Ferry Andika Eminarni

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Demonstrasi Kontekstual 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

DEMONTRASI KONTEKSTUAL

MODUL 3.2

PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Oleh : Ferry Andika Eminarni, S.Pd.

Calon Guru Penggerak Angkatan 7

SMP Negeri 2 Bringin Kab. Semarang

Analisis Video Praktik Baik ( Pemanfaatan Aset dengan BAGJA)

Pada Demonstasi Kontekstual kali ini, saya menganalisis tayangan video praktik baik yang menggambarkan pemanfaatan sumber daya sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran murid. Di dalam video tersebut aktornya adalah guru dan murid di SD Negeri Cipanas Kota Serang. Visi dari SD Negeri Cipanas Kota Serang adalah “Terwujudnya generasi yang mandiri, kreatif, gotong royong penuh semangat”. Dari merumuskan visi tersebut, terdapat prakarsa perubahan yang ingin dilakukan oleh guru yaitu “Mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar”.

Untuk mencapai prakarsa perubahan tersebut, guru dapat meenggunakan BAGJA. Langkah awal BAGJA adalah membuat pertanyaan utama yang terdapat dalam tahapan B-uat pertanyaan utama ( Define). Pertanyaan utama inilah yang akan menentukan arah penyelidikan. Dalam video dapat dilihat pertanyaan utama dari prakarasa perubahan tersebut adalah “Bagaimana cara mewujudkan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?’.

BAGJA merupakan adaptasi paradigma inkuiri apresiatif sebagai kerangka berfikir dalam mewujudkan prakarsa perubahan. BAGJA adalah singkatan dari B-uat pertanyaan utama (Define), A-mbil pelajaran (Discover), G-ali mimpi (Dream), J-abarkan rencana (Design), dan A-tur eksekusi (Deliver).

Dari hasil pengamatan tayangan video, pada tahapan B-uat pertanyaan, terdapat pertanyaan utama, yaitu “Bagaimana cara mewujudkan suasana kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?”. Tindakan dalam tahapan ini adalah melakukan penyelidikan. Penyelidikan yang dilakukan dari sumber lain (selain dari diri) karena BAGJA adalah proses kolaboratif. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dukungan atau membuat tim perubahan prakarsa perubahan. Dari video dapat diamati bahwa perumusan pertanyaan utama prakarsa perubahan adalah hasil kolaborasi dengan rekan sejawat. Hal ini tergambar dari kepedulian rekan sejawat tentang perkembangan prakarsa perubahan yang telah dirancang.

Tidak berhenti sampai disini, tahapan B-uat pertanyaan utama juga nampak pada penyampaian kata pemantik pada murid. Murid diberikan dua kata pemantik yaitu “Penyemangat Belajar”. Hal ini akan memancing muird untuk bereaksi. Ditahap ini guru melibatkan murid untuk menginventaris kekuatan dan potensi yang dimiliki. Hal ini akan menimbulkan sebuah motivasi pemberdayaan aset. Diawali dengan mamaknai dua kata “Penyemangat Belajar”.

Tahapan A-mbil pelajaran diawali dengan melanjutkan kegiatan sebelumnya. Tahapan ini guru menggali informasi dari pendapat murid. Dari video, guru menanyakan hal yang muncul ketika mendengan dua kata tersebut dan murid menjawab bahwa hal yang muncul ketika mendengar “penyemangat belajar” adalah makan, sambil mendengarkan musik, dan duduk lesahan. Pada tahap ini, guru juga mengajukan pertanyaan tentang hal yang disukai murid dari kelas mereka dan meminta murid untuk mengamati kelasnya. Murid kembali menjawab dengan hal yang disukai dari kelas mereka, yaitu duduk didekat rak buku karena bisa sambil membaca buku, duduk di dekat jendela karena bisa kena angin dari luar. Tidak berhenti disana, guru melanjutkan dengan menyampaikan rencana kegiatan kunjungan ke kelas 2 dan 6. Hal ini dilakukan untuk melihat apa yang murid sukai melalui kegiatan observasi dikelas tersebut. Murid juga dapat melakukan wawancara terhadap murid di kelas tersebut tentang apa yang mereka sukai (berkait dengan kelas yang menyenangkan). Dalam pelaksanaannya, guru juga membagi murid menjadi empat kelompok. Secara mandiri, murid mengunjungi kelas 2 dan 6 dan melakukan observasi tentang keadaan kelas, papan pajang, hiasan/aransi kelas yang bagus, dan lain-lain. Murid juga mewawancarai murid dikelas tersebut dengan tujuan mengambil pelajaran dari kelas tersebut untuk menambah inspirasi kelas yang membuat semangat. Dihari berikutnya, guru mengajak untuk mendiskusikan secara kelompok hal yang dilihat dan disukai dan mengapa. Guru juga selalu membiasakan untuk ucapkan terima kasih pada murid telah berbagi pengalaman tentang apa yang disukai dari kelas lain dan juga dari kelas sendiri.

