Pagi ini aku mendapat pesan dari sahabatku. Dalam pesannya, terkandung makna dalam sekali. “Bu, aku arep crito”. Pesan itu dalam sekali. Aku tahu keadaannya saat ini.

Aku sempatkan waktuku untuk sahabatku itu. Kebetulan hari ini ada waktu senggang 3 jam sebelum mengajar. Nada panggilan masuk masuk berdering. Sedikit gemetar aku mengangkatnya. Benar saja, suara parau dari seberang sana mengisyaratkan sesaknya beban yang dia pendam.

Suara parau itu, hanya baru bisa membalas salamku saja. Suaranya berat. Ada isak di sana. Terhenti beberapa saat sebelum akhirnya aku kumandangkan suaraku yang ceria kepadanya. “Hai! Apa kabar sayangkuuu ..?” Begitu sapaku untuk membangkitkan kekuatannya. “Aku arep crito, akeh” katanya kemudian. “Iya, aku dengarkan” aku menyambutnya.

Satu jam dia menelponku. Banyak kejadian yang dia alami. Dan kejadian itu tidak ringan. Hingga dia butuh sahabat untuk hanya sekedar bercerita dan berbagi. Pembicaraan aku akhiri dengan memberi semangat. Hanya itu yang dia butuhkan sekarang. Sahabat untuk mencurahkan cerita. Yang bisa menguatkannya. Bukan keadaan lingkungan yang seolah membenarkan persepsi mereka tentangnya.

Sesuatu yang selalu ada dalam hidup kita: masalah. Masalah adalah keadaan yang timpang antara harapan dan kenyataan. Ketika kita ada di dalamnya yang perlu dilakukan adalah bagaimana cara kita menghadapi dan mencari solusi. Tetapi ternyata ada hal yang juga berperan penting di dalamnya. Kita perlu ‘lingkungan’ yang nantinya dapat mempengaruhi pengambilan keputusan kita.

8 Nopember 2018

Untuk Sahabatku, Bersandarlah pada Allah SWT