walan yudiani

Sederhana, humoris namun ngangenin buat para mantan....

Selengkapnya
Navigasi Web
Balada Tukang Pecel

Balada Tukang Pecel

#tantanganmenulis49

#Cerpen Tiga Paragraf

Kemarin sore ingin sekali rasanya makan ketoprak, panganan jajanan dari lontong (sebangsa ketupat, red) yang dipotong-potong kecil kemudian ditaburi taoge dan ketimun yang diiris-iris lalu diguyur dengan sambal tujuh rupa level lima aroma kacang pekat dikombinasikan dengan kecap serta di taburi kerupuk warna-warni, Maknyus pas dengan suasana hati. Keliling gang keluar gang masuk lagi ke gang, tak ada tanda-tanda kehidupan kalau Bang somad penjual ketoprak berjualan. Dalam hati, kemana nih, Bang Somad?” mana perut sudah mulai demo sepihak nih. Menahan lapar tiada tara. Gumamku sekali lagi.

------0-----

Lima meter dari pinggiran selokan ada anak kecil nongkrong, seperti lagi ada yang ditunggu. “Adek, numpang tanya dong!” tanyaku sambil sesekali tengok kanan-kiri. Kali aja Bang Somad muncul tiba-tiba. “Mau nanya apa Kek!” jawab anak tersebut sekenanya. “Lah, tuwir banget romannya, sampai dibilang Kakek, tapi sudahlah memang sudah tua kali, batinku. Selintas sambil lihat ke spion. “Benar, juga!” ubanku sudah menutupi semua kepala. Jadi geli sendiri. Dari tadi bapak putar-putar masuk gang keluar gang, kok ngga kelihatan bang Somad yah, penjual ketoprak itu. Sesekali sambil melihat jam, wah sebentar lagi mau magrib. Pikirku. “Bang Somad, Kek!” Oh, tadi sama Mba yuni penjual pecel itu, katanya mau jalan-jalan dulu nemanin Mba Yuni katanya sih mau ke rumah abangnya yang di Jatinegara. Oh, gitu, Makasih yah Dek! Aku terus saja starter motor dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di rumah tanpa lagi melihat adek itu menjawab ucapanku.

------0-----

Tiba di rumah, dengan rasa kesal setinggi-tingginya. Kenapa? karena mbak Yuni penjual pecal yang ngontrak di rumahku sempat berpapasan denganku, sebelum aku pergi mencari Bang Somad sudah pamit mau keluar. Bapake, Yuni mau keluar dulu ke Jatinegara. Ada urusan kelurga. Dalam hati yang menahan kesal, kenapa ngga bilang kalau mau pergi juga sama Bang Somad. Yuni...Yuni, penjual pecel yang bikin kesal. Arggghh....argggh. Perut mulai meronta lagi. Tanda belum aman. Tamat.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren,slm literasi pak

04 Jun
Balas

terima kasih bunda, salam literasi

04 Jun

Kayaknya ngefen sama mbak Yuni.Salam literasi.

04 Jun
Balas

Hehe. Bisa juga dibilang begitu

05 Jun



search

New Post