Wahyuning Widhiati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Mengakrabi Gerakan Literasi Sekolah

Mengakrabi Gerakan Literasi Sekolah

MENGAKRABI GERAKAN LITERASI SEKOLAH

WAHYUNING WIDHIATI

Guru Bahasa Inggris SMPN 2 Banjarnegara

Awal tahun pelajaran 2015-2016 yang lalu, Pemerintah telah meluncurkan Permendikbud no 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Dimana salah satu cara untuk menumbuhkan budi pekerti yang baik adalah dengan membaca. Jadi betapa pentingnya peran membaca dalam kehidupan. Dari membaca dan menulis, diharapkan tumbuh generasi emas yang berbudi pekerti yang luhur. Di samping tentunya kebiasaan membaca akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Sebagai tindak lanjut dari Permendikbud ini maka diluncurkanlah Gerakan Literasi Sekolah. Dalam buku panduan Gerakan Literasi Sekolah, Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak,menulis, dan/atau berbicara. GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.

Ada 3 tahapan dalam gerakan ini, yaitu Pembiasaan, Pengembangan dan Pembelajaran. Berikut adalah beberapa alternatif kegiatan yang bisa diterapkan di sekolah.

Pembiasaan

A. Sudut Baca Kelas

Bila perpustakaan sekolah tidak bisa memenuhi kebutuhan bahan bacaan ,Maka dekatkan siswa dengan buku dengan sudut baca kelas.

B. DEAR ( Drop Everything And Read ) / membaca senyap .

DEAR ini sama dengan membaca senyap. Membaca senyap adalah salah satu kegiatan membaca dalam hati (silent reading) yang digunakan untuk membangun kebiasaan atau budaya membaca. Kegiatan ini pada dasarnya adalah memberikan waktu secara rutin kepada peserta didik untuk membaca secara mandiri (independent reading) di sekolah.

C. Kelas yang penuh dengan teks

Pemajangan hasil karya siswa di kelas atau poster tentang ajakan membaca di kelas dan lingkungan sekolah.

Pengembangan

Salah satu hal yang dekat dengan Literasi selain membaca adalah menulis. Maka secara sederhana, budaya literasi dapat didefinisikan sebagai kemampuan menulis dan membaca. Setelah dibiasakan dekat dengan bahan bacaan, bagaimana mengikat hasil bacaan itu ? Salah satunya adalah dengan menulis. Berikut adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan Literasi .

A. Lomba Sudut Baca

Lomba ini bertujuan untuk melatih siswa mengelola perabot kelas dalam hal ini sudut baca dan membiasakan siswa untuk suka membaca.

B. Jam Kunjungan Perpustakaan

Kegiatan ini dibimbing oleh seorang guru yang ditunjuk oleh sekolah. Setiap kelas mendapat jam Kunjungan Perpustakaan selama 1 jam pelajaran. Bentuk kegiatannya adalah berkunjung ke perpustakaan dan membaca buku yang mereka senangi.

C. Menerbitkan hasil karya Siswa dan Guru

Kumpulkan hasil karya siswa yang berhubungan dengan literasi membaca misalnya puisi, cerpen, atau poster menjadi sebuah buku untuk kalangan sekolah sendiri. Demikian juga untuk para guru, sehingga kebiasaan ini tidak hanya berlaku untuk siswa tapi juga untuk guru.

D. Ekstra Kurikuler Jurnalistik

Penerbitan Majalah dinding dan Majalah Sekolah juga merupakan salah satu alternatif kegiatan pembiasaan literasi.

E. Pekan Literasi

Kegiatan pada pekan literasi ini adalah lomba – lomba yang berhubungan dengan membaca dan menulis , ambil waktu pada jeda semester.

F. MOU dengan Koran lokal

Jalin kerjasama dengan koran lokal untuk menampung tulisan hasil karya siswa dan guru

G. Mading Kelas

Bentuk pembiasaan literasi yang lain adalah Mading kelas. Masih berkaitan dengan pengelolaan sudut baca kelas. Mading kelas ini dimaksudkan menjadi salah satu program literasi dimana siswa bebas menulis, berkarya wujud nyata mereka terbiasa membaca.

Pembelajaran

Bagaimana implementasi budaya literasi ini dalam mata pelajaran ? Bisakah hal ini diterapkan dalam pembelajaran ? sebagian besar guru bertanya apakah ada hubungan antara minat baca dengan peningkatan hasil belajar ? Harjasujana (1988) mengungkapkan bahwa minat yang tinggi terhadap suatu topik akan memberikan energi mental tambahan yang diperlukan dalam upaya menyarikan informasi dari suatu teks, sehingga minat membaca memegang peranan yang penting dalam menunjang keberhasilan membaca. Nah, bila kebiasaan ini dikembangkan secara baik, maka pada akhirnya akan diperoleh pemahaman yang lebih baik daripada yang tidak pernah melakukan membaca. Ikatlah buruan siswa dalam suatu materi mapel dalam bentuk tulisan yang dan terstruktur atau dalam bentuk laporan . Semakin baik siswa menuliskan laporan atau deskripsinya, semakin terasah lah kemampuan literasinya. Dan tentu saja pemahamannya terhadap materi pelajaran .

Tidak sulit bukan? Mari kita mulai terapkan Gerakan Literasi Sekolah ini dari yang mudah terlebih dahulu.

Salam Literasi

· Sagusabu Solo

Pernah dimuat di Koran Satelit Post

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pembiasaan dan pengembangannya boleh dicontoh ya bu. Keren

05 Aug
Balas

silahkan ... terima kasih apresiasinya ..

05 Aug

Konten literasi yang menarik utk diterapkan. Mari Bu, kita terus berbagi pengalaman literasi!

08 Aug
Balas

Terima kasih apresiasinya pak, ... semangat berbagi

11 Aug

Bagus...komplit..

05 Aug
Balas

Terima kasih apresiasinya ...

05 Aug

thanks and inspiring.

05 Aug
Balas

Anytime pak

06 Aug



search

New Post