Buyar
"Menikahlah lagi, Bang. Aku ikhlas demi melihatmu bahagia," bisikan lembut istriku membuatku terperangah. Apa benar ini Marni? Istriku yang cerewetnya luar biasa. Perempuan yang dahulu kunikahi karena kecantikannya tapi setelah sepuluh tahun dia mirip seperti pakaian kesukaannya, kumal. Daster berlubang yang selalu dikenakan Marni menbuatku makin tak berselera. Walaupun dia sering mengajakku beribadah malam, aku ogah. Hasratku seakan mati melihat daster kumalnya. Belum lagi bentuk tubuhnya yang membesar. Benar-benar sukses menghilangkan selera.Aku mengerjapkan mata, berusaha fokus menatap Marni. Tak ada keraguan di matanya. Hanya tekad kuat. "Aku serius, Bang. Carilah perempuan muda sesuai seleramu." Ucapannya begitu manis. Aku terharu dengan keikhlasannya, aku berjanji akan tetap menyayanginya. "Bang, bangun!" Teriakan Marni membuat mimpiku berantakan.
#keeplearning#positivevirus#Bismillahwriteeveryday
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Pentigraf yang super wow Bunda. Kereeen.
Hadeeh...tumben ada yang iklhas banget gitu..eh ternyata...ampun dah
Mimpi indah ya wkwkwk
He..he.. mimpi'.