Vonny Olivia Djumadi

*I stoped explains myself when i realize people only understand from their level of perception* Belajar, belajar, belajar.. Hidup adalah pembelajaran dan kita ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Sabar Di awal Dan Akhir Ujian
Google picture

Sabar Di awal Dan Akhir Ujian

"Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang orang yang sabar. (Yaitu) orang orang yang apa bila ditimpa musibah, mereka berkata ("Sesungguhnya kami milik Allah dan kepadaNYA lah kami kembali")." { Al-Baqarah : 155-156}

Ketika Allah menimpakan suatu musibah pada umat manusia, sungguh Allah sedang memuliakan hamba tersebut untuk mendekat padaNYA, untuk meningkatkan pengharapan dan keyakinan sepenuhnya hanya padaNYA saja bukan yang lain. Sabar memiliki kedudukan yang agung di dalam Islam. Imam Ahmad rahimahullah pernah berkata, “Penyebutan kata sabar di dalam Al Qur’an ada di lebih dari 90 tempat. Sabar adalah bagian dari iman, sebagaimana kedudukan kepala bagi tubuh. Hal tersebut dikarenakan orang yang tidak memiliki kesabaran dalam menjalankan ketaatan, tidak memiliki kesabaran untuk menjauhi maksiat, dan tidak memiliki kesabaran tatkala tertimpa takdir Allah yang tidak menyenangkan, maka dia kehilangan banyak sekali bagian keimanan” (At Tamhid li Syarh Kitabit Tauhid)

Secara bahasa, sabar adalah menahan atau menghalangi. Dan demikianlah inti makna kesabaran yang diajarkan oleh syariat Islam. Secara syariat, makna sabar adalah menahan lisan dari mengeluh, menahan hati dari rasa murka, dan menahan anggota badan dari menampakkan kemarahan dengan cara merobek-robek sesuatu atau tindakan lain yang menyimpang dari syariat (Syaikh Solih Alu Syaikh dalam At Tamhid).

Maka ketika ujianNYA datang belajarlah untuk menahan diri untuk tidak menanyakan mengapa kita yang diujikan sedangkan kita sudah beribadah dengan baik, sudah melakukan perintah perintahNYA. Karena tidak ada penderitaan yang lebih dari pada penderitaan yang dialami oleh Rasulullah Saw demi menegakkan agama ini.

Saya ingat sekali dulu diusia awal menjadi ibu muda, saya amat tertohok dan marah ketika Allah mengujikan pada saya dan pasangan penyakit yang melemahkan putri kami semata wayang, saya marah betapa tidak adilnya Allah memberikan ujian itu pada makhluk kecil tak berdosa yang DIA titipkan pada saya. Namun rupanya betapa kerdil saya ketika dilatih oleh waktu dan saya banyak mengalami pelajaran kehidupan bahwa apapun yang dia berikan ada kita hanya semata titipanNYA saja. Lantas mengapa kita harus marah dan berlaku tidak pantas sebagai seorang hamba.

Betapa ketika menyadari bahwa apa yang Allah berikan sebagai bentuk musibah bukan hanya teguran agar kita semakin mawas diri, tapi juga agar berbenah pada kesalahan kesalahan arah hidup yang kita jalani ini, maka saya terhujam oleh perasaan menyesal yang dalam atas kesalah fahaman saya menafsirkan kasih sayang Ar Rahmanurrahim dalam sendi sendi kehidupan yang saya lalui.

Seperti juga ibarat ketika orangtua mencintai dan mengasihi kita anaknya, maka ketika kita berbuat keliru dan salah jalan maka orangtua akan memberikan hukuman dan melihat apakah kita memperbaiki diri kita dan mengembalikan kepercayaan lagi. Seperti itulah kasih sayang Allah pada kita bahkan lebih lagi. Allah menegur kita atas apa yang kita perbuat dengan ujian sesuai dengan kapasitas kesanggupan kita yang Allah sudah takar dosisnya, agar kita tidak celaka dan terjerumus didalam kesalahan itu semakin dalam. Namun banyak dari kita justru mempertanyakan pada Allah tentang kepantasan ujian yang mereka jalani seolah mereka lupa bahwa Allah sang pencipta lah yang telah mencatatkan semua yang terjadi di kehidupan kita. Allah sang pengasih yang tak pernah pilih kasih ingin kita bangkit, menuju padaNYA, memperbaiki kesalahan, kekhilafan kita lantas menjadi hamba yang menang. Disqat ujian melanda bukan dengan amarah, caci maki juga keluhan Allah hanya memerintahkan kita untuk bersabar, dan menjadikan sabar serta sholat sebagai sandaran.

Semoga kita semua bisa lebih peka dalam membaca kehendak kehendak Allah yang diturunkan melalui takdirNYA. Bukankah ketika jatuh cinta kita akan mengerti dan faham dengan hati dan perasaan tanpa perlu mempertanyakan. Maka jatuh cinta lah pada sang pemilik hati itu sendiri yang tak akan pernah menyakiti dan tak pilih kasih.

Masih berupaya merengkuh cintaMu ya Robb, pandanglah aku.

Kamar Rawat Inap Teratai RSUD Cibinong,

Mendampingi putri cahaya mataku

5-11-2017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Aamiin aamiin yaa robbal alamiin Seluruh doa terbaik bagi bapak ibu juga sekalian semoga senantiasa Allah merahmati. Barakallah.

11 Nov
Balas

Kerennn

05 Nov
Balas

Semoga senatiasa diberikan ketabahan, kesabaran, dan semakin dekat dengan Allah.

05 Nov
Balas

Semoga Allah SWT segera mengangkat penyakit Putri ibu dan sehat seperti sedia kala

05 Nov
Balas



search

New Post