Kebetulan anak-anakku bersekolah yang sama dengan anak seorang teman. Selama sebulan belajar daring, gurunya setiap hari memberikan tugas lewat wa grup.

Anakku yang kelas 5 belajar sesuai dengan jadwal seperti di sekolah. Karena dianggap sudah mandiri. Pelajaran pun selesai sesuai jam sekolah biasa. Catatan atau tugas langsung difoto dan dikirimkan saat itu juga.

Untuk yang kelas 1 dan TK A, materi sesuai jadwal sekolah juga. Perbedaannya hanya pengumpulan foto catatan/tugas diberi kelonggaran. Tak harus pada jam pelajaran, yang penting hari itu juga. Karena anak belum mampu mandiri dan tak memiliki ponsel sendiri.

Aku sebagai guru SMP bingung sendiri melihat perbedaan nyata antara anak-anak dirumah dengan siswa. Bukan tak senang siswa bertanya. Senang kali malahan. Tapi itu tergantung jenis pertanyaannya. Jika yang ditanyakan materi pelajaran, dengan senang hati menjawabnya.

Pertanyaan siswa hanya berkisar: dikumpul kapan tugasnya, dikerjakan dimana, ditulis tangan atau diketik, nanti habis difoto masuk sekolah dikumpulkan lagi? Sementara ketika memberi tugas, instruksi sudah jelas diberikan. Menjawab tak hanya sekali, melainkan berulang. Mereka terlalu tak peduli hingga malas menscroll keatas. Atau bahkan mereka meresa terlalu lelah untuk sekedar membaca petunjuk. Padahal usia sudah belasan tahun, sudah remaja. Sedangkan anak dirumah masih SD.

Lalu jika sudah ditagih, alasan yang diberikan itu-itu saja. "Mam, katanya gak boleh ngasih tugas banyak-banyak." Astaga, padahal guru memberi tugas pun sesuai kemampuannya untuk koreksi.

Ah, kurasa mereka berpikir ini liburan ya? Maka mereka merasa terbebani untuk belajar. Ntahlah...