No-Face Ternyata Aku Keren!
Dalam film animasi Spirited Away garapan Hayao Miyazaki , ada sosok roh bernama No-Face. Kaonashi dalam bahasa Jepang yang berarti tak berwajah.
Pada awal adegan, roh ini tampak langsing, lemah lembut, dan agak tembus pandang. Ia berdiri di jembatan memandangi roh-roh lain yang hilir-mudik melewatinya begitu saja. Mereka tak acuh padanya.
Tokoh utama dalam animasi ini: Chihiro (manusia), menyapnya saat sedang berjalan menuju tempat pemandian para roh. Lalu No-Face mengikutinya dari belakang.Chihiro melihat No-Face di luar taman rumah pemandian. Lalu dia mengajaknya masuk.
Chihiro berkenalan dengan No-Face
Pada adegan ini, No-Face yang tidak bisa bicara mencoba berbincang dengan Chihiro meski hanya bisa bersuara "uh uh uh". Chihiro merasa iba dan ingin membantu No-Face, tetapi ia tidak dapat memahami apa yang diinginkannya. Akhirnya No-Face menghilang ke dalam tempat pemandian dan berkeliaran di sana tanpa tujuan.
Rumah pemandian itu berisi roh-roh menyeramkan. Tidak semua jahat. Tetapi mereka itu egois, rakus, dan perusak. No-Face berkeliling dan mengamati. Namun, tak ada yang memperhatikannya. Roh berikutnya yang berjumpa dengan No-Face adalah sesosok roh katak yang tamak. Ia meyakini No-Face dapat menciptakan emas.
"Gimmee gimmee gimmee!" Kata si Katak Tamak. Lalu No-Face menelannya.
No-Face memakan katak itu, dan mengambil rupa, dan meniru kepribadiannya.
Dalam film ini dikisahkan, dengan memakan Roh Katak Tamak, No-Face bisa mendapatkan banyak keuntungan. Seperti: mulai tumbuh lengan dan kaki pada tubuhnya, dan ia dapat berbicara menggunakan suara roh sang Katak. No-Face tidak hanya memakan tubuh sang Katak, namun ia juga mengambil seluruh kepribadiannya.
Bertambah buruk, ketika No-Face kemudian dipuja oleh para tamu yang tamak dan egois di rumah pemandian itu, ia terus melahap mereka. No-Face tumbuh membesar dan bertambah ganas, rakus dan egois selama ia tumbuh membesar.
"Aku mau makan semuanya!" Kata No-Face yang menirukan suara roh yang telah dilahapnya.
"Aku pikir, tinggal di dalam rumah pemandian membuatnya sinting," kata Chihiro. Kemudian Chihiro mengamati, "Tampaknya No-Face hanya menjadi buruk selama dan di dalam rumah pemandian saja. Dia perlu dikeluarkan dari sana."
Film ini berakhir bahagia. Chihiro mengobati No-Face dengan adonan pahit yang membuatnya muntah. Dia mengamuk dan mulai mengejar Chihiro, dan dia membawanya keluar sejauh mungkin dari tempat pemandian. Sambil mengejar Chihiro, ia terus-menerus memuntahkan orang-orang yang telah ditelannya dan membuatnya membengkak.
No-Face berangsur-angsur mengecil dan mengecil, sebagaimana keganasan dan kerakusan roh-roh yang dilahapnya perlahan-lahan lenyap meninggalkan tubuhnya. Ia berubah tenang dan menyenangkan. Seperti roh yang juga ia serap dan ia tiru, ia kembali tenang dan tampak lebih bersahabat.
No-Face dengan nikmat menyesap teh, didukung suasana baik di sekelilingnya.
Sayangnya, tidak setiap No-Face berakhir bahagia. Beberapa No-Face tidak pernah keluar dari rumah pemandian.
"Ada No-Face di dalam diri setiap orang," kata Hayao Miyazaki.
