wahyuni rohdianti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

SIKAP SOMBONG DALAM SEKAR PANGKUR MENURUT PANDANGAN ISLAM

Dalam budaya Jawa, ada tembang macapat yang di dalamnya terkandung filosofi tahapan kehidupan seorang manusia, sejak dalam proses tercipta hingga meninggal dan dikuburkan. Salah satu tahapan macapat adalah tembang pangkur.

Salah satu bait tembang pangkur yang akan dikkupas dalam bahasan ini adalah sekar pangkur yang berisi tentang perilaku Sombong, Angkuh,Tinggi Hati. Atau dalam istilah Jawanya adalah Sengguh

Berikut ini akan dikupas mengenai sikap Sombong, Angkuh,atau Tinggi Hati yang ada dalam sekar pangkur yang merupakan anggitan ( ciptaan ) Sunan Kalijogo yang kemudian dituliskan dalam Serat Wedhatama karya Sri Mangkunegoro IV

Berikut ini disampaikan petikan Sekar Pangkur yang berisi tentang kesombongan.

Uripe sepisan rusak

Nora mulur nalare ting saluwir

Kadi ta guwa kang sirung

Sinerang ing maruta

Gumarenggeng anggereng anggung gumrunggung

Pindha padhane si mudha

Prandene paksa kumaki

Kikisane mung sapala

Palayune ngendelke yayah wibi

Bangkit tur bangsane luhur

Lha iya ingkang rama

Balik sira sarawungan bae durung

Mring atining tata krama

Nggon anggon agama suci

Socaning jiwangganira

Jer katara lamun pocapan pasthi

Lumuh asor kudu unggul

Semengah sesongaran

Yen mengkono kena ingaran katungkul

Karem ing reh kaprawiran

Nora enak iku kaki

Yang artinya :

Hidup hanya sekali di dunia berantantakan

Tidak berkembang pikirannya tercabik – cabik ( Picik )

Ibarat goa gelap menyeramkan terlanda angin

Suaranya berkumandang keras sekali

Demikianlah anak muda jika picik pengetahuannya, namun demikian sombongnya minta ampun

Tekadnya remeh sekali, bila menghadapi kesulitan berlindung di balik orang tuanya yang terpandang dan bangsawan

Itu kan ayahmu, sedangkan kamu belum kenal intisari sopan santun ( tata krama )

Yang merupakan ajaran agama ( peraturan yang utama )

Sifat – sifat pribadimu nampak apabila bertutur kata

Tidak mau kalah, maunya menang sendiri

Sombong dan meremehkan orang

Yang demikian dapat disebut tergila – gila akan tingkah laku kesombongan

Itu tidak terpuji, Nak

Petikan tembang Pangkur di atas menggambarkan kesombongan seorang anak manusia. Kesombongan itu timbul karena ia tidak menyadari bahwa pengetahuannya masih picik.Ia merasa pengetahuannya sudah mumpuni sehingga tingkahnya sangat berlebihan, suaranya menggelegar ke mana – mana. Ibarat tong kosong, nyaring sekali bunyinya. Orang yang tidak menyadari kekurangannya justru menganggap dirinya lebih dalam segalanya dari pada orang lain. Ia belum mengetahui intisari pengetahuan yang sebenarnya, sehingga bersikap sangat sombong dan congkak, menganggap remeh dan rendah orang lain, meskipun sebenarnya yang direndahkan justru jauh lebih mumpuni.Ia tidak akan mau kalah, apalagi mengalah. Bahkan ia tidak menyadari sama sekali bahwa setiap tutur katanya iu menunjukkan jati dirinya yang sebenarnya.Ia tidak paham pepatah Jawa yang mengatakan bahwa Ajining Dhiri Gumantung Ana Ing Lathi. Nah, sikap sombong di dalam tembang Pangkur .....di atas merupakan salah satu penyakit hati.

A. Pengertian Sombong / Takabur

Salah satu penyakit hati dalam diri manusia yang dapat menutup jalan hidayah Allah swt adalah sifat sombong atau takabur. Sombong adalah penyakit yg bisa melanda seluruh lapisan masyarakat, dari yang kaya sampai yang miskin, orang alim dan bodoh, yang muslim maupun non muslim, dan lain-lainnya.Sombong adalah watak utama dari iblis, sebagaimana yang diterangkan dalam banyak ayat dalam Al- Qur’an. Sifat sombong memang bisa hinggap pada siapapun, namun yang lebih dominan adalah mereka yang mempunyai banyak potensi

Takabbur secara bahasa artinya Sombong atau membanggakan diri. Orang sombong selalu membanggakan dirinya, sehingga lupa bahwa semua yang dimilikinya hanyalah karena karunia Allah SWT semata. Dan karunia itu harus disyukuri bukan untuk dibangga-banggakan kepada orang lain.

Sedangkan menurut istilah takabur adalah sikap merasa dirinya lebih dari pada orang lain dan memandang rendah orang lain serta tidak mau taat/ tunduk kepada Allah SWT. Penyebab sikap takabur pada umumnya adalah harta, kedudukaan ,ilmu & keturunan.

Sifat takabbur hampir sama dengan sifat ujub. Dimana sifat ujub adalah menganggap kelebihan yang ada pada dirinya adalah atas usahanya sendiri. Sedangkan sifat takbbur mengganggap dirinya lebih mampu dan meremehkan orang lain. Sebagaimana firman Allah swt berikut :

”Wala tusa’ir khaddaka linnasi wala tamsyi fil ardi maraha. Innallaha la yuhibbu kulla mukhtalin fakhurin(18)Waqsid fi masyyika wagdud min sautika. Inna ankaral aswati lasautulhamiru(19)”. (QS. Lukman : 31/18 – 19)

Artinya : ”Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri(18) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai(19)”. (QS. Lukman : 31/18 – 19)

A. Jenis-jenis Takabur

Takabur secara umum terdiri dari 3 jenis yaitu :

1. Takabur kepada Allah swt, sebagaimana yang dilakukan oleh Raja Namrud, Raja Fir’aun dan Abu Lahab.

2. Takabbur kepada Rasulullah saw sehingga jauh dari taat kepada ajaran dan perilaku Rasulullah saw.

3. Takabbur kepada sesama makhluk Allah swt, seperti takabbur karena memiliki harta yang banyak, ilmu, amal, dan nasab dihadapan orang lain.

B. Ciri ciri orang sombong

Di antara ciri-ciri manusia yang suka berperilaku sombong/ takabbur adalah sebagai berikut :

1. Sikap memuji diri

Sikap ini muncul karena merasa dirinya memiliki kelebihan harta, ilmu pengetahuan, dan keturunan atau nasab. Oleh karena itu ia merasa lebih hebat dibanding orang lain.

2. Merendahkan dan meremehkan orang lain.

Sikap ini bisa diwujudkan dengan mamalingkan muka ketika bertemu dengan orang lain yang dikenalnya, karena merasa lebih baik dan lebih hebat darinya.

3. Suka mencela dan membesar-besarkan kesalahan orang lain.

Orang yang takabbur selalu menyangka bahwa dirinyalah yang benar, baik, dan mulia serta mampu malakukan segala sesuatu. Sedangkan orang lain dianggap rendah, kecil, hina dan tak mampu berbuat sesuatu. Bahkan orang lain dimatanya selalu berbuat salah.

C. Bahaya Sikap Takabur :

1. Sikap tercela yang sangat dibenci oleh Allah SWT.Firman Allah Ta’ala : “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan- Nya dengan suatu apapun.dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak – anak yatim, orang – orang miskin, tetangga dekat, tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kamu miliki.Sungguh Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. ( Q.S. An Nisa : 36 )

2. Dibenci oleh orang lain karena keangkuhannya. Firman Allah dalam Q.S. Lukman : 18 : “ dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia ( karena sombong ) dan janganlh berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang – orang yang sombong dan membanggakan diri”.

3. Dapat mematikan hati manusia. Firman Allah Ta’ala : “Adakah dia menjanjikan kepada kamu, bahwa apabila kamu telah mati dan menjadi tulang belulang, sesungguhnya kamu akan dikeluarkan (dari kuburmu ) ?”.( Q.S. Al Mukminun ayat 35 )

4. Tidak mensyukuri nikmat Allah SWT. Firman Allah swt dalam Q.S. Al Israa ayat 83: “ Dan apabila Kami berikankesenangan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri dengan sombong, dan apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa “

5. Akan dimasukan ke dalam neraka . Firman-Nya : “ Maka masukilah pintu – pintu neraka jahanam, kamu kekal di dalamnya.Pasti itu seburuk – buruk tempat orang yang menyombongkan diri. Q.S. An Nahl ayat 29 )

A. Cara Menjauhi Sikap Takabur

1. Membiasakan diri dengan perilaku terpuji.

Jika urusan dunia atau rezeki lihatlah manusia yang berada dibawah. Jika urusan akherat lihatlah manusia yang ada diatas tingkat kedekatannya dengan Allah swt.

2. Membersihkan hati dari sikap takabbur dengan cara memperbanyak zikir kepada Allah swt.

3. Memperbanyak sahabat, sehingga dengan semakin banyak sahabat akan semakin tahu sisi kehidupan lain dari sahabatnya.

Firman Allah taala : “Wa qala rabbukumud’uni astajiblakum. Innalladina yastakbiruna ‘an ‘ibadati sayadkhuluna jahannama dakhirina”. (QS. Al- Mukmin : 40/60)

Yang artinya : ”Dan Tuhanmu berfirman, ”Berdoalah kepadaku, niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk ke neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (QS. Al- Mukmin : 40/60)

Rasulullah saw bersabda :

“An qatadata wa zada fihi wa innallah auha ilayya an tawada’u hatta la yafkhara ahadun ‘ala ahadin wala yabgi ahadun ‘ala ahadin”. (HR. Muslim)

Artinya : “Dari Qatadah dan menambah didalamnya, “Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepada saya supaya kalian bertawadluk hingga tidak ada seorang pun yang menganiaya orang lain dan tidak ada seorangpun yang menyombongkan diri atas orang lain”. (HR. Muslim)

B. Faktor Penyebab Sifat Takabur :

Menurut Imam Al- Ghazali ada tujuh kenikmatan yang menyebabkan seseorang memiliki sifat takbbur yaitu :

1. Ilmu pengetahuan, orang yang berilmu tinggi atau berpendidikan tinggi merasa dirinya orang yang paling pandai bila dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu atau berpendidikan

2. Amal ibadah yang tidak jelas dapat menyebabkan sifat takabbur apalagi bila mendapat perhatian dari orang lain

3. Kebangsawanan, dapat menyebabkan takabbur karena menganggap dirinya lebih tinggi derajadnya daripada kelompok atau kasta lain

4. Kecantikan dan ketampanan wajah, menjadikan orang merendahkan orang lain dan berperilaku sombong

5. Harta dan kekayaan, dapat menjadikan orang meremehkan orang miskin

6. Kekuatan dan kekuasaan, dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimilikinya ia dapat berbuat sewenang-wenang terhadap orang lain tanpa melihat statusnya

7. Banyak pengikut, teman sejati, karib kerabat yang mempunyai kedudukan dan pejabat-pejabat tinggi.

Sumber : mutiaraislam.web

Pakem,

Ayun WHR

4 Maret 2018

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post