Uzlifah Rusydiana

Belajar dan terus belajar... ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Budayakan Gerakan Menanam Sejak Dini

Budayakan Gerakan Menanam Sejak Dini

Salah satu program yang bisa dicanangkan oleh sekolah adiwiyata adalah kegiatan menanam pohon. Selain mendukung program adiwiyata, gerakan menanam pohon juga sebagai wujud proyek penguatan profil pelajar Pancasila (P5) dengan tema gaya hidup berkelanjutan. Kegiatan semacam ini bisa diselenggarakan bersama dinas atau pihak lain yang terkait. Sebagai contoh, kerja sama sekolah dengan Dinas Kehutanan atau pertanian.

Salah satu benih yang bisa ditanam dalam program ini adalah matoa. Meski bukan berasal dari Jawa, tetapi matoa ini bisa tumbuh di berbagai wilayah Indonesia. Pada praktiknya, narasumber bisa membagikan buah matoa kepada siswa terlebih dahulu agar bisa dinikmati. Dari situ siswa digali pendapatnya tentang bagaimana rasa dan tekstrur buah matoa.

Selain itu, siswa juga ditanya tentang gagasan mereka terkait usaha yang bisa dilakukan jika ingin menikmati lebih banyak lagi buah matoa secara gratis dan bisa dinikmati oleh lebih banyak orang lagi terutama dengan keluarga. Serta manfaat lain jika mereka menanam pohon di sekitar rumah atau sekolah.

Dengan menanam pohon di sekitar sekolah tentu banyak sekali manfaatnya bagi siswa dan lingkungan sekolah. Udara menjadi lebih sejuk dan pembelajaran tentu menjadi lebih nyaman. Siswa juga bisa menjadikannya sebaga media pembelajaran pada materi-materi tertentu yang sesuai. Tentu akan menjadi pembelajaran yang kontekstual dan bermakna.

Selanjutnya, siswa diajak ke halaman sekolah untuk menanam biji matoa ke dalam polybag berisi tanah. Narasumber membagikan satu polybag berukuran seperempat kepada setiap siswa. Dengan bimbingan dari narasumber, mereka mencampur tanah dan pupuk terlebih dahulu sebagai media penyemaian matoa. Setelah tercampur rata, mereka memasukkannya ke dalam polybag sebanyak ¾ bagian. Buat lubang sedalam 3 – 5 cm dan isikan biji matoa ke dalam media. Terakhir, menyiram biji yang ditanam agar media menjadi lembap dan meletakkannya di tempat yang teduh hingga benih mulai berkecambah.

Biji matoa tersebut akan berkecambah kurang lebih dua mingguan. Oleh karena itu, siswa harus menyiram benih setiap hari selama penyemaian. Pastikan media penyemaian tetap lembap. Namun, tidak boleh terlalu becek karena bisa mati.

Agar siswa tetap konsisten merawat tanamannya, maka guru dilibatkan untuk memantau perkembangan biji matoa yang ditanam siswa. Secara berkala siswa diminta untuk membuat laporan tentang perkembangan tanamannya. Dengan demikian, secara tidak langsung siswa juga mempelajari tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman dan faktor yang memengaruhi proses tersebut.

Gerakan menanam pohon perlu diprogramkan kepada siswa sejak duduk di bangku sekolah dasar. Dengan begitu siswa akan belajar mencintai diri dan lingkungannya sejak dini. Karena faktanya banyak sekali manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut di tengah ekosistem yang sudah mulai tak seimbang seperti saat ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post