Verawati

Verawati, lahir di Bekasi pada tanggal 25 Desember 1977 adalah salah seorang guru Akuntansi di Kabupaten Bekasi yang tidak hanya aktif dalam membina murid-murid...

Selengkapnya
Navigasi Web
PERBEDAAN AKHLAK, MORAL DAN ETIKA

PERBEDAAN AKHLAK, MORAL DAN ETIKA

Perbedaan Akhlak, Moral Dan Etika.

(Cuplikan Ceramah Ustadz Azhari Nasution, mesjid Al Fajar Taman Aster, Sabtu, 3 Desember 2022).

Ditulis oleh : Verawati

Pagi ini mesjid taman aster kedatangan tim dari TV ONE untuk syuting acara "Damai Indonesiaku".

Pembicara kali ini ada dua yakni ustadz kyai Syarif dan ustadz Azhari Nasution.

Melihat ustadz Azhari Nasution saya seperti melihat wajah adik laki-laki saya yang sangat mirip dengan beliau.

Ada beberapa hal yang dapat saya tulis kembali dari penjelasan kedua ustadz tersebut mengenai perbedaan antara etika, moral dan akhlak antara lain sebagai berikut:

Pertama, Etika dan moral hanya bersifat fisik atau lahiriah semata tetapi akhlak lahiriah dan juga batiniah.

Orang tersenyum kepada orang lain mungkin sebuah etika karena dianggap ramah, namun hati kecil orang yang tersenyum itu bisa jadi tidak ikhlas dan memendam sebuah kebencian.

Berbeda jika senyuman yang didasari dengan akhlak yang baik yakni tampilan lahiriah dan batiniah akan sesuai dan seirama.

Yang kedua, etika dan moral berkaitan dengan kesepakatan antara sesama manusia dan biasanya tergantung dengan budaya dan tempat yang berbeda sesuai dengan yang disepakati manusia di tempat tersebut.

Contohnya etika bercupika cupiki alias cium pipi kanan dan kiri di Amerika pada yang bukan muhrim mungkin dianggap sesuatu yang bermoral dan beretika karena hal tersebut adalah simbol keramahan saat bertemu.

Tapi etika cium pipi kiri kanan tersebut tidak berlaku di Indonesia karena dianggap tidak etis apalagi jika bukan muhrimnya.

Oleh karena itu, etika dan moral berbeda dengan akhlak karena akhlak akan berlaku universal. Hal tersebut karena sudah berdasarkan ketentuan dari Allah.

Akhlak yang baik menurut aturan Allah akan berlaku sama di belahan dunia manapun.

Yang ketiga, etika dan moral berlaku untuk hubungan antara manusia dengan manusia sementara akhlak tidak hanya mengatur hubungan antara sesama manusia melainkan juga manusia dengan hewan, bahkan manusia dengan seluruh benda di alam semesta ini.

Rasulullah melalui suri tauladannya memberikan contoh bagaimana akhlak yang baik kepada hewan.

Oleh karena itu sebagai seorang muslim kita patut memiliki akhlak kepada sesama manusia, kepada hewan dan bagaimana berlaku ramah kepada alam semesta ini.

Akhlak mengatur hubungan tidak hanya yang bersifat horizontal yakni dengan sesama manusia, hewan dan alam, melainkan juga mengatur hubungan vertikal yakni bagaimana kita memiliki akhlak kepada Allah SWT sebagai pencipta diri kita.

Sebagai mahluk kita tidak bebas untuk menentukan keinginan kita sendiri melainkan harus tunduk kepada apa yang diinginkan oleh pencipta kita.

Yang keempat, terkait permasalahan tentang akhlak, nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Karena sifatnya hanya menyempurnakan, maka pada hakikatnya secara fitrah manusia sudah diciptakan dengan potensi akhlak yang baik.

Untuk menyempurnakan akhlak yang baik tersebut maka Allah mengirimkan nabi Muhammad sebagai contoh manusia yang akhlaknya sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur'an.

Jika kita ingin tahu seperti apa akhlak yang diperintahkan Allah dalam Al-Qur'an, maka kita harus sering mengaji agar tahu bagaimana sebenarnya akhlak manusia yang diinginkan oleh Allah SWT.

Oleh karena itu, meskipun kita tahu bahwa Ilmu sangatlah penting karena ia akan melahirkan pengetahuan, namun akhak justru lebih penting dari ilmu.

Mengapa? Karena orang berilmu belum tentu berakhlak.

Orang yang memiliki akhlak yang baik maka ia akan melakukan ibadah dengan berkualitas. Ibadah tersebut menciptakan akhlak yang baik dalam diri orang tersebut.

Contohnya sholat. Orang yang melakukan ibadah sholat secara berkualitas maka ia akan terhindar dari perbuatan keji dan mungkar.

Dalam kenyataan, kita masih melihat ada orang yang meskipun sudah sholat tetapi masih melakukan perbuatan korupsi misalnya.

Jadi mana yang lebih baik, sholat yang koruptif atau koruptor yang sholat?

Tentu kedua-duanya bukanlah hal yang baik, namun jika dipaksa untuk memilih, tentu sholat yang koruptif adalah lebih baik karena dosa yang dilakukan hanya berdampak kepada dirinya sendiri. Namun korupsi? Tindakan dosa ini akan berdampak merugikan orang banyak.

Oleh karena itu, shalat yang dilakukan oleh manusia adalah salah satu bentuk akhlak kita kepada Allah sebagai sang pencipta.

Ingatlah, manusia yang selalu dekat kepada Al-Qur'an dipastikan iman dan hatinya akan terbentuk. Hal tersebut akan mewarnai akhlak nya selama di dunia.

Manusia yang hidup bersama Alquran tidak hanya untuk kebahagiaan di akhirat, melainkan juga untuk kebahagiaan kehidupan di dunia ini.

Percayalah, manusia yang hidup berdasarkan petunjuk Al-Qur'an maka dipastikan hidupnya di dunia dan di akhirat tidak akan sengsara.

Kita mungkin tidak bisa mencapai kesempurnaan akhlak sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah. Namun paling tidak, kita selalu berusaha mendekati akhlak yang dicontohkan oleh beliau sehingga akan kecipratan akhlak yang seperti beliau meskipun sedikit.

Taman aster, 3 Desember 2022.

Penulis ulang isi ceramah perbedaan akhlak, moral dan etika.

Bu Vera

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post