Vivi Nursafitri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Allah Yang Kuas

Allah Yang Kuas

Namaku Annisa aku lahir dibandung 20 Oktober 2000, saat ini aka baru saja lulus di salah satu sekolah swasta di Bandung. Namun karena Ayahku dipindah tugas kan kejakarta aku dan keluarga pun ikut serta. Akupun harus melanjutkan kuliahku dijakarta. Hari ini 4 Agustus 2019 kisah ku dimulai.

Pagi ini cuaca sangat cerah menyertai hari pertama ku dikampus baru, rasa dek-dekan pun menghantui, ada sedikit pertanyaan dalam otak ku "apakah lingkungan nya cocok dengan ku?" Namun aku mencoba menenangkan diriku sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja. Jujur aku tipekal orang yang sulit beradaptasi.

Setelah 30 menit perjalanan menuju kampus. Akhirnya aku yang saat itu diantar ayahku sampai di gerbang kampus, sejujurnya selama perjalanan aku agak kaget dengan macet dan hiruk pikuk jalanan, padahal kampus dan rumahku yang baru cukup dekat. Setelah sampai aku dan ayahku pun bergegas ke ruang rektor untuk mengurus administrasi.

Keesokan harinya aku sebagi mahasiswa baru mengikuti PPLK (Pendidikan dan Pengenalan lingkungan Kampus). Aku pun berkenalan dengan teman baru ku yang bernama Mona dia anak yang humoris.

Aku berteman baik dengannya, akhirnya setelah 3 hari mengikuti kegiatan sebagai anak baru pun selesai.

Aku dan Mona kebetulan satusatu jurusan, pada saat perkuliahan dimulai untuk pertama kali aku cukup terpukau dengan dosen ganteng nan cardas yang mengajar ku. Namanya Randy Subagja, akupun memendam rasa padanya begitu pun sebaliknya. Namun menyembunyikan perasaan masing-masing adalah pilihan kami. Setelah satu semester aku kuliah dia berpamitan melanjutkan studinya diluar negri.

Kuliahku berjalan lancar hingga akhirnya aku bertemu dia lagi sebagai pembimbing skripsi ku. Aku tak tau kapan ia pulang, sejak saat itu kita sering bertemu dan ngobrol. Namun ada yang berbeda dengan obrolan ku siang ini, wajahnya sangat serius dan dia berkata: "Annisa Rahman saya mau jujur kepada mu, selama ini saya memendam rasa padamu sejak kita pertama kali bertemu, saya kira ini perasaan biasa. Namun semakin saya berusaha menghilangkan kamu dari pikiran saya, kamu malah terus-menerus muncul. Apakah kamu memiliki perasaan yang sama ?."

Aku terdiam mematung seperti disambar petir, bahagia tapi bercampur sedih. Ke esokan harinya aku bercerita kepada Mona tentang apa yang dikatakan pak Randy padaku, jawabnya sungguh membuat ku sedih katanya "Yang bener Nis, Pak Randy ngomong gitu. Tetapi sepertinya kalian tidak akan bersama, Pak Randy itu keturunan Tionghoa dia non muslim."

LDR yang paling berat itu Bukan tentang jarak, namun keyakinan. Paginya aku mendatangi Pak Randy lagi untuk menanyakan tentang pengajuan proposal skripsi, namun ada sesuatu juga yang ingin aku bahas denganya hingga aku tidak bisa tidur semalaman. Setelah selesai membahas skripsi Pak Randy bertanya :"Bagaimana Nisa jawabanmu?". Akupun menjawab: " Aku memang memiliki perasaan yang sama seperti yang Bapak rasakan kepadaku, namun kita tidak bisa bersama Pak, dalam agamaku tidak diperbolehkan menikah beda agama. Bapak tau bukan saya Islam". Pak Randy menjawab "saya tau kamu Islam, dari awal saya sudah tau. Saya pun tau kalo kamu akan menjawab seperti itu. Kalo begitu ajari saya Islam agar bisa menikah denganmu". "Aku tidak bisa mengajari Bapak Islam jika Bapak masuk Islam karena ingin menikah dengan saya. Saya ingin Bapak belajar Islam karena Allah". Aku hanya bisa menyerahkan segalanya pada Allah. Semoga Allah memberikan hidayah pada orang yang ku cintai.

Beberapa bulan kemudian hari yang aku tunggu pun datang, akhirnya aku diwisuda, namun semenjak hari itu Pak Randy hilang tanpa kabar. Dalam hati "mungkin dia tak serius padamu, lupakan dia mulai hari baru". Jujur air mataku selalu menetes setiap ku ingat dia. Aku tak kuat dia laki-laki pertama yang tak pernah kulewatkan dalam doa.

Satu tahun kemudian tiba-tiba di hari Idul Fitri yang cerah ada telepon permohonan maaf dari seseorang dan yang paling mengagetkan itu telepon dari Pak Randy selain meminta maaf dia juga menanyakan "Apakah kamu masih sendiri?" Lalu aku jawab " Iya Pak Saya Belum Menikah". "Nanti malam saya mau kerumah ya, mau silaturahmi". "Iyak Pak saya Tunggu". Rasa tak percaya dia mau bertamu, akhirnya bilang ke ayahku " Yah, dosen ku Pak Randy dia mau main". " Mau ngapain ka?". "Mau silaturahmi katanya". Ba'da magrib ternyata dia datang bersama Paman nya membawa bingkisan. Bingkisannya pun ku terima dengan senang hati, setelah basa-basi tak ku sangka Pak Randy berkata :"Pak kedatangan saya kesini tidak hanya untuk sekedar bersilaturahmi saja, ada maksud lain juga. Saya kesini ingin melamar putri Bapak sebagai istri saya". Rasa tak percaya dan air mata tak terbendung lagi. Lanjut Pak Randy "Alhamdulillah saya sudah mualaf, dan belajar banyak tentang agama Islam. Allah memberikan hidayah lewat putri Bapak". Ayahku menjawab "Alhamdulillah, semua keputusan saya berikan sepenuhnya kepada putrinya saya, karena dia yang akan menangani kedepannya". Aku tak bisa berkata-kata lagi selain kata "Bismillah".

Akhirnya setelah beberapa bulan kita pun berdua menikah mengikat janji suci. Sejatinya Allah yang kuasa yang mengatur jodoh, maut dan rejeki. Allah juga yang kuasa memberi hidayah kepada siapa yang Ia kehendaki.

Selesai.

Mohon maaf bila ada kesalahan

Menerima kritik dan saran.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post