Berdasarkan penjelasan tahapan A-mbil pelajaran diatas , dapat dianalisis guru menggali fakta untuk memperoleh data melalui tanya jawab, observasi, wawancara, diskusi kelompok, yang melibatkan pihak lain. Tindakan guru, pertama, guru melakukan kegiatan tanya jawab tentang apa yang muncul dari pertanyaan pemantik “Penyemangat Belajar” .Yang kedua, guru mengajukan pertanyaan tentang hal disukai dari kelas mereka sendiri dan mengamati kelas. Yang ketiga, guru mengajak murid berkunjung ke kelas 2 dan 6 untuk mengobservasi kelas sebagai inspirasi kelas dan mewawancarai murid tentang kelas yang disukai. Murid dilatih mandiri dan bekerjasama dengan kelompoknya dalam observasi dan wawancara di kelas tersebut. Kempat, guru mengajak murid diskusi kelompok membahas hasil kunjungan. Kelima, guru membiasakan ucap terima kasih dalam rangka apresiasi murid. Dari tahapan ini, guru berupaya menemukan inti positif, yaitu potensi yang dimiliki.

Tahapan selanjutnya adalah tahap G-ali mimpi. Tahapan G-ali mimpi diawali dengan guru membagi alat dan bahan untuk tugas kelompok. Kemudian dilanjutkan kegiatan mindfullness selama dua menit dengan menutup mata sejenak membayangkan kelas impian yang nyaman dan menyenangkan serta menjadi penyemangat dalam belajar. Setelah itu guru memberikan pertanyaan "kira-kira kelas seperti apa yang kalian impikan tadi?". Dilanjutkan dengan guru mengajak murid untuk menggambarkan kelas impian yang nyaman dan menyenangkan yang menjadi penyemangat belajar. Secara berkelompok, murid menggambarkan kelas yang nyaman sesuai dengan yang mereka bayangkan. Murid bahu membahu membagi tugas, menggambar, menwarnai, dan lain-lain. Setelah selesai, guru meminta murid mempresentasikan hasil kerja kelompok tentang gambaran kelas impian mereka. Perwakilan kelompok menjelaskan setiap detail dari gambar yang telah dibuat. Dan guru mendampingi presentasi, memfasilitasi dan memotivasi, mengapresiasi serta mencatat presentasi murid.

Dari penjelasan tersebut dapat dianalisis bahwa guru melakukan tindakan guru memulai tahapan ini dengan melakukan teknik mindfullness (kesadaran penuh) membayangkan gambaran masa depan yaitu gambaran kelas impian, guru memfasilitasi diskusi kelompok dengan menyiapkan bahan dan alat untuk menggambar, guru meminta murid untuk kerja kelompok dalam menggambar kelas impian mereka. Guru memfasilitasi murid untuk mempresentasikan produk kerja kelompok mereka. Terakhir guru melakukan pendampingan dan fasilitasi serta motivasi pada murid dan mencatat hasil presentasi murid tentang kelas impian.

Tahapan selanjutnya adalah tahapan Jabarkan rencana. Dalam video, pada pertemuan berikutnya guru mengajak murid membuat daftar apa yang dibutuhkan untuk mewujudkan kelas impian. Murid diajak berkontribusi menentukan kebutuhan apa yang harus dilakukan untuk mewujudkan kelas impian mereka. Di tahap ini, guru juga membuka forum diskusi dan setiap murid diminta mengemukakan pendapat, misalnya lantai yang bersih, dinding yang penuh hiasan, kursi yang bisa diubah-ubah, adanya rak buku. Dari hasil diskusi tersebut, dengan semangat guru mengajak murid untuk membagi tugas.

Dari penjelasan diatas, dapat dianalisis bahwa guru melakukan tindakan untuk mencapai mimpi dalam tahapan sebelumnya, yaitu kelas impian yang nyaman dan menyenangkan bagi murid. Tindakan yang pertama adalah guru membuat daftar kebutuhan/ apa yang dilakukan untuk kelas impian. Kedua, dalam membuat daftar kebutuhan, guru mengajak murid berkontribusi dengan diskusi kelas. Ketiga, setelah didapat daftar kebutuhan kelas, maka guru membagi tugas pada murid diakhiri motivasi semangat.

Tahapan yang terakhir dari alur BAGJA adalah A-tur eksekusi. Tahapan ini adalah tahapan memutuskan langkah yang akan diambil, siapa yang akan terlibat, bagaimana strateginya dan aksi lainnya. Dari tayangan video, guru mengajak murid menentukan pembagian tugas. Murid diberikan kesempatan berkontribusi untuk menentukan pembagian tugas dalam kelompok. Kelas dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan hasil diskusi yang diperoleh dalam tahapan sebelumnya. Kembali guru selalu membiasakan ucap terima kasih sebagai apresiasi atas partisipasi dan keaktifan murid dalam mewujudkan kelas impian mereka. Setelah itu, guru bertanya pada murid kapan waktu untuk mewujudkan kelas impian mereka. Didapat jawaban murid, hari sabtu dan minggu dan mencicilnya ketika pulang sekolah. Dan guru memberikan penawaran untuk memulainya esok hari. Murid diminta untuk menyiapkan alat dan bahannya. Tahapan ini ditutup dengan pemberian semangat pada murid. Semangat! Aku pasti....BISA!

