan pinjaman. Dia mengajukan sebesar 20 juta rupiah dengan jaminan BPKB mobilnya. Tanda tanganpun kuberikan karena katanya buat betulin rumah sampai tuntas. Dalam hati uang segitu buat betulin rumah, apa cukup? dua minggu kemudian uangpun cair masuk rekeningnya. Seperti biasa, udah cair mana ada omongannya. Dia panggil anaknya, untuk betulin mobilnya. Katanya Ban mobil perlu diganti. STNK perlu diperpanjang, yang ternyata udah mati. Tinggallah uang di rekening sisa 8 juta. Aku penasaran ingin liat, padahal biasanya ngga perduli. Lah pah, untuk betulin rumahnya mana?

Setelah kutegur, dia panggil tukang pompa air, katanya mau pasang pompa di rumah sawangan. Akupun penasaran ikutlah ke rumah sana. Alah mak, rumah berantakan. lobang gede di depan rumah untuk pasang spiteng belum juga terlaksana. Gemana pasal rumah mau disewakan? Uangnya sudah habis buat mobilnya. Pas mau bayar cicilan, kulihat kwitansinya, sisa hutang 32 juta rupiah. Lah...keki bukan kepalang. yang tadinya 20 juta berkembang menjadi 32 juta. Ya Allah...aku boleh keki ngga?