رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِاِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْاِيْمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفٌ رَّحِيْمٌ

"Ya Allah, ampunilah dosa‐dosa kami dan dosa‐dosa saudara kami yang telah mendahului kami dengan membawa iman, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang‐orang yang beriman. Ya Allah, sungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang."

(QS. Al‐Hasyr: 10)

Sosial media di zaman ini acap dijadikan sebagai ajang silaturahim oleh penggunanya. Tempat berbagi informasi, kabar berita, dan hal muamalah lainnya. Hampir setiap hari, peristiwa dan kejadian tersaji sebagai kabar berita di timeline kita juga.

Aktivitas seperti itu biasanya memicu prasangka orang lain. Mereka yang melihat aktivitas tersebut, biasanya mencibir dengan menyebutnya riya, mencari perhatian berujung baper. Tak jarang sosmed dijadikan sarana untuk komunikasi dan klarifikasi terkait banyak hal. Tanpa sadar kadang kita suka menghakimi ranah yang bukan urusan kita, suami orang lain nikah lagi kita yang sibuk berghibah, orang posting pergi umroh dianggap riya', posting foto kumpul keluarga dianggap pamer, meminta doa atau berbagi kisah malah dihantam dengan kerasnya "Hei berdoa saja dihadapan Allah, ga usah membagikan persoalanmu di sosial media.... Riya',ujub, mencari perhatian!!".

Padahal isi hati seseorang adalah urusan Allah. Biarlah amal ibadah itu jadi urusan dia dengan Allah.

“Kita jangan masuk wilayahnya orang lain”.

Bahkan seorang Malaikat pencatat amal kebaikan saja tidak bisa mengetahui niat dalam hati seseorang itu. Mau ikhlas atau belum, tetaplah dicatat sebagai amal kebaikan. Hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang bisa mengetahui isi hati seseorang. Semua amalan akan terbongkar ikhlas atau tidaknya nanti di akhirat.

Jangan menghakimi karena boleh jadi kitalah Yang sedang bermasalah dengan hati sendiri, sungguh Hasad merupakan penyakit hati yang tersembunyi, menjadi makanan bagi jin dan iblis yang meraja dan membangun istana pongah didalam jiwa kita.

Manalah kita tahu niat orang lain, mungkin dengan mempublish kegiatan umroh orang tsb berharap kebaikan dan menjadi motivasi bagi yg belum memecut diri utk beribadah kesana.

Manalah pula kita tahu niat hati seorang mempublish cerita juga dokumentasi ditengah musibahnya dan mengharapkan doa rekan kerabat, mungkin agar mereka bisa memberi Ibroh pada keluarga lain yang memiliki kesamaan penderitaan agar merasakan sama sama memiliki sahabat sepenanggungan, juga agar membuat orang lain menjadi lebih bersyukur atas kesehatan yang mereka miliki selama ini.

Manalah kita tahu maksud mempublish foto kumpul keluarga mereka agar bisa disimpan sebagai kenangan didalam file akun FB mereka sendiri karena memory card mereka overload.

Jangan kotori hati kita sendiri dengan ketidak Tahuan kita yang justru malah merusak amalan kita sendiri. Sebab kita pun tidak pernah tahu keadaan akhir seseorang dihadapan Allah nantinya, bisa jadi orang yang kita anggap tidak baik memiliki malab tersembunyi utama ketimbang kita yang hanya sibuk dengan sifat hasad yang merajai jiwa.

15 Desember 2017,

Selasar rumah sakit.( Poli jantung)

Menemani putri cahaya mataku berjuang.

Vonny Olivia Djumadi