VS Kurnianingsih

Veronica Sri Kurnianingsih, S.Pd Bekerja sebagai guru IPS di SMPK St Vincentius Surabaya. Jalan Tidar 115 Surabaya. Alumni IKIP Negeri Malang, angkatan ...

Selengkapnya
Navigasi Web
AYAM GORENG DAN BIDUREN

AYAM GORENG DAN BIDUREN

"Mama.... Lihat tubuhku! Semuanya bentol-bentol." Kata anakku sambil menunjukkan seluruh tubuhnya yang bentol-bentol, alergi inilah yang sering aku sebut Biduren.

Sebagai orang tua kuselidiki penyebab alergi pada buah hatiku. Makanan yang dimakan menjadi sasaran pertanyaanku, dan jawabannya adalah makan nasi ayam goreng di depot makan. Ketika esok harinya terjadi kondisi yang sama, kutanya lagi makanan yang dimakannya. Ternyata juga menu nasi sayur dengan ayam goreng beli di rumah makan.

Dalam hatiku bertanya,"Mengapa ketika menu buatanku serba ayam baik digoreng ataupun dibuat masakan berkuah, buah hatiku tidak mengalami alergi?"

Rasa penasaranku timbul, aku cari literatur di perpustakaan sekolah. Kudapatkan buku dengan Judul "Daging Glonggong Ayam Tiren dan Residu Antibiotik" karya Yuni Erwanto

Buku tersebut menjelaskan bahwa pangan adalah masalah penting dalam kehidupan sehari-hari manusia. Apa yang masuk dalam tubuh manusia akan diolah tubuh untuk pengganti sel yang rusak maupun sebagai sumber energi bagi manusia.

Produk daging atau unggas merupakan produk pangan yang bernilai gizi tinggi dan secara ekonomi nilainya terjangkau masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan produsen pangan daging dan unggas berupaya meningkatkan kuantitas produksinya.

Meningkatkan produk daging dan unggas salah satu caranya adalah dengan memberi obat antibiotik pada industri unggas skala kecil dan skala besar dalam jumlah yang nyata. Bahkan penggunaan obat tidak hanya sekedar sebagai obat tetapi juga dapat ditambahkan pada pakan dan air minum hewan peliharaan.

Antibiotik yang sering diberikan adalah Pinicillin dan Tetrasiclyn.

Dampak negatif yang sangat berbahaya dari penggunaan antibiotik antara lain timbulnya alergi pada bayi, anak dan orang tua. Dan juga dapan menimbulkan resistensi mikroba patogen terhadap antibiotik.

Kembali pada pertanyaan semula, mengapa menu daging atau ayam olahanku sendiri tidak menimbulkan alergi sedangkan olahan warung, depot bahkan restoran sekalipun menyebabkan munculnya alergi kulit pada buah hatiku?

Setelah kurenungkan, kuamati dan kubandingkan berhari-hari, ternyata ada perbedaan cara pengolahannya.

Kalau di warung, depot, ataupun restoran, daging atau ayam yang baru dibeli dicuci bersih lalu dimasak dengan menu apapun.

Sedangkan cara memasakku, daging atau ayam yang baru aku beli dari pasar, kucuci bersih, aku rebus 5 - 10 menit, kubuang airnya. Lalu daging atau ayam kuliah sesuai selera.

Perbedaan cara memasak inilah yang mampu mengurangi bahkan membuat buah hatiku terhindar dari alergi kulit atau Biduren.

~Kenali penyebabnya, mencegah lebih baik dari mengobati

~tips buat mama ~ 16.31

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa ibu yang satu ini, biduren saja jadi artikel., hebatkan

03 Dec
Balas

makasih ibu artikelnya sangat bermanfaat sekali sehingga kami bisa mengantisipasi

03 Dec
Balas



search

New Post