Mungkin saja di antara kita ada yang dapat mengenali No-Face pada suatu waktu dalam hidup kita. No-Face yang tersesat, putus asa mencari jati diri dan pengakuan. Dalam pencarian jati diri dan perhatian, No-Face ingin menggambarkan siapa dirinya yang sebenarnya. Sehingga ia akan mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang didambakannya. Dia mencerminkan orang-orang di sekitarnya dan berharap dengan begitu, ia akan mendapatkan pengakuan bahkan pemujaan mereka.
Dalam wawancara dengan majalah film Perancis "POSITIF" (edisi April 2002), Hayao Miyazaki mengatakan, "Aku membuat film ini untuk kedua putra temanku. Seperti halnya Chihiro, mereka juga berusia 10 tahun. Aku bukan mau menunjukkan pada mereka sesuatu seperti bertahan di antara kebaikan dan kejahatan. Aku ingin menunjukkan pada mereka tentang kenyataan, kebenaran dunia."
Dunia memang rumit. Kiranya No-Face, karya Hayao Miyazaki memberi kita kesempatan untuk merefleksikan hal ini melalui dirinya.
[Dikutip dari: priestpenemue.com/ translated by: Widi]
Ada banyak karakter Kaonashi di dunia nyata
Dalam upaya pencarian jati diri, karakter Kaonashi cukup mewakili sebagai sosok anak muda yang baru saja keluar dari dunia kanak-kanaknya.
Begitu keluar dari lingkungan keluarga, mereka akan bersinggungan langsung dengan dunia luar yang akan memengaruhi kepribadian awalnya.
Ada banyak Kaonashi muda yang pergi ke dunia luar tanpa isi, kosong, belum memiliki karakter , tanpa wajah (No-Face).
Out without face
Selama belum menemukan dan memliki karakter yang matang, Kaonashi muda selalu haus akan pengakuan. Tanpa karakter yang matang , di luar sana mereka adalah sasaran empuk hedonis, pluralis, liberal, sekuleris, apatis, yang merupakan pribadi-pribadi yang mengkhawatirkan.
No-face yang haus pengakuan akan jati dirinya, akan mudah dipengaruhi dunia di sekitarnya. Pribadi yang masih kosong ini akan mudah menyerap apapun yang ada di sekitarnya. Tanpa filter yang baik, No-Face dengan cepat dapat berubah menjadi apapun yang diidolakannya, meniru karakter yang dikonsumsinya.
Kaonashi muda yang belum matang ini, bisa berubah menjadi karakter berfikiran pendek, mudah mengambil jalan pintas, terpengaruh karakter yang lain, membelot, atau kembali ke asal (tak berwajah).
Dalam film Spirited Away, No-Face yang terlanjur menjadi monster diberi ramuan pahit oleh Chihiro untuk mengembalikannya ke karakter awal.
Sebagaimana Kaonashi muda yang sudah terlanjur menelan banyak hal yang kemudian memengaruhi dirinya, dan secara keliru meniru karakter disekitarnya, hingga berubah menjadi karakter yang buruk. Anak muda berkarakter No-Face perlu menelan ramuan pahit yang diberikan Chihiro, agar bisa kembali ke karakter kosongnya. Dengan ramuan pahit itu ia akan memfilter apa yang baik bagi pertumbuhan jati dirinya. Sekaligus akan mampu meniru dan mencontoh sikap dan sifat-sifat baik yang juga pernah ditelannya selama ini.
Supaya No-Face kembali memiliki jati dirinya
Chihiro sebagai karakter muda yang sudah matang, berpotensi sebagai penggerak karakter yang lain dan bekerja di balik layar.
Bagi beberapa anak muda yang berkarakter No-Face; keluarga, guru-guru, wali murid dan lingkungan berisi orang dewasa disekitar mereka, diharapkan menjadi Chihiro-Chihiro yang mampu bertindak sebagai teman yang memberi perhatian dan bimbingan bagi Kaonashi muda yang ternyata ada banyak di sekitar kita.
dibahasakan kembali oleh: ['W'-idea]
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar