Vivit Eka Damayanti

Saya pernah jadi guru Bahasa Inggris di SMAN 1 Ketapang, Sampang. Hobi saya membaca, terutama novel bergenre romantis dan belajar menulis. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ternyata Dia!

Ternyata Dia!

Beberapa hari ini banyak pesan WA masuk senada ke nomor Dewi. Nomor yang digunakan berbeda-beda tapi isinya mirip. Minta sumbangan. Ada yang bahasanya lugas dilengkapi foto. Ada yang pakai rincian jumlah uang yang diperlukan. Ada yang meminta keihklasan semampunya. Anehnya serangan pesan ini dimulai sejak Dewi bergabung di grup "Sore". Grup yang berisi orang-orang yang punya jabatan di provinsi ini. Dewi sendiri digabungkan ke grup itu karena Pak Doni, bosnya, memintanya ikut masuk untuk membantu acara-acara sosial grup.Dewi heran bagaimana nomornya tersebar. Dia tipe orang yang lumayan tertutup jadi teman dan kenalan yang tahu nomornya bisa dihitung. Dewi penasaran siapa di antara anggota grup yang menyebarkan nomornya. Siapa yang menerornya dengan permintaan sumbangan yang masuk seperti air hujan di musim penghujan. Didorong rasa penasaran, Dewi mulai mencari tahu satu persatu anggota grup itu. Dia mengecek ke semua sumber informasi. Media sosial, rekam jejak dan orang yang mengenal mereka di dunia nyata. Bahkan si Bos menjadi salah satu respondennya. Akhirnya risetnya mengerucut ke dua nama, yaitu Pak Tono dan Pak Sadi. Keduanya dikenal sebagai filantrop terbesar di sini. Dewi ragu dengan kebenaran penelitian isengnya. Kemudian Dewi mulai memasang jebakan dengan masuk grup menggunakan nomor baru dan memperkenalkan diri sebagai pengusaha yang berekspansi ke kota ini. Tak lama, ada pesan permintaan sumbangan masuk. Dewi merespons dengan permintaan bertemu orang nomor satu di yayasan itu. Dewi sengaja memakai identitas seorang pengusaha asli sehingga jika mereka mengecek nama dan profilnya, rekam jejak yang muncul adalah milik pengusaha itu. Dengan menjanjikan sumbangan rutin yang jumlahnya besar, Dewi segera dihubungkan dengan si Bos. Segera Dewi membuat janji makan siang di restoran dekat kantornya. Dia sangat berharap bisa menangkap basah siapa di balik pesan meresahkan itu.Ketika Pak Sadi muncul, Dewi kecewa sekali. Orang yang selama ini dikenalnya baik dan tulus ternyata penipu berkedok minta sumbangan. Segera Dewi keluar sebelum Pak Sadi melihatnya. Namun di pintu, dia melihat Pak Tono masuk. Pesan masuk ke nomor barunya, "Saya sudah di lokasi. Ibu pesan meja mana?" Dewi melihat ke arah dalam. Pak Tono sibuk bicara dengan pelayan menanyakan Bu Sinta, orang yang mengajaknya makan siang.

#keeplearning#positivevirus#Bismillahwriteeveryday

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post