Aku Mencintaimu
Oleh: Vika Varia Mato Vana
Aku mencintaimu dengan utuh, tanpa pandang ada apa di balik senyummu
Aku jatuh luruh, tak mampu menyentuh
Aku berani bertaruh, pasti kau merasakan hal yang sama sepertiku
Karena aku, bagian dari hatimu
(Puisi ini didedikasikan untuk suami yang selalu kuat menopang di belakangku!)
Bukan hal mudah untuk belajar menerima, menata hati, dan mematri. Waktu yang membawa semua menjadi selaras.
Bukan hanya hari ini saja, setiap detik terus mencoba. Bukankah tujuan kita sama? Senja sore di barat sana sudah menanti langkah kita.
‘Ini masih siang, Sayang!’ ujarmu saat itu. Kala tak mengenal siang malam, panas atau hujan. Masa bisa diretas oleh apa saja, termasuk kelalaian.
Lima jari ini masih terbuka untuk segera kau genapi.
-Penulis adalah peserta Sagusabu Pangkalan Bun-
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Lima jari ini masih terbuka untuk kau genapi. Indahnya untaian kata ini.
Terimakasih,Bu. Semoga menginspirasi.
Karena aku, bagian dari hatimu...subhanallah...
Semoga terus terjaga, Bu. Saling mendoakan. :)
Mantabbb!
Terimakasih.