Saya mengutip kata-kata dari Douglas Maloch seorang pengarang berkebangsaan Amerika. Beginilah kata-katanya.

Andaikata tidak mungkin menjadi pucuk cemara di puncak bukit.

Jadilah saja perdu di lembah, perdu yang terbaik di sisi bukit.

Biarlah jadi belukar bila tak mungkin jadi pohon.

Andaikata tak mungkin jadi perdu, jadilah rumput hiasi jalanan.

Bila tak mungkin tumbuhan rambat, jadilah serat berguna, tetapi serat terkuat di tepi danau. Bila semua jadi nahkoda, siapa lagi awak?

Setiap orang mempunyai.

Ada tugas besar, ada tugas kecil.

Tugas kita masing-masing adalah yang paling mungkin

Bila tak mungkin jadi jalan tol, jadilah anda jalan setapak.

Bila tak mungkin mentari, jadilah bintang.

Berhasil atau gagal bukan ukuran.

Apa pun jua Jadilah Yang Terbaik.

Banyak orang besar yang memulai kehidupan di rumah yang paling miskin dan paling sederhana dengan sedikit pendidikan dan tidak punya keunggulan apapun. Thomas Alva Edison adalah penjual koran di kereta api. Andrew Carnegie mulai bekerja dengan upah 4 dolar sebulan dan John D. Rockefeller dengan upah 6 dolar seminggu. Hal yang meonjol pada Abraham Lincoln buka bahwa dia dilahirkan dalam sebuah pondok kayu, tetapi bahwa dia bisa keluar dari pondok kayu itu.

Demonsthenes ahli pidato terbesar dari jaman kuno, bicara gagap! Pertama kali dia bicara di depan umum dia ditertawakan. Julius Caesar menderita ayan. Napoleon Bonaparte dilahirkan dari keluarga kelas rendahan dan jauh dari sebutan pintar (Peringkat empat puluh enam di akademi militer dengan siswa sebanyak enam puluh lima orang). Bethoven tuli sama seperti Alva Edison. Charles Dichens pincang, demikian pula Hendel; Hormerus buta; Plato berpunggung pungguk, Sir Walter Scott lumpuh total.

Apa yang memberi orang-orang besar ini stamina untuk mengatasi kekurangan mereka yang parah dan menjadi sukses? Setiap orang punya impian dalam batin. Impian itu bagaikan api yang tidak dapat dipadamkan. Itulah VISI yang merupakan wawasan hebat yang memunculkan “pekerjaan dari dalam”, menghasilkan semangat untuk mewujudkan impian kita. Seakan-akan itu anak jiwa kita, rancangan untuk mencapai tujuan akhir kita.

Seorang yang mempunyai visi, sedikit bicara tetapi banyak bertindak.

Seorang yang berangan-angan sedikit bertindak, tetapi banyak bicara.

Sesorang yang berangan-angan, mendapatkan keuatan dari luar.

Seorang yang punya visi, jalan terus ketika masalah timbul.

Seorang yang berangan-angan terhenti setelah jalan mulai sulit.

Seseorang yang punya visi, jauh lebih maju selangkah dari orang lain.

Artinya :

“Saat orang lain diam, kita sudah mulai jalan.

Saat orang lain jalan, kita sudah lari.

Saat orang lain lari, kita sudah sampai.

Saat orang lain istirahat, kita mulai jalan lagi”

“Bila tidak ada wahyu (visi), menjadi liarlah rakyat”

(Ams. 29 : 18a)

Pertanyaan dalam diri kita masing-masing kemanakah kita akan melangkah meraih masa depan yang ingin kita capai, dan pada akhirnya kita akan kembali pulang kepada PangkuanNya. Sebuah kata refleksi yang perlu direnungkan “APA YANG TERJADI BILA HARI INI HARI TERAKHIR ANDA DI DUNIA INI” Jawabannya ada pada diri kita masing. Selamat Berkreasi di Masa Depan. Berkah Dalem.

Valentinus Utomo, S. Pd

GURU BK SMA XAVERIUS BANDAR LAMPUNG dan TRAINNER