Dari paragraf diatas, dapat dianalisis bahwa guru dalam tahapan A-tur eksekusi, guru memastikan eksekusi dapat berjalan lancar dengan mendesain pengeloaan yang matang tentang pembagian tugas yang jelas, rencana waktu atau jadwal eksekusi. Tindakan yang dilakukan guru pada tahap ini antara lain, menyusun tim kerja (pembagian tugas), menetukan waktu atau jadwal pelaksanaan eksekusi, meminta murid menyiapkan perlengkapan.

Dari tayangan video, setelah melakukan tahapan BAGJA, tiba saatnya melakukan eksekusi (aksi perubahan). Murid bersemangat untuk mewujudkan kelas impian mereka. Kegiatan diawali dengan mengubah meja kursi menjadi letter L, sehingga memudahkan untuk berdiksusi dan diubah-ubah. Menempel hiasan dinding kelas dengan gambar -gambar hasil pembelajaran/membuat hiasan baru dan secara kreatif mendesain tatanan sesuai keinginan mereka. Guru dan murid bahu membahu menghias kelas. Kemudian murid juga membuat rak buku sederhana (menggunakan meja kelas yang dimiliki) yang diletakkan dipojok belakang kelas lengkap dengan kursi untuk duduk sambil menbaca buku. Kegiatan dilanjutkan dengan membuat jadwal piket untuk merawat kelas agar tetap bersih. Jadwal piketpun dihias dan ditempelkan di dinding kelas. Serta ditambah hiasan dinding lain seperti himbauan pada masa pandemi dengan gambar gambar yang menarik. Kelas impian yang nyaman dan menyenangkan sudah terwujud. Diakhir kegiatan, guru dan murid bersorak semangat dan bertepuk tangan tanda apresiasi mereka senang berhasil mewujudkan kelas impian yang nyaman dan menyenangkan, hingga mereka bersemangat untuk memulai pembelajaran dengan kelas impian yang nyaman dan menyenangkan.

Dari tayangan video, tergambar jelas guru memiliki peran penting sebagai pemimpin pembelajaran yang memiliki semangat untuk melakukan perubahan. Guru memiliki cara berfikir dengan menggunakan pendekatan berbasis aset/kekuatan. Guru memulai prakarsa perubahan dengan fokus terhadap apa yang dimiliki dan disukai yang dilihat sebagai kekuatan kelasnya. Guru juga mampu memiliki mimpi terhadap gambaran kelas di masa depan ( kelas impian). Guru mampu membuat rencana berdasarkan kekuatan yang dimiliki. Guru juga mampu membuat suana kelas menjadi penuh semangat dalam melaksanakan eksekusi. Pada akhirnya guru tersebut mampu memimpin dalam pengelolaan sumber daya kelas atau sekolah tersebut dengan melihat inti positif dari setiap aset atau potensi atau kekuatan yang dimiliki untuk berkontribusi terhadap keberhasilan yang ingin dicapai.

Selain itu, guru tersebut juga mampu memenuhi kebutuhan murid dengan membuat prakarsa perubahan mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan. Guru mampu memberdayakan aset yang dimiliki kelas untuk melakukan prakarsa perubahan. Guru tersebut mampu menerapkan kompetensi sosial emosional dengan menerapkan mindfullness dalam kegiatan. Guru mampu berkolaborasi dengan teman sejawat dalam menyusun prakarsa perubahan.

Pada akhirnya, dari analisis pemanfaatan aset dengan BAGJA diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk mewujudkan prakarsa perubahan kelas yang nyaman dan nyaman diperlukan modal atau aset yang mendukung. Aset sebagai sumber daya atau kekuatan atau potensi. Dalam video ini, dianalisis aset yang dimiliki adalah modal manusia, modal sosial, modal politik, modal fisik, modal budaya, modal fisik, modal lingkungan dan modal finansial.

Modal manusia dilihat dari SDM guru yang memiliki cara berfikir menggunakan pendekatan aset adalah aset itu sendiri. Guru yang selalu berpihak pada murid, guru yang mampu berkolaborasi, dan kreatif. Modal sosial dilihat dengan adanya lingkungan yang mendukung. Guru lain dan juga naggota murid lain yang mendukung kegiatan. Modal politik dapat dilihat dari proses kegiatan yang tanpa kendala dan pasti adanya dukungan dari kebijakan yang dibuat oleh Kepala Sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan yang berpihak pada murid. Modal budaya dapat dilihat dari budaya murid yang gotong royong atau bekerjasama dalam mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan. Modal fisik dapat dilihat adari adanya ruang kelas yang tersedia dalam kondisi yang baik, adanya sarana prasarana pembelajaran dikelas. Modal lingkungan dilihat dengan adanya pemanfaatan kertas –kertas hasil tugas yang sebelumnya, misalnya tugas menggambar, dan lain-lain. Modal finansial yaitu adanya penyediaan alat dan bahan oleh guru saat diskusi kelompok, dan perlengkapan menghias dinding kelas yang ada sumber pendanaannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post