Verawati

Verawati, lahir di Bekasi pada tanggal 25 Desember 1977 adalah salah seorang guru Akuntansi di Kabupaten Bekasi yang tidak hanya aktif dalam membina murid-murid...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nikmat Yang Harus Disyukuri

Nikmat Yang Harus Disyukuri

 

Penulis: Verawati

 

Berusaha untuk selalu bahagia saat berada di kelas adalah jurus jitu untuk meningkatkan imunitas kerja.

 

Setiap anak di semua kelas bagi saya adalah istimewa. Bahkan dulu kelas XII AK 3 yang katanya malas kini justru paling rajin jika dibandingkan dengan dua kelas yang lainnya, salah satu indikatornya adalah prosentase kehadiran mereka, keseriusan mereka dalam berlatih dan respon mereka terhadap guru lebih sering menyenangkan daripada menyebalkan.

 

Jika sekali-kali siswa menyebalkan hal itu adalah wajar karena mereka adalah anak-anak yang belum cukup makan asam garam dalam kehidupan. Mereka hanya manusia-manusia lugu yang perlu arahan dan bimbingan bagaimana agar hidup sesuai dengan aturan.

 

 

Lebih sering menceburkan diri kembali ke dunia anak-anak ternyata jauh lebih nyaman dibandingkan dengan menjadi pejabat.

 

Hidup hanya bersama siswa sungguh terasa  bebas.  Energi dan pikiran  tidak perlu memikirkan segala macam kepentingan birokrasi, hal terkait   anggaran dan segala pernak-pernik yang menghabiskan energi.

 

Hidup hanya untuk memikirkan anak bangsa, keluarga, dan kondisi kesehatan fisik dan mental kita saja sungguh indah. Mungkin terkesan sedikit egois dan tidak peduli kepentingan orang banyak tapi hidup ini pada dasarnya adalah pilihan.

 

Karena hidup adalah pilihan maka saya memilih yang paling mampu saya jalani dalam hidup. 

Hal paling penting dalam hidup adalah bagaimana cara bertahan agar tetap hidup.  

 

Salah satu strategi bertahan adalah melepaskan segala pemikiran agar tidak memiliki beban. 

 

Hidup dengan penuh beban akan banyak menguras pikiran. 

 

Pikiran yang penuh beban pekerjaan adalah salah satu penyebab datangnya penyakit dalam kehidupan.

 

Dimulai dari beban pikiran maka akan jadi pemikiran. Terlalu sering dipikirkan maka akan mengganggu kesehatan. 

Penelitian membuktikan sumber utama penyakit fisik adalah berasal dari pikiran. 

Pikiran yang penuh beban membuat hidup menjadi tidak nyaman.

 

Serahkan semua kepada Tuhan. Biarlah kita tidak diberikan jabatan atau harta berlimpah yang penting hidup terasa cukup dan kita diberikan kehidupan yang lapang. Hati yang lapang, pemikiran yang tenang, hati yang penuh dengan kasih sayang dan keluarga yang selalu berusaha untuk saling membahagiakan.

 

Tidak ada satupun hal yang paling berharga kecuali kesempatan hidup yang hingga saat ini masih diberikan.

 

Nikmati, syukuri. Menjadi profesi apapun dan dengan penghasilan berapapun jangan pernah disesali. Tetap berdoa dan berusaha semoga rezeki yang kita terima meskipun sedikit tapi cukup untuk membuat kita bertahan selama hidup di dunia. Lebih bersyukur lagi jika bisa berinvestasi baik di dunia maupun di akhirat kelak.

 

Terimakasih ya Allah, atas segala ketenangan hidup yang telah Engkau beri. 

Atas segala kesadaran pemikiran harus seperti apa hamba mengisi kesempatan hidup yang telah Engkau beri.

 

Alhamdulillah Allah telah sadarkan diri ini sebelum terlambat untuk menikmati hal paling berharga dalam hidup ini.

 

Kehidupan, kesehatan, kelapangan hati, itulah beberapa esensi hidup yang sangat berarti.

 

 

Dari seorang hamba yang merasa begitu bersyukur dengan segala yang Allah beri.

 

Verawati

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post