SPG SANTA MARIA DALAM INGATANKU
Sekolah Pendidikan Guru Santa Maria, adalah sekolah yang mencetak tenaga guru sekolah dasar dan taman pendidikan kanak-kanak 27 tahun yang lalu.
Penulis adalah angkatan terakhir, dengan teman hanya 21 di kelas I menginjak kelas II banyak teman yang mulai keluar, karena merasa tidak cocok menjadi guru. Hingga kelas III SPG menjadi 17 orang.
Keseruan selama Sekolah masih sangat terasa meskipun sudah lama berlalu. Masuk sekolah jam 7.00 sampai jam 13.00 untuk pelajaran menjadi guru SD Umum. Dilanjutkan jam 14.00 sampai jam 17.00 untuk mencetak guru agama Katolik.
Pelajaran begitu padat, apalagi tugas padat merayap, menjadi guru sekaligus menjadi pendidik ternyata bukan tugas yang ringan, tugas begitu nyata banyaknya pada saat PPL (Pendidikan Pengalaman Lapangan) semua persiapan mengajar harus ditulis dengan tangan kita. Kalau sekarang enak mungkin karena sudah ada komputer dan Laptop yang memudahkan menulis persiapan mengajar.
Keseruan lain adalah pada pelajaran Bahasa Indonesia, pada saat mengarang cerita harus ditulis di papan tulis. Bu Antonia saat itu memberi waktu hanya 5 menit mengarang cerita di papan tulis. Ternyata beliau tidak saja menilai isi cerita tetapi juga cara menulis huruf latin dan huruf lepas. 5 menit berakhir pasti ada komentar salah dalam menulis huruf t atau huruf i dll, seperti kontes mencari bakat di televisi.
Sedangkan pada pelajaran matematika yang awalnya membuat takut ternyata begitu enak dan seru dibawa asuhan Pak Wirana (almarhum)
Kenangan-kenangan begitu kuat dan nyata, apalagi pada saat ini, karena ada Facebook, WhatsApp, Mesengger mampu menyatukan kami yang tercerai berai entah kemana saja.
Satu demi satu, enam belas teman mulai ditemukan. Begitu bertemu lewat Whatshap menjadi ajang reuni dunia maya. 20 sampai 30 percakapan hanya dalam waktu setengah jam.
Joko Susilo adalah teman ke 16 yang berhasil ditemukan oleh Ana. Seorang laki-laki dari 20 wanita, yang kemudian mengundurkan diri di kelas I. Kemungkinan takut masuk sarang bidadari.
Sayang sekali, satu orang teman sudah bahagia di surga. Cicilia Riberu. Teman yang begitu pantai bernyanyi dan bermain piano.
Ketika bertemu pasti ditanya pekerjaan, Anna, Theresia Trismiati mengajar di yayasan Petra. Theresia Lely juga mengajar di sekolah Internasional, Fransiska, Iva, Endah mengajar di Yayasan Yohanes Gabriel, Martina dan Penulis mengajar di Yayasan Santa Lousa. Munis, Tanti mengajar di SD Negeri, Emma membuka kursus privat dan bahasa Inggris di daerah Citra Raya, Retno bekerja sebagai apoteker, sedangkan Eni Priyanti menjadi seorang penulis, bukunya selalu best seller. Joko bekerja di perusahaan. Salamah yang paling jauh tinggal di Bogor, juga menjadi seorang guru. Tinggal seorang yang belum bertemu Erna. Proses menemukan teman satu persatu sangat seru dan mempererat persaudaraan.
Terima kasih para guru SPG Santa Maria yang telah memberi warna pada jiwa kami untuk menjadi guru yang baik.
Meskipun engkau telah tiada tapi semangat dan ekspresi mengajar bapak ibu guru tetap ada di hati.
~Angkatan terakhir SPG Santa Maria mewarnai dunia.
15.57

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Salam satu SPG. Saya juga alumni SPG hehe
Terima kasih ibu Izza, Pak Ignatius, dan Pak Leck Murman. Mari kita warnai dunia pendidikan dengan semangat, ketulusan dan Cinta. I love SPG
Tetep guyup dan bijaksana dalam memanfaatkan sosmed sehingga menghasilkan hal yg positif. Semangat terus ya bu. Berkah dalem
Bersatu memang indah ya bu Vero