Sekat Hati
Aku tak lagi ingat rasanya debaran hatiku seperti dulu
saat mata kita beradu pandang dalam alunan melodi cinta yang memabukkan
Kini... Sunyi
Aku berkemas sepi,
hampa dalam genap serupa ganjil
Aku tak lagi ingat sentuh jemarimu
yang dulu selalu mampu menyengat seluruh organ tubuhku
Menstimulasi otakku dan memecah urat syarafku
Dalam malam....
Hening....
Aku merangkum air mata
Luka...
Diantara guratan tawa kepalsuan yang kucipta sebagai topeng fatamorgana atas jati diriku
Aku berguru pada duka yang menenggelamkan seluruh perasaanku tanpa kau mau sadari
Aku berkelana dinaungi sepi dalam ruang waktu
terjebak labirin perasaan yang kita miliki
Tak menyadari dan tanpa tahu kemana arah jalan keluar untuk pergi
Aku...
Kamu...
Dan tingginya dinding pembatas yang menjadi sekat dalam hati kita
Melepasmu diam diam dalam sunyi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar