JARI LENTIK VERSUS PIKIRAN JERNIH?
Saya selalu teringat dengan ungkapan: “Mulutmu harimaumu”. Itu dulu, lho. Statemen Jadul kolonial. Pada era milenial berubah:”Jari lentikmu harimaumu”. Coba renungkan. Berapa kali jari ini menekan keyboard gadget, laptop, atau alat komunikasi lainnya. Bisa jadi seratus, seribu, puluhan ribu, mungkin jutaan tergantung produktivitas seseorang memberdayakan alat komunikasi tersebut. Permasalahan sesungguhnya, apakah jari lentik itu menorehkan karya bermanfaat atau sekadar melanjutkan basa-basi tanpa kata dan beku kalimat bermakna? Atau hanya Copy Paste bisu tanpa karya? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing bukan?
Sejatinya, jari lentik ini digandeng dengan pikiran jernih. Sehingga melahirkan diksi yang mengalirkan kalimat bermakna. Apakah bentuknya puisi, prosa, essay, cerpen,novel, artikel, opini atau karya lainnya? Sungguh praktis hidup di zaman digital. Semua serba mudah dan murah. Dengan klik jari lentik menghasilkan karya monumental mendunia.
Sejak tahun 2017, Saya sering diajak sahabat pegiat literasi untuk menorehkan karya tulis. Akhirnya melahirkan buku antologi (karya bareng) hingga puluhan. Dua buku tunggal sudah menjadi kartu nama saya. Sebagai identitas insan modern di zaman mutakhir ini. Semuanya dengan meng-klik dengan jari lentik ini. Ada sebuah ungkapan: “menulislah, sebelum jarimu tidak bisa bergerak lagi”.
Karena jari lentiklah, seorang Eko Prasetyo (Pemred MediaGuru) bisa melahirkan buku menuju 100 buku. Padahal usianya belum 100 tahun. Bahkan Mas Eko telah ikhlas menulis Kata Pengantar berjudul “Ber-fastabiqul Khairat Lewat Literasi”, untuk menguatkan buku kedua saya, Literasi Spiritual: Mengungkap Metakognitif di Universitas Kehidupan, yang diterbitkan MediaGuru (2020). Sedangkan Saya baru akan menuju buku ketiga. Padahal usia saya sudah setengah abad. Tapi tidak ada kata terlambat untuk megukir karya bukan? Better late than never, demikian kata orang kulon.
Selaras dengan Muh. Khoiri (2016:109) mengungkapkan, “jika hari ini tidak menulis, berarti besoknya saya harus menulis dua artikel. Jika dua hari saya tidak menulis, besok lusanya saya punya utang artikel. Begitu seterusnya”. Sebuah catatan komitmen hati sangat dahsyat, sebagai pengingat terus berkarya tiada henti. Tidak akan ada lagi yang mengatakan, bahwa saya tidak berbakat menulis. Siapapun orangnya pasti ada waktu dan potensi untuk menulis. Bukankah kita semua disajikan Allah SWT 24 jam sehari semalam? Banyak ditentukan dengan manajemen waktu, (QS. Al Asr:1-3)
Terlebih seorang pendidik di lembaga pendidikan. Setiap saat akan bersentuhan dengan media tulis menulis. Imas Kurniasih & Berlin Sani (2018:23) menyatakan, “sangatlah aneh bila ada guru yang mengatakan tidak dapat menulis. Idealnya, mereka mampu mengungkapkan banyak hal secara tertulis. Mengapa bisa? Karena guru adalah sosok yang selalu berpikir secara sistematis untuk setiap kegiatannya”. Dengan menulis, mampu memproduksi gagasan dan sekaligus mengomunikasikan idenya pada dunia. Bukan hanya guru tentunya, tetapi kita semua memiliki ruang dan waktu untuk mengukir kenangan dengan karya spektakuler.
Kembali pada jari lentik versus pikiran jernih, membuat seseorang selalu berniat menorehkan karya. Sekecil apapun karya, bisa jadi sepuluh, dua puluh, tiga puluh tahun akan datang karya kita akan dicatat sejarah. Bisa jadi menginspirasi jutaan orang. Mengalirkan manfaat yang akan dicatat sebagai amal jariyah. Kendati sang penulis telah kembali ke alam baka. Masih ragukah dengan potensi jari lentik Anda? Yu, gerakkan jari lentik ini dengan dihiasi pikiran jernih. Menulislah untuk keabadian cinta literasi dan menghiasi ruang peradaban dari masa ke masa. Wallahu ‘Alam.
Kalenderwak, 03 Februari 2021/21 Jumadil Tsaniah 1422 H.
Pasca Salat Zuhur Pkl. 13.13 Wib.
*) Penulis Buku Jejak Mualaf Literasi dan Literasi Spiritual.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bersyukur Allah gerakkan Jari Lentik saya untuk menulis di gurusiana. Syukron kepada Mas Eko saya cantumkan namanya pada Edisi Artikel kali ini. Berkah dan sehat selalu.
Mengispirasi pak haji
Nuhun bu Yuni
Keren salam literasi
Hatur nuhun apresiasinya
Sukron ya suda membaca
Keren salam literasi
Betul betul hebat pak, mudah mudahsn jari jari q selalu untuk ngetik kalimat yg baik aamiinSalam litersi ,Gurusiana guru ku
Iya bu. Semoga jari ini selalu mengalirkan karya yang maslahat
Luar biasa ulasan pak H.Wahyudin ini. Sukses selalu.
Makasih apresiasinya
Terima kasih semuanya
Luar biasa tulisannya pak haji. Semoga yang dihasilkan jari lentik kita adalah hal2 yang bermanfaat dan produktif. Salam sukses
Aamiin YRA. Terus berkarya
Keren. Semoga jari lentik yang menari di atas gawai dibarengi dengan fikiran yang jernih. Menghantarkan pada Kemanfaatan dan keberkahan. Sukses selalu Bapak. Salam Literasi.
Amiiin doanya maqbul. Terus berkarya dalam kondisi sehat
Keren pak luar biasa, lanjutkan
Keren pak luar biasa, lanjutkan
Nuhun bu Ai