Mendapat tugas entah Bintek atau tugas yang lain ke Semarang adalah hal yg selalu kusambut dengan gegap gempita. Mengapa? Semarang adalah kota kelahiranku. Itu berarti ada kesempatan bagiku untuk menyambangi ibuku dan anak sulungku yang sedang kuliah di UNDIP. Seperti kali ini, malam setelah sesi, aku sempatkan dating dengannya di sebuah kafe dekat rumah kosnya. Mendengarkannya curhat sambil ngopi adalah sensasi gegap gempita itu. Satu hal yang membuat aliran darahku sedikit melambat adalah badannya yang agak kurus d banding sebulan lalu saat dia pulang. Tidak ada alasan yang menurutku akurat perihal badannya itu. Dia seperti tidak ambil peduli, mau kurus atau bertambah berat badan. Menurutnya aktifitas makan masih seperti biasa, hanya aktifitasnya sedikit bertambah setelah ikut salah satu UKM di kampusnya. Itu alasan yang kuanggap tidak akurat. Karena dimata ibunya, kurus itu pertanda ada yang tidak beres dengan pola makannya. Entah kurang nutrisi atau bahkan jumlah asupan. Jadi ingat ketika anak anak masih balita, aku akan merasa gelisah setiap hari jika mereka susah makan. Berbagai vitamin dan perangsang nafsu makan pasti aku gelontorkan. Bila perlu kubawa ke dokter. Saat ini, berlebihankah bila aku merasa tidak nyaman melihat sulungku kurusan? Aku hanya khawatir jangan jangan dia kurang gizi. Jangan jangan dia jarang makan. Sebenarnya uang saku sudah kuperhitungkan untuk biaya hidupnya selama sebulan. Dan kurasa cukup untuk biaya makan dan lainnya. Aduh nak, jangan kurus ya, biar ibu yakin bahwa kamu baik baik